Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Endometritis general_alomedika 2023-05-10T12:09:51+07:00 2023-05-10T12:09:51+07:00
Endometritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Endometritis

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Diagnosis endometritis akut perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan demam selama masa nifas sampai dikonfirmasi adanya penyebab lain. Endometritis akut merupakan suatu diagnosis klinis yang umumnya cukup ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pada anamnesis, dapat ditemukan demam, nyeri perut bawah, dan lochia berbau. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan nyeri tekan pada uterus dan adneksa uterus. Pemeriksaan penunjang bermanfaat untuk eksklusi diagnosis banding dan konfirmasi diagnosis, terutama pada kasus endometritis kronis. Endometritis kronis merupakan kondisi yang sulit didiagnosis dan hanya dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologis pada biopsi endometrium.[4,7,9,12]

Anamnesis

Demam setelah persalinan biasanya merupakan tanda pertama endometritis. Demam setelah persalinan dinamakan puerperal fever yang dapat dibagi menjadi awitan cepat bila terjadi dalam waktu 24-48 jam post partum, dan awitan lambat bila terjadi dalam waktu > 48 jam post partum.

Endometritis pasca persalinan juga dapat menyebabkan keluhan seperti lochia yang berbau, menggigil, dan nyeri perut bawah. Pada endometritis yang tidak berhubungan dengan persalinan, perlu juga ditanyakan mengenai perdarahan per vagina yang abnormal, keputihan abnormal, dispareunia, disuria, dan malaise.

Pada anamnesis juga perlu digali faktor risiko, termasuk riwayat perilaku seksual (misalnya riwayat berganti-ganti pasangan seksual), riwayat obstetrik (misalnya cara persalinan, riwayat keguguran, dan riwayat ketuban pecah dini), serta riwayat penggunaan kontrasepsi. Tanyakan juga mengenai riwayat menstruasi, riwayat penyakit menular seksual, dan penggunaan douche vagina.

Pada endometritis kronis, pasien juga dapat mengeluhkan abortus rekuren, infertilitas, atau perdarahan uterus abnormal.[3,7,11]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien endometritis adalah peningkatan suhu tubuh, takikardia, nyeri abdomen bawah, nyeri tekan pada uterus atau adneksa, nyeri goyang serviks, dan lochia yang berbau. Pada kondisi berat, keadaan umum pasien terlihat lemah.

Untuk menegakkan diagnosis endometritis obstetrik diperlukan adanya suhu oral 38°C atau lebih tinggi dalam 10 hari pertama post partum, atau 38,7°C atau lebih dalam 24 jam pertama post partum. Untuk penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease/ PID), kriteria diagnostik minimum adalah nyeri tekan perut bagian bawah, nyeri goyang serviks, atau nyeri tekan adneksa.[3,8,9,13,14]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari endometritis diantaranya adalah infeksi saluran kemih, appendicitis akut, dan tromboflebitis pelvis.

Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih ditandai dengan disuria, frekuensi dan urgensi, rasa tidak tuntas setelah buang air kecil, serta dapat disertai dengan demam dan nyeri perut bawah. Pada pemeriksaan urinalisis dan kultur urine, dapat ditemukan bakteri dan tanda infeksi lain seperti leukosit esterase.[3]

Appendicitis Akut

Appendicitis akut umumnya diawali dengan nyeri ulu hati yang selanjutnya berpindah ke perut kanan bawah, dapat disertai demam dan mual muntah. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri pada titik McBurney, nyeri lepas tekan, tanda Rovsing dan tanda Psoas. Pada pemeriksaan rectal toucher dapat ditemukan nyeri pada arah jam 10-11. Pemeriksaan penunjang USG abdomen dapat membedakan appendicitis dari endometritis.[3]

Tromboflebitis Pelvis

Tromboflebitis pelvis merupakan infeksi pada pelvis melalui pleksus vena yang melibatkan vena ovarium dan vena cava. Gejalanya meliputi nyeri menetap, leukositosis, dan demam yang terus meninggi. Pada pemeriksaan CT Scan maupun MRI dapat ditemukan trombus pada pleksus vena pelvis.[3]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada endometritis terutama bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis banding dan konfirmasi diagnosis endometritis kronis. Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan terutama adalah biopsi dan pemeriksaan radiologis.

Biopsi

Pemeriksaan biopsi digunakan untuk konfirmasi diagnosis, terutama pada kasus endometritis kronis. Endometritis akut ditandai dengan adanya infiltrasi neutrofil pada kelenjar endometrium. Endometritis kronis ditandai dengan adanya sel limfosit dan sel plasma di dalam stroma endometrium pada pemeriksaan biopsi.[1,3,4,7]

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan CT scan abdomen dan pelvis sebaiknya dilakukan pada pasien yang tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotik selama 48-72 jam. Pemeriksaan ini terutama bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti tromboflebitis pelvis.

