Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Influenza kirti 2024-01-02T16:05:54+07:00 2024-01-02T16:05:54+07:00
Influenza
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Influenza

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Pada kebanyakan kasus pasien imunokompeten, penatalaksanaan influenza hanya bersifat suportif. Hal ini karena penyakit ini mayoritas bersifat swasirna. Pasien diminta beristirahat, cukup minum, dan bisa diberikan antipiretik untuk meredakan gejala.[1]

Pemberian antivirus belum terbukti memiliki manfaat bermakna dalam penanganan influenza. Terdapat studi yang menunjukkan bahwa pemberian antivirus tidak mengurangi angka rawat inap maupun mengurangi gejala influenza secara signifikan.[14,20,21]

Terapi Suportif

Penanganan awal yang dapat diberikan adalah menganjurkan istirahat dan menghindari kontak dengan orang lain. Minta pasien mencukupi kebutuhan cairan dengan banyak minum. Antipiretik, seperti paracetamol atau ibuprofen, dapat diberikan untuk mengurangi gejala.[2]

Pada pasien yang tidak termasuk risiko tinggi dan hanya mengalami influenza ringan, tidak ada bukti bahwa pemberian antivirus bermanfaat. Pemberian antivirus dapat dipertimbangkan pada pasien berisiko tinggi mengalami komplikasi dalam 24 jam pertama setelah awitan.[15]

Pemberian Antivirus                                                                        

Pemberian antivirus seperti oseltamivir oral atau zanamivir inhalasi, belum terbukti menghasilkan manfaat signifikan pada pasien dengan influenza. Antivirus tidak terbukti mengurangi keperluan rawat inap maupun menghasilkan perbaikan gejala signifikan. Studi menunjukkan bahwa antivirus tidak memiliki manfaat yang jelas dan membawa risiko peningkatan efek samping.[20,21]

Antivirus mungkin dapat dipertimbangkan apabila:

  • Pasien termasuk dalam kategori kelompok berisiko yang memiliki prognosis lebih buruk dibanding orang sehat yang terinfeksi influenza
  • Terdapat pemberitahuan petugas kesehatan atau pemerintah bahwa sedang ada wabah influenza
  • Pasien dapat memulai terapi dalam kurun waktu 48 jam sejak awitan gejala. Pemberian obat setelah 48 jam hanya boleh dipertimbangkan pada kondisi terbatas oleh spesialis penyakit infeksi.[2,15]

Jenis Antivirus

Pasien influenza yang memerlukan antivirus bisa menggunakan golongan neuraminidase inhibitors (NAIs) seperti oseltamivir oral dan zanamivir inhalasi. Pilihan lain adalah golongan cap-dependent endonuclease inhibitor seperti baloxavir, dan golongan adamantane seperti amantadine dan rimantadine.

NAIs dan baloxavir telah dilaporkan efektif untuk infeksi influenza tipe A dan B. Adamantane hanya efektif terhadap infeksi virus influenza tipe A saja dan saat ini tidak dianjurkan untuk diberikan dalam skenario klinis karena meningkatnya penyebaran strain virus influenza tipe A yang resisten adamantane.[14,17]

Tabel 1. Dosis Antivirus untuk Influenza

Jenis obat Terapi Kemoprofilaksis Efek Samping Umum
Dosis Durasi Dosis Durasi pasca paparan terakhir
Oseltamivir
Dewasa 75 mg, 2 kali sehari 5 hari 75 mg, 1 kali sehari 7 hari

Mual

Muntah

Nyeri kepala

Reaksi kulit

Diare

 

 

Anak ≥12 bulan

 

≤15 kg 30 mg, 2 kali sehari 5 hari 30 mg, 1 kali sehari 7 hari
>15 kg hingga 23 kg 45 mg, 2 kali sehari 5 hari 45 mg, 1 kali sehari 7 hari
>23 kg hingga 40 kg 60 mg, 2 kali sehari 5 hari 60 mg, 1 kali sehari 7 hari
>40 kg 75 mg, 2 kali sehari 5 hari 75 mg, sekali sehari 7 hari
Bayi aterm 9-11 bulan
  3,5 mg/kg/dosis, 2 kali sehari 5 hari 3,5 mg/kg/dosis, sekali sehari 7 hari
Bayi aterm 0-8 bulan
  3 mg/kg/dosis, 2 kali sehari 5 hari 3–8 bulan: 3.0 mg/kg/dosis, sekali sehari 7 hari
Zanamivir          
Dewasa 10 mg inhalasi, 2 kali sehari 5 hari 10 mg inhalasi, sekali sehari 7 hari

Bronkospasme

Reaksi kulit

Anak ≥7 tahun: 10 mg inhalasi, 2 kali sehari 5 hari ≥5 tahun: 10 mg inhalasi, sekali sehari 7 hari

Sumber: dr. Reren, Alomedika, 2023.[2,3]

Indikasi Rujuk

Beberapa tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada pasien dewasa adalah:

  • Terlihat sesak atau napas menjadi semakin cepat
  • Nyeri atau terasa berat pada bagian dada atau abdomen
  • Muntah yang hebat atau terus-menerus
  • Gejala influenza yang dialami berkurang atau membaik, namun muncul kembali dengan demam dan batuk yang lebih hebat.[15]

Beberapa tanda bahaya tambahan untuk anak adalah:

  • Ada tanda sianosis
  • Kesadaran menurun atau kurang bisa diajak untuk berkomunikasi dan berinteraksi
  • Demam disertai dengan ruam.[2,3]

Kriteria Rawat Inap

Pasien dengan influenza harus dirawat inap jika terdapat komplikasi influenza atau pasien mengalami penyakit serius lain selain influenza, termasuk pneumonia dan diabetes. Pasien juga perlu dirawat jika masih memiliki kemungkinan diagnosis banding lain yang serius, misalnya malaria dan meningitis. Anak berusia di bawah 1 tahun dan memiliki risiko komplikasi, misalnya ada penyakit jantung bawaan, juga sebaiknya dirawat.[16]

 

 

 

Penulisan pertama: dr. Sunita

Referensi

1. WHO. Influenza (Seasonal). 2023. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/influenza-(seasonal)
2. Nguyen, HH. Influenza. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/219557-overview?&icd=login_success_email_match_fpf
3. Bryant KA. Recommendations for Prevention and Control of Influenza in Children, 2023–2024. Pediatrics, 2023. 152 (4): e2023063772. https://publications.aap.org/pediatrics/article/152/4/e2023063772/193776/Recommendations-for-Prevention-and-Control-of?autologincheck=redirected
14. Krammer F, et al. Influenza. Nat Rev Dis Primers. 2018; 4(1): 3.
15. Moghadami MA. Narrative Review of Influenza: A Seasonal and Pandemic Disease. Iran J Med Sci. 2017 Jan; 42(1): 2–13.
16. Tyrrell CSB, Allen JLY, Klotsas EG. Influenza: epidemiology and hospital management. Medicine (Abingdon). 2021 Dec; 49(12): 797–804.
17. Chow EJ, Doyle JD, Uyeki TM. Influenza virus-related critical illness: prevention, diagnosis, treatment. Crit Care. 2019; 23: 214.
20. Qin J, Lin J, Zhang X, Yuan S, Zhang C, Yin Y. Evaluation of the Clinical Effectiveness of Oseltamivir for Influenza Treatment in Children. Front Pharmacol. 2022 Apr 6;13:849545. doi: 10.3389/fphar.2022.849545. PMID: 35462914; PMCID: PMC9020783.
21. Hanula R, Bortolussi-Courval É, Mendel A, Ward BJ, Lee TC, McDonald EG. Evaluation of Oseltamivir Used to Prevent Hospitalization in Outpatients With Influenza: A Systematic Review and Meta-analysis. JAMA Intern Med. Published online June 12, 2023. doi:10.1001/jamainternmed.2023.0699

Diagnosis Influenza
Prognosis Influenza

Artikel Terkait

  • Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
    Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
  • Antihistamin Tidak Disarankan untuk Asma
    Antihistamin Tidak Disarankan untuk Asma
  • Demam Bukan Merupakan Alasan Penundaan Pemberian Vaksinasi
    Demam Bukan Merupakan Alasan Penundaan Pemberian Vaksinasi
  • KIPI dan Pelaporannya di Indonesia
    KIPI dan Pelaporannya di Indonesia
  • Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020
    Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 25 Maret 2025, 15:07
E-Course & SKP Gratis! Bisa Diikuti Kapan Saja - Pentingnya Vaksinasi Dengue sebagai Upaya Perlindungan Keluarga Indonesia dari Infeksi Dengue
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
ALO Dokter!e-Course ini menyediakan 1 SKP Kemkes dan dokter dapat belajar dimana pun, kapan pun. Selain itu, e-course ini GRATIS, lho!e-Course “Pentingnya...
Anonymous
Dibalas 28 Maret 2025, 13:17
vaksinasi dewasa apakah boleh dilakukan lebih awal dari jadwal?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mau tanya dokk utk vaksin dewasa boleh tidak ya dilakukan lebih awal? Semisal harusnya tgl 27 tapi pasien datang tgl 25, apakah boleh kita beri...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 14:36
Efektivitas penyimpanan ATS
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, mau tanya. Jadi kemaren kami ada kasus kll besar. Nah ada staff kami yg mengeluarkan ATS tapi lupa memasukkan kotak ATS lg ke kulkas (seahrusnya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.