Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Cedera Mata general_alomedika 2023-11-07T12:51:02+07:00 2023-11-07T12:51:02+07:00
Cedera Mata
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Cedera Mata

Oleh :
dr. Sherly Kurniawan
Share To Social Media:

Patofisiologi cedera mata atau trauma mata dibagi menjadi dua, yaitu trauma mekanik dan non mekanik. Trauma mekanik terdiri dari trauma akibat benda tumpul, ruptur bola mata, trauma penetrasi, dan tertinggalnya benda asing pada bola mata. Trauma non mekanik terdiri dari trauma kimia, trauma radiasi, dan trauma termal.[17]

Anatomi Kornea

Patofisiologi cedera mata akan lebih mudah dipahami apabila kita mengetahui lapisan–lapisan kornea sebagai bagian terluar bola mata, dan merupakan bagian yang paling sering mengalami defek pada cedera mata.

Kornea terdiri dari lima lapisan, yaitu Epithelium, Lapisan Bowman, Stroma, Membran Descemet, dan Endothelium, seperti pada Gambar 1. Epitel kornea berguna sebagai barrier terhadap air, bakteri, dan mikroba. Lapisan epitel ini dilapisi oleh film air mata yang memiliki fungsi imunologis (Langerhans cell).[2,3]

Gambar 1: Struktur Kornea

struktur kornea 650-min

Lapisan Bowman terletak di anterior stroma kornea. Lapisan ini setebal 15 nm dan berfungsi mempertahankan bentuk kornea. Lapisan ini tidak memiliki kemampuan degenerasi. Lapisan ketiga merupakan Stroma, yang terdiri dari matriks ekstraseluler yang terbentuk dari kolagen dan proteoglikan.[2,3]

Lapisan selanjutnya adalah Membran Descement, yang berasal dari endotel kornea. Membran ini berbatasan dengan garis schwalbe dan anyaman trabekula, berfungsi sebagai pondasi lapisan pada sel endothelial. Lapisan kornea terakhir adalah endothelium, yang berfungsi untuk menutup area kornea yang rusak.[2,3]

Trauma Mekanik

Trauma mekanik dapat dibagi menjadi cedera mata terbuka (open globe injury), cedera mata tertutup (closed globe injury), dan cedera periokular. Cedera mata terbuka membentuk lesi yang menembus seluruh ketebalan bola mata, sedangkan cedera mata tertutup tidak menembus sampai seluruh ketebalan bola mata.[51]

Trauma mekanik dapat merusak struktur fungsional bola mata. Pada trauma tumpul, adanya gaya yang menghantam mata, akan menyebabkan peningkatan tekanan intraokular yang mendadak. Peningkatan tekanan ini cukup untuk menyebabkan kerusakan pada struktur yang membentuk bola mata, seperti ruptur orbita.[11,13,51]

Trauma mekanik juga dapat menyebabkan terjadinya hematoma retrobulbar, dimana perdarahan yang terjadi terakumulasi di bagian posterior bola mana, dan dapat menekan saraf optik karena peningkatan tekanan intraokular yang ditimbulkan. Hal ini juga dapat menyebabkan penurunan vaskularisasi ke saraf optik, yang dikenal dengan sindrom kompartemen orbita, dan berakhir pada kebutaan.[11,13,51]

Trauma Kimia

Trauma kimia pada mata adalah trauma pada kornea dan konjungtiva yang disebabkan karena adanya kontak dengan bahan kimia asam maupun basa sehingga mengakibatkan kerusakan pada permukaan kornea dan segmen anterior, serta penurunan visus dan kelainan lapang pandang.[8]

Trauma non mekanik meliputi trauma kimia, trauma karena paparan radiasi dan trauma termal. Trauma kimia pada mata merupakan salah satu keadaan kegawatdaruratan oftalmologi karena dapat menyebabkan cedera pada mata, baik ringan, berat bahkan sampai kehilangan penglihatan.[17]