Pada USG abdomen, gambaran yang bisa ditemukan pada endometritis akut yaitu penebalan, heterogen endometrium, pengumpulan cairan dalam uterus, dan fokus udara pada uterus. Temuan abnormal lain dapat berupa retensi jaringan plasenta dan gambaran hematoma intrauterin. Pada kasus endometritis kronis, dapat ditemukan gambaran endometrium yang tipis dengan area hiperekoik yang menunjukkan fokus kalsifikasi atau fibrosis, serta lapisan endometrium yang ireguler.

Histerosalpingografi (HSG) berguna untuk mendeteksi adhesi atau perlekatan intrauterin atau sindroma Asherman. Gambaran yang tampak yaitu adanya kalsifikasi endometrium dan ireguleritas kavum endometrium akibat fibrosis, jaringan parut dan kalsifikasi.[1,3,4,7]

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah lengkap pada endometritis menunjukkan leukositosis dengan shift to the left. Walau demikian, pada pasien post partum, leukositosis dapat bersifat fisiologis. Pemeriksaan darah lengkap juga bermanfaat untuk melihat ada tidaknya anemia yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya endometritis pada pasien.[1,3,4,7]

Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram dari duh vagina bermanfaat untuk mengeksklusi diagnosis endometritis. Nilai prediksi negatif dari pewarnaan Gram untuk endometritis mencapai 95% jika tidak ditemukan sel nanah (pus cells) pada hasil pewarnaan Gram..[1,3,4,7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani

Referensi

1. Kitaya K, Takeuchi T, Mizuta S, Matsubayashi H, Ishikawa T. Endometritis, new time, new concepts. Fertil Steril. 2018;110(3):1-7. doi:10.1016/j.fertnstert.2018.04.012
3. Rivlin ME. Endometritis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/254169-overview
4. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines, 2021. 2021. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/default.htm
7. Singh N, Sethi A. Endometritis-Diagnosis,Treatment and its impact on fertility-A Scoping Review. J Bras Reprod Assist. 2022;26(3):538-546. doi:10.5935/1518-0557.20220015
9. Schrey-Petersen S, Tauscher A, Dathan-Stumpf A, Stepan H. Diseases and Complications of the Puerperium. Dtsch Arztebl Int. 2021;118(25):436-446. doi:10.3238/arztebl.m2021.0168
10. World Health Organization (WHO). Guidelines for the Management of Symptomatic Sexually Transmitted Infections.; 2021. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34370424/
11. Workowski KA, Bachmann LH, Chan PA, et al. Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines. 2021. Vol 70.; 2021. doi:10.15585/mmwr.rr7004a1
12. Gillies R, Ashley L, Bergin C. Sonographic findings in acute puerperal endometritis: The hypoechoic rim sign and endomyometrial junction indistinctness. Australas J Ultrasound Med. 2017;20(3):123-128. doi:10.1002/ajum.12057
13. Mackeen AD, Packard RE, Ota E, Speer L. Antibiotic regimens for postpartum endometritis. Cochrane Database Syst Rev. 2015;(2). doi:10.1002/14651858.CD001067.pub3
14. DeNoble AE, Kuller JA, Heine RP, Dotters-katz S. Antibiotics for the Prevention and Treatment of Postsurgical Obstetric Infections. Obstet Gynecol Surv. 2018;73(8):475-485. doi:10.1097/01.pec.0000526609.89886.37

Epidemiologi Endometritis
Penatalaksanaan Endometritis

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
    Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Diskusi Terkait
dr.Euginia Natalia Bato
Dibalas 11 April 2023, 08:29
Penanganan awal pasien curiga endometritis di faskes primer
Oleh: dr.Euginia Natalia Bato
1 Balasan
Alo Dokter. saya punya pasien ibu Nifas hari ke 11 partisipasinya pervaginam di Puskesmas. Dibawa ke IGD PKM dg keluhan Demam tinggi sudah 3 hari, Nyeri...
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 20 Januari 2022, 14:50
Artikel SKP - Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Selama ini masih ada perdebatan mengenai jenis antibiotik yang paling tepat diberikan untuk pasien penyakit radang panggul. Regimen antibiotik...
dr. Jeffry Kristiawan
Dibalas 08 Oktober 2018, 09:25
Berbagi kasus PID dengan retensio urine dan hidronefrosis
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
4 Balasan
seorang wanita 49 tahun dengan keluhan awal nyeri perut sejak 6 hari lalu. nyeri dirasakan di perut bagian bawah disertai adanya keputihan berbau.vital sign...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.