Diagnosis Rubella
Diagnosis rubella secara klinis sulit dilakukan karena gejala penyakit ini biasanya tidak spesifik. Penyakit rubella sering memiliki tampilan klinis yang mirip dengan demam akibat campak, mononukleosis infeksiosa, dan infeksi enterovirus. Selain itu, pemeriksaan laboratorium darah rutin tidak banyak membantu diagnosis sebab biasanya hanya menunjukkan leukopenia dan limfosit atipikal saja.
Metode diagnosis yang lebih bermanfaat adalah isolasi virus dari spesimen swab tenggorok, urine, cairan sendi, atau sekresi tubuh lainnya terutama pada hari-hari pertama timbulnya ruam. Sementara itu, isolasi virus untuk sindrom rubella kongenital lebih sering menggunakan metode molekuler tertentu seperti reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) ditambah pemeriksaan serologi untuk imunoglobulin M dan G (IgM dan IgG) spesifik rubella.[1]
Anamnesis
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)