Trauma Kimia oleh Larutan Asam

Trauma kimia oleh larutan asam sebagian besar hanya akan mengenai batas epitel mata, namun bila penetrasi lebih dalam sampai di stroma dapat membahayakan visus. Trauma kimia yang disebabkan asam kuat membuat stroma kornea menjadi kelabu akibat infiltrasi sel radang ke dalamnya. Infiltrasi sel radang ke dalam stroma oleh bahan asam terjadi dalam waktu 24 jam.[17]

Mekanisme trauma asam terjadi karena masuknya molekul hidrogen ke permukaan bola mata dan mengubah pH, sementara anion yang berikatan dengan hidrogen merusak mata dengan cara denaturasi, presipitasi, dan koagulasi protein. Koagulasi protein umumnya menghambat penetrasi zat asam ke lapisan yang lebih dalam, dan membentuk gambaran ground glass pada lapisan stroma kornea, sehingga cedera mata yang disebabkan larutan asam cenderung lebih ringan daripada larutan basa.[8]

Bila mata terkena zat asam, pada minggu pertama akan terjadi koagulasi protein di epitel kornea dan konjungtiva bulbi. Koagulasi protein pada epitel kornea akan menyebabkan kornea menjadi keruh dan terkadang seluruh kornea menjadi terkelupas. Koagulasi protein dapat terjadi sampai ke stroma kornea, keratosit dan endotel kornea, sehingga menyebabkan edema kornea, iritis, katarak. Penetrasi zat asam ke jaringan bola mata yang lebih dalam dapat menyebabkan iritis dan katarak.[13,16]

Asam Fluorida adalah asam lemah yang sedikit berbeda dibandingkan yang lain. Asam ini memiliki sifat seperti larutan alkali, yang dapat dengan cepat mempenetrasi membran sel. Ion fluorida yang masuk ke dalam sel menghambat enzim glikolitik dan berikatan dengan kalsium dan magnesium, sehingga membentuk senyawa yang tidak larut air.[17]

Cedera mata yang disebabkan oleh asam lemah biasanya dalam beberapa hari sudah regenerasi epitel dan kemudian sembuh. Sedangkan cedera yang diakibatkan larutan asam kuat dapat menyebabkan stroma kornea menjadi kelabu karena infiltrasi sel-sel inflamatorik ke dalam lapisan ini dalam waktu 24 jam. Tekanan intraokular akan meningkat pada hari pertama, kemudian menurun dan menjadi normal. Klinis cedera mata biasanya mengalami perbaikan dalam 1-3 minggu kemudian sembuh, namun pada trauma asam kuat dapat menyebabkan terbentuknya ulkus kornea dan vaskularisasi progresif.[16]

Trauma Kimia oleh Larutan Basa

Cedera yang disebabkan larutan basa atau alkali dapat menyebabkan kerusakan kornea karena perubahan pH (>7), proteolisis, dan ulserasi. Basa terdisosiasi menjadi ion hidroksida dan kation di permukaan bola mata. Ion hidroksida membuat reaksi saponifikasi pada membran sel, sedangkan kationnya berinteraksi dengan stroma kolagen dan glikosaminoglikan, lalu menyebabkan koagulasi protein di epitel.[6,15]

Jaringan yang rusak ini menstimulasi respon inflamasi dan merangsang pelepasan enzim proteolitik, sehingga memperberat kerusakan jaringan. Keadaan ini menyebabkan penetrasi lebih dalam melalui kornea dan kamera okuli anterior, kemudian ke retina, sehingga memiliki manifestasi yang lebih berbahaya. Proses yang terjadi disebut necrosis liquefactive.[6]

Interaksi kation dengan glikosaminoglikan menyebabkan kornea menjadi keruh. Hidrasi kolagen menyebabkan distorsi dan pemendekan fibrin sehingga terjadi perubahan pada anyaman trabekular yang selanjutnya dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah trauma dan puncaknya terjadi pada hari ke 12-21. Proses ini melibatkan mediator inflamasi yang dapat merangsang pelepasan prostaglandin dan peningkatan tekanan intraokular.[2]

Referensi

2. American Academy of Ophtalmology. Clinical Aspects of Toxic and Traumatic Injuries of The Anterior Segment. In: American Academy of Ophtalmology. External Disease and Cornea, 2021. 373-376
6. Baradaran-Rafii A, Eslani M, Haq Z, Shirzadeh E, Huvard MJ, Djalilian AR. Current and upcoming therapies for ocular surface chemical injuries. The ocular surface. Pg. 48-64. 2017.
7. Bagheri N, N. Wajda B, M. Calvo C, K. Durrani A, dkk. The Wills Eye Manual: office and emergency room diagnosis and treatment of eye disease. Edisi ke-7. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2017. hlm.47-112.
8. Dua,Harminder. Ting, Darren. Chemical eye injury: pathophysiology, assessment and management. Eye The Scientific Journal of The Royal College of Ophthalmology. PubMed. 2020.
9. Iftikhar, Mustafa. Latif, Asad. Farid, Ummarah. Changes in the Incidence of Eye Trauma Hospitilizations in the United States From 2001-2014. JAMA Ophthalmology. 2019.
10. Lazzaro Douglas, Kaufman, dkk. Textbook of Ocular Trauma. Cham: Springer; hlm. 105-20. 2017.
11. Mohseni M; Blair K; Bradley N. Bragg. Blunt Eye Trauma. NCBI Journal. 2020.
13. Ramadhani, Riszki. Komplikasi Trauma Kimia Asam yang Dilakukan Penetrating Keratoplasty. Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK Universitas Padjajaran Puat Mata Nasional Rumah Sakit Cicendo Bandung. 2019.
14. Safetysign. 10 Cara Melindungi Pekerja dari Cedera Mata di Tempat Kerja Menurut OSHA. 2019. https://www.safetysign.co.id/news/414/10-Cara-Melindungi-Pekerja-dari-Cedera-Mata-di-Tempat-Kerja-Menurut-OSHA
15. Samalo D. Gambaran pasien trauma mata di IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang. Padang: Universitas Andalas. 2017
16. Subbagio S, et al. Trauma Kimia Asam Okuli Dextra. J Agromedicine Volume 6 No.1. 2019
17. Syaefullah, Sufia. Kartiwa, Angga. Kegawatdaruratan Mata Akibat Trauma Mekanik. RS Mata Cicendo. 2019.
18. Trief Daniella, et al. Chemical (Alkali and Acid) Injury of the Conjunctiva and Cornea. American Academy Of Ophthamology. 2020.
51. Krásnik V. Mechanical injuries of the eye. January, 2010. https://www.researchgate.net/publication/45268233

Pendahuluan Cedera Mata
Etiologi Cedera Mata

Artikel Terkait

  • Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
    Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
  • Anatomi Fungsional Mata
    Anatomi Fungsional Mata
  • Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri
    Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri
Diskusi Terkait
dr.M Fauzan Maulana
Dibalas 11 November 2024, 10:25
Tatalaksana trauma mata tersiram air panas
Oleh: dr.M Fauzan Maulana
3 Balasan
Pasien Laki Laki usia 16 th, datang dengan keluhan mata sisi kanan tersiram air panas sejak 1 jam smrs. Mata dirasa perih + nyeri + dan berair + pandangan...
dr.Heri Satryawan
Dibalas 24 April 2024, 08:24
Apakah bisa menggunakan lidocain 7% sebagai anestesi topikal untuk mata?
Oleh: dr.Heri Satryawan
1 Balasan
Mohon arahan dari TS Sekalian, sy bertugas di perifer sering mendapatkan kasus corpal di mata, beberapa kasus di sertai rasa nyeri dan perih, keterbatasan...
Anonymous
Dibalas 15 November 2023, 11:10
Mata terasa perih dan panas terkena lem setan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin diskusi nya dok. Px usia 17 th dtg dgn keluhan mata kiri terkena lem setan, mata terasa perih dan panas, terasa menganjal.. ketika d periksa tidak di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.