Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Strongyloidiasis general_alomedika 2022-10-20T11:54:44+07:00 2022-10-20T11:54:44+07:00
Strongyloidiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Epidemiologi Strongyloidiasis

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Menurut data epidemiologi, prevalensi strongyloidiasis lebih tinggi di wilayah tropis dan subtropis. Strongyloidiasis merupakan penyakit endemis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Global

Prevalensi strongyloidiasis secara global adalah sekitar 30–100 juta orang. Pada negara dengan tanah lembap dan kebiasaan jamban yang kurang baik prevalensi strongyloidiasis diperkirakan mencapai 40%. Prevalensi tertinggi dilaporkan terjadi pada negara-negara di Asia Tenggara, dengan seroprevalensi dilaporkan mencapai 40%.

Strongyloidiasis dapat terjadi pada semua usia. Namun, lebih sering ditemukan pada anak-anak, sebab anak-anak lebih sering bermain di atas tanah tanpa menggunakan alas kaki. Pasien lanjut usia dengan gangguan sistem imun juga lebih berisiko untuk terkena infeksi Strongyloides.

Infeksi pada negara selain tropis dan subtropis dapat terjadi dengan dukungan faktor sanitasi dan kondisi hidup yang buruk, sehingga prevalensi strongyloidiasis ditemukan tinggi pada imigran, pengungsi, wisatawan, veteran perang, dan pasien imunodefisiensi.[4,13,14]

Indonesia

Indonesia, sebagai bagian dari Asia Tenggara, merupakan negara endemik strongyloidiasis. Berdasarkan Kementerian Kesehatan tahun 2017, prevalensi cacingan masih sangat tinggi di Indonesia, yaitu bervariasi antara 2,5—62%.  Namun, belum terdapat data epidemiologi nasional mengenai prevalensi strongyloidiasis di Indonesia.[8]

Mortalitas

Mortalitas strongyloidiasis disebabkan oleh infeksi yang berat seperti strongyloidiasis hyperinfection syndrome dan disseminated strongyloidiasis. Mortalitas diperkirakan mencapai 60–85%. Biasanya, diagnosis ditegakkan dengan terlambat akibat gejala klinis yang tidak spesifik pada pasien dengan gangguan sistem imun.

Sepsis merupakan komplikasi hiperinfeksi yang sering dijumpai, dan menyebabkan kematian pada 50% kasus. Strongyloidiasis diseminata terkadang salah didiagnosis sebagai acute respiratory distress syndrome.(ARDS).

Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya infeksi berat Strongyloides, antara lain penggunaan kortikosteroid, misalnya dexamethasone, antikanker, seperti chlorambucil, infeksi, misalnya akibat Human T-cell lymphotropic virus type 1 (HTLV-1) atau human immunodeficiency virus (HIV), serta pada penerima transplantasi organ.[6,12,13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

4. Beknazarova M, Whiley H, Ross K. Strongyloidiasis: a disease of socioeconomic disadvantage. International journal of environmental research and public health. 2016 May;13(5):517.
6. WGO Review Team. Management of Strongyloidiasis. World Gastroenterology Global Guidelines, 2018. http://www.worldgastroenterology.org/UserFiles/file/guidelines/management-of-strongyloidiasis-english-2018.pdf
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._15_ttg_Penanggulangan_Cacingan_.pdf
12. Krolewiecki A, Nutman TB. Strongyloidiasis: A Neglected Tropical Disease. Infect Dis Clin North Am. 2019 Mar;33(1):135-151. doi: 10.1016/j.idc.2018.10.006.
13. Chandrasekar PH. Strongyloidiasis. Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/229312-overview#a3
14. Page W, Judd JA, Bradbury RS. The Unique Life Cycle of Strongyloides stercoralis and Implications for Public Health Action. Trop Med Infect Dis. 2018 May 25;3(2):53. doi: 10.3390/tropicalmed3020053.

Etiologi Strongyloidiasis
Diagnosis Strongyloidiasis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 14 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 42 menit yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.