Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Brucellosis general_alomedika 2022-05-17T11:39:35+07:00 2022-05-17T11:39:35+07:00
Brucellosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Brucellosis

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Edukasi pasien brucellosis adalah pasien tidak boleh mengonsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi. Pasien yang berisiko terpapar hewan yang terinfeksi, misalnya dokter hewan atau peternak, perlu memeriksakan diri jika merasa bergejala.

Promosi kesehatan brucellosis mencakup pencegahan konsumsi produk susu yang tidak matang, menghindari kontak fisik dengan hewan yang dicurigai terinfeksi, dan memakai pakaian pelindung di rumah jagal.[1-4,8,14-16]

Edukasi Pasien

Secara umum, pasien diedukasi mengenai perjalanan penyakit, rute transmisi, gejala, komplikasi, dan rencana terapi. Sampaikan kepada pasien dan keluarga bahwa penyakit ini merupakan penyakit zoonosis menular. Gali kemungkinan sumber penularan pada pasien, kemudian lakukan edukasi untuk modifikasi. Sebagai contoh, pasien yang sering mengonsumsi susu tanpa pasteurisasi perlu diminta untuk tidak lagi melakukan hal tersebut.

Minta pasien melakukan isolasi mandiri selama sakit dan rajin melakukan protokol kesehatan. Minta pasien untuk menjalani regimen terapi hingga selesai dan sampaikan mengenai kemungkinan relaps.

Sampaikan tanda dan gejala timbulnya komplikasi osteoartikular. Komplikasi osteoartikular adalah yang paling sering ditemui. Meski demikian, katakan pada pasien bahwa komplikasi ini tidak mengancam nyawa.

Sangat penting pula untuk menyampaikan mengenai potensi komplikasi endokarditis. Katakan pada pasien bahwa endokarditis cukup jarang terjadi namun memiliki risiko kematian yang tinggi. Minta pasien untuk datang ke layanan kesehatan segera jika mencurigai dirinya mengalami komplikasi brucellosis.

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Paparan Brucella di tempat kerja dapat dicegah dengan kebersihan yang baik dan menggunakan pakaian atau peralatan pelindung. Penggunaan langkah-langkah keamanan sangat penting untuk mencegah kontaminasi kulit, inhalasi, atau ingesti patogen secara tidak sengaja. Profesi yang mengalami peningkatan risiko paparan dengan Brucella antara lain pekerja rumah potong hewan, dokter hewan, teknisi laboratorium, pemburu, petani, dan produsen ternak

Konsumsi susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi dan kontak langsung dengan hewan merupakan faktor risiko brucellosis. Oleh karenanya, peningkatan layanan veteriner dan pendidikan kesehatan masyarakat memainkan peran penting dalam pengendalian penyakit.

Pada rumah jagal, perlu dilakukan pemisahan area jagal dengan area lainnya. Pada setting peternakan, hewan yang sakit dipisahkan dengan yang sehat. Minta untuk menggunakan pakaian pelindung dan desinfektan, serta mengatur sirkulasi udara.

Vaksinasi

Untuk saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah brucellosis pada manusia. Vaksinasi untuk hewan tersedia dalam jenis Brucella abortus B19 dan RB51 untuk sapi, serta Brucella melitensis Rev 1 untuk domba dan kambing. Vaksinasi untuk mencegah B. melitensis pada sapi dan Brucella suis pada babi untuk saat ini belum tersedia.

Pelacakan Kontak Erat

Pada kasus konfirmasi brucellosis, anggota keluarga yang tinggal serumah perlu dilakukan penapisan untuk mendeteksi kasus baru, memberikan terapi sejak awal, serta untuk mencegah komplikasi. Kontak erat ini perlu menjalani evaluasi klinis dan pemeriksaan serologis. Pemeriksaan serologis diulang setelah 6 dan 12 minggu.

Profilaksis Pasca Pajanan

Pada individu yang rentan terpapar bakteri Brucella, misalnya saja teknisi laboratorium, dapat dilakukan pemeriksaan serologis dan profilaksis pasca pajanan. Regimen profilaksis yang dapat digunakan adalah doxycycline 100 mg per oral 2 kali sehari ditambahkan rifampicin 600 mg/ hari selama 3 minggu.[1-4,8,14-17]

Referensi

1. Hasanjani Roushan MR, Ebrahimpour S. Human brucellosis: An overview. Caspian J Intern Med. 2015;6(1):46-47.
2. Golshani M, Buozari S. A review of Brucellosis in Iran: Epidemiology, Risk Factors, Diagnosis, Control, and Prevention. Iran Biomed J. 2017 Nov;21(6):349-59. doi: 10.18869/acadpub.ibj.21.6.349.
3. Adetunji SA, Ramirez G, Foster MJ, Arenas-Gamboa AM. A systematic review and meta-analysis of the prevalence of osteoarticular brucellosis. PLoS Negl Trop Dis. 2019 Jan 18;13(1):e0007112. doi: 10.1371/journal.pntd.0007112.
4. Bosilkovski M. Brucellosis: Epidemiology, microbiology, clinical manifestations, and diagnosis. UpToDate, 2021.
8. Głowacka P, Żakowska D, Naylor K, Niemcewicz M, Bielawska-Drózd A. Brucella - Virulence Factors, Pathogenesis and Treatment. Pol J Microbiol. 2018 Jun 30;67(2):151-161. doi: 10.21307/pjm-2018-029.
14. Hayoun MA, Muco E, Shorman M. Brucellosis. [Updated 2021 Sep 18]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441831/
15. Villate SCA, Casallas JCG. Update of Antibiotic Therapy of Brucellosis. In M. Ranjbar, M. Nojomi, & M. T. Mascellino (Eds.), New Insight into Brucella Infection and Foodborne Diseases. IntechOpen, 2020. https://doi.org/10.5772/intechopen.86325
16. Bennett NJ. Brucellosis. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/213430-overview
17. CDC. Brucellosis Reference Guide: Exposures, Testing, And Prevention. 2017. https://www.cdc.gov/brucellosis/pdf/brucellosi-reference-guide.pdf

Prognosis Brucellosis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.