Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Infeksi CMV general_alomedika 2023-01-23T10:20:35+07:00 2023-01-23T10:20:35+07:00
Infeksi CMV
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Infeksi CMV

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Patofisiologi infeksi CMV mencakup peran biologi molekuler virus Human cytomegalovirus (HCMV), manusia sebagai reservoir, dan transmisi pada manusia. Berdasarkan penyebabnya, patofisiologi infeksi CMV diklasifikasi menjadi infeksi primer dan sekunder.[3,6-8]

Biologi Molekuler Virus

Human cytomegalovirus (HCMV) memiliki glikoprotein B yang berfungsi untuk menginvasi virus ke dalam sel dan berfusi dengan membran sel virus. Protein dari virus akan berikatan dengan nukleus sel dan bereplikasi di dalam sel tersebut. Protein dari virus akan mengganggu aktivitas regulasi dan metabolisme sel inang yang selanjutnya dimulai proses replikasi dari virus.[3,6]

HCMV sendiri memiliki sifat replikasi yang lambat disebabkan karena produksi protein yang lambat pada tubuh virus. Setelah virus bereplikasi dalam nukleus, virus akan keluar ke sitoplasma sel dan dilepaskan ke aliran darah sehingga terbentuk fase viremia dalam tubuh pasien.[3,6]

Setelah virus masuk ke dalam sitoplasma sel, virus akan menginduksi suatu kaskade imun yang akan memasuki fase infeksi dari herpesvirus. Pada fase infeksi, respon sistem imun tubuh juga akan teraktivasi.[3]

Respon peradangan seluler terhadap infeksi ini terdiri atas sel plasma, limfosit, makrofag dan monosit. Produksi antibodi dan respon limfosit T akan berbanding terbalik dengan derajat keparahan penyakit. Sel yang terinfeksi menjadi lebih besar dan umumnya berisi inklusi intranuklear yang terletak agak ke tepi dan dikelilingi daerah halo/terang, sehingga tampak seperti “mata burung hantu”.[6]

Transmisi Human cytomegalovirus

Manusia merupakan satu-satunya reservoir dari HCMV. Virus dapat ditemukan di saliva, urine, semen, sekresi serviks dan vagina, air susu ibu, serta darah pasien. HCMV menyebar melalui kontak yang erat dan berulang. Pada usia remaja lanjut dan dewasa muda, virus ini sering ditularkan melalui hubungan seksual dari penderita yang terinfeksi secara asimptomatik dan teraktivasi pada keadaan imunokompromais.[6,9]

Transmisi Infeksi Primer

Pada bayi, infeksi CMV dapat ditularkan secara intrauterine, intrapartum, dan antenatal. Setelah CMV ditransmisikan melalui infeksi primer, virus menetap secara dorman di sel myeloid.[6,9]

Transmisi intrauterine menjadi rute terbanyak yang menyebabkan terjadinya infeksi CMV pada janin. Plasenta menjadi barrier antara ibu dan janin pada trimester pertama kehamilan dan berfungsi untuk menjaga janin dari sistem respon imun ibu yang sedang teraktivasi, namun penularan infeksi ke janin masih tetap dapat terjadi. Penularan ke janin disebabkan oleh karena sistem imunitas janin yang belum terbentuk.[4,6,9]

Penularan secara intrapartum umumnya terjadi akibat paparan dari sekret vagina yang terinfeksi CMV apabila bayi dilahirkan secara normal. Pada masa antenatal, umumnya penularan disebabkan akibat bayi menyusu air susu ibu yang terinfeksi CMV. Infeksi kongenital pada bayi memiliki dampak paling parah dan kelainan saraf jangka panjang apabila dibandingkan penularan yang terjadi secara intrapartum dan antenatal.[4,6,9]

Transmisi Infeksi Sekunder

Penderita imunokompromais lebih rentan terinfeksi CMV. Hal ini dibuktikan dari 90% penderita yang terinfeksi HIV juga mengalami predisposisi infeksi virus CMV. Hal ini juga didapati pada pasien yang memiliki riwayat transplantasi organ.[6]

Selain itu, ada pasien yang memiliki riwayat penyakit autoimun sebelumnya, seperti riwayat inflammatory bowel disease, didapati bahwa adanya sitokin TNF-α dan IFN-γ pada proses penyakit tersebut juga terkait dengan reaktivasi dari infeksi CMV laten.[5]

Klasifikasi Infeksi CMV

Berdasarkan penularan virus, infeksi CMV dapat diklasifikasikan menjadi infeksi primer dan sekunder.

Infeksi CMV Primer

Infeksi primer adalah infeksi yang tidak bermanifestasi pada tubuh penderita, umumnya hanya ditegakkan melalui pemeriksaan serologi dimana didapatkan hasil seropositive CMV. Pada infeksi CMV primer umumnya virus sudah ditularkan sejak lahir namun tidak bergejala.[8,9]

Serokonversi positif pada infeksi CMV umumnya akan meningkat berdasarkan usia dimana didapati 36% pada anak usia 6‒11 tahun dan dapat mencapai 91% pada usia 80 tahun, serta seropositive kehamilan umumnya terjadi sekitar 1‒4%.[7,8]

Infeksi CMV Sekunder

Infeksi CMV sekunder adalah penularan virus dari lingkungan luar dan bermanifestasi langsung pada tubuh penderita, terutama pada pasien dengan status imun yang rendah atau imunokompromais. Infeksi CMV primer maupun sekunder tidak dapat dibedakan berdasarkan gejala klinis ataupun pemeriksaan serologi.[7,8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

3. Griffiths P, et al. The pathogenesis of human cytomegalovirus. Journal of Pathology. 2015; 235:288-297.
4. Swanson E, Schleiss M. Congenital Cytomegalovirus Infection: New Prospects for Prevention and Therapy. Pediatric Clinic North America. 2013; 60(2): 1-17.
5. Nangle S, Mitra S, et al. Cytomegalovirus infection in immunocompetent adults: Is observation still the best strategy? IDCases. 2018 Aug 28;14:e00442. doi: 10.1016/j.idcr.2018.e00442. PMID: 30202727; PMCID: PMC6129681.
6. Beltran P, Cristea I. The life cycle and pathogenesis of human cytomegalovirus infection: lessons from proteomics. 2014; 11(6): 697-711.
7. Yinon Y, Farine D, Yudin M. Cytomegalovirus Infection in Pregnancy. SOGC Clinical Practice Guideline. 2010; 240:1-7.
8. Cedeno-Mendoza R. Cytomegalovirus. Medscape. July 2021. https://emedicine.medscape.com/article/215702-overview
9. Yadav RK, Maity S, Saha S. A review on TORCH: groups of congenital infection during pregnancy. Journal of Scientific & Innovative Research. 2014; 3(2): 258-264.

Pendahuluan Infeksi CMV
Etiologi Infeksi CMV

Artikel Terkait

  • Pencegahan dan Terapi Infeksi CMV pada Resipien Transplantasi
    Pencegahan dan Terapi Infeksi CMV pada Resipien Transplantasi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 06:54
Pemeriksaan CMV kongenital pada usia 1 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Kasus CMV kongenital dilakukan pemeriksaan pada usia 1 bulan didapatkan IgG positif, IgM negatif, dan PCR positif. Pertanyaannya, PCR positif menunjukkan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.