Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Tumor Pituitari general_alomedika 2023-05-23T09:17:04+07:00 2023-05-23T09:17:04+07:00
Tumor Pituitari
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Tumor Pituitari

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Tumor pituitari menyumbang sekitar 10–15% dari total kejadian tumor otak. Sebanyak 90% kasus tumor pituitari merupakan adenoma yang bersifat jinak, tetapi beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan patofisiologinya dapat memengaruhi kecepatan pertumbuhan dan agresivitasnya.[1,2]

Di Amerika Serikat, prevalensi tumor pituitari adalah 1,82 kasus per 100.000 orang. Menurut studi, adenoma ditemukan secara tidak sengaja pada nyaris 10% pasien yang diautopsi. Tumor pituitari lebih sering ditemukan di adenohipofisis dan jarang dijumpai di neurohipofisis. Namun, neurohipofisis merupakan lokasi yang umum untuk metastasis tumor pituitari.[2]

shutterstock_712288939-min

Identifikasi tumor pituitari secara dini akan menentukan keberhasilan terapi, sehingga klinisi perlu mengenali tanda dan gejala klinis tumor ini. Gejala dapat timbul akibat tekanan massa terhadap jaringan sekitarnya dan pengaruhnya terhadap organ target. Tumor pituitari dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan produksi hormon tertentu yang memengaruhi organ target.[1,3]

Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan untuk menegakkan diagnosis tumor pituitari adalah pemeriksaan radiologi dan patologi. MRI otak dan regio sella turcica dengan irisan multiplanar tipis menghasilkan penampang aksial, koronal, dan sagital struktur-struktur yang ada di sella turcica. Pemeriksaan histologis, elektromikroskopis, dan imunohistokimia lesi yang dikorelasikan dengan kondisi klinis dan pemeriksaan radiologis akan menunjang diagnosis.[1]

Penatalaksanaan tumor pituitari meliputi terapi medikamentosa dan pembedahan. Obat diberikan sesuai gejala klinis. Misalnya, agonis reseptor dopamin diberikan untuk mengatasi prolaktinoma, sementara terapi penggantian hormon diberikan jika ada defisiensi hormon tertentu. Ada berbagai metode pembedahan untuk mengakses area sella, salah satunya adalah endoskopi dengan pendekatan transnasal.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Kattah JC. Pituitary Tumors. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1157189-overview
2. Lopes MBS. Pituitary Tumors Pathology. Medscape. 2015. https://emedicine.medscape.com/article/1868045-overview
3. Melmed S. Pituitary tumors. Endocrinol Metab Clin North Am. 2015 Mar;44(1):1-9. doi: 10.1016/j.ecl.2014.11.004

Patofisiologi Tumor Pituitari

Artikel Terkait

  • Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
    Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
  • Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
    Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 19 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 14 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 13 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.