Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Demam Tifoid yogi 2023-08-15T15:02:24+07:00 2023-08-15T15:02:24+07:00
Demam Tifoid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Penatalaksanaan Demam Tifoid

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Penatalaksanaan definitif demam tifoid adalah antibiotik spesifik untuk Salmonella typhi sesuai dengan profil sensitivitas tiap area endemik. Kasus ringan dapat dirawat jalan di rumah dengan pemberian antibiotik oral dan antipiretik. Pasien dengan tanda komplikasi dan gejala klinis signifikan seperti muntah dengan tanda dehidrasi, diare berat, disentri dan tanda kegawatan abdomen harus dirawat inap.

Kriteria Pasien Rawat Jalan

Ada berbagai kriteria yang harus dipenuhi sebelum memutuskan bahwa pasien demam tifoid dapat menjalani rawat jalan di rumah.

Persyaratan perawatan rawat jalan tersebut antara lain adalah :

  • Penderita memiliki gejala klinis yang ringan, tidak ada tanda komplikasi dan penderita tidak memiliki komorbid yang membahayakan
  • Penderita dalam keadaan compos mentis (sadar penuh), serta dapat makan dan minum dengan baik
  • Pasien dan keluarga memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tata cara perawatan demam tifoid serta tanda bahaya yang harus dipantau
  • Rumah tangga penderita dapat memenuhi persyaratan yang baik dalam melaksanakan pembuangan ekskreta (muntahan, feses, urin)
  • Penderita dan keluarga bersedia menjalani program pengobatan yang dianjurkan oleh dokter[9]

Terapi Antibiotik

Penatalaksanaan dengan antibiotik merupakan terapi definitif untuk demam tifoid. Pemberian antibiotik berhubungan dengan penurunan risiko komplikasi berat pada pasien demam tifoid. Modalitas pilihan antibiotik pada demam tifoid tergantung sensitivitas organisme terhadap antibiotik. Saat ini terapi demam tifoid menjadi lebih sulit karena mulai berkembangnya strain Salmonella typhi yang resistan obat terutama di India dan negara Asia tenggara.[1]

Pilihan Antibiotik Demam Tifoid pada Dewasa

Dulu pilihan antibiotik utama untuk terapi demam tifoid adalah chloramphenicol, ampisilin dan co-trimoxazole. Akan tetapi, saat ini telah banyak ditemukan strain MDR Salmonella typhi yang resistan terhadap obat-obatan tersebut.

Saat ini, antibiotik yang paling sering digunakan dan terbukti efektