Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Rabies general_alomedika 2022-10-17T09:32:08+07:00 2022-10-17T09:32:08+07:00
Rabies
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Rabies

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Rabies adalah penyakit infeksi akut pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Virus rabies ditransmisikan ke manusia melalui kontak langsung antara luka terbuka atau membran mukosa manusia dengan jaringan atau cairan tubuh hewan terinfeksi. Hewan yang dapat menularkan rabies ke manusia mencakup anjing, kelelawar, kucing, dan kera.[1,2]

Riwayat pajanan hewan terinfeksi yang jelas, disertai munculnya tanda neurologis yang progresif adalah indikator positif diagnosis rabies. Gejala awal rabies mirip dengan flu, termasuk kelemahan, demam, atau sakit kepala. Pasien juga bisa merasakan ketidaknyamanan, tusukan, atau sensasi gatal di lokasi gigitan.

Rabies-min

Selanjutnya, gejala berkembang menjadi disfungsi serebral, kecemasan, kebingungan, dan agitasi. Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi virus rabies, antara lain isolasi virus, fluorescent antibodies test, dan reverse transcription polymerase chain reaction.[3,4]

Hingga saat ini, belum ada terapi yang dapat menyembuhkan rabies. Rabies hampir pasti fatal ketika sudah muncul gejala dan hanya dapat diberikan penanganan simtomatik dan suportif. Meski begitu, penyakit rabies dapat dicegah dengan identifikasi dini dan tata laksana pasca pajanan sedini mungkin. Tata laksana pasca pajanan meliputi penanganan pertama luka dan pemberian profilaksis pasca pajanan dengan vaksin rabies dan imunoglobulin sesuai kategori luka dan status vaksinasi pasien.[1-3]

Profilaksis rabies sebelum paparan berupa pemberian vaksin rabies tidak umum dilakukan. Hal ini hanya direkomendasikan pada populasi risiko tinggi, seperti petugas laboratorium, dokter hewan, pawang hewan, dan petugas yang menangani satwa liar.[2,3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. United Kingdom Health Security Agency. Guidelines on managing rabies post-exposure. 2021. https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/1037545/Guidelines_on_rabies_post-exposure_treatment___September_2021.pdf
2. World Health Organization. Rabies. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rabies
3. Centers For Disease Control And Prevention. Rabies. 2020. https://www.cdc.gov/rabies/about.html
4. Koury R, Warrington SJ. Rabies. [Updated 2021 Nov 9]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448076/

Patofisiologi Rabies

Artikel Terkait

  • Protokol Profilaksis Rabies
    Protokol Profilaksis Rabies
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 25 Maret 2025, 13:23
Penggunaan vaksin anti rabies Verorab dan Rabivax selang seling apakah diperbolehkan?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Bagaimana penggunaan 2 jenis VAR yang ada di Indonesia, yakni Verorab dan Rabivax? Apakah bisa dipergunakan selang seling? Apabila vaksin-1...
Anonymous
Dibalas 01 Desember 2024, 00:42
Vaksin Rabies Post-Exposure bolehkan diberikan pada pasien sedang gastroenteritis akut
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin konsul dok laki-laki 25 tahun datang dengan lemas mual muntah dan mencret sejak 1 hari ini. Saat dilakukan observasi di igd, pasien baru...
Anonymous
Dibalas 21 September 2024, 22:01
Apakah luka cakaran kucing di alis perlu vaksin rabies?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin bertanya sejawat semua, Saya ada pasien anak usia 8tahun, terkena cakaran kucing di alis sebelah kiri. Datang meminta vaksin rabies. Apakah memang kasus...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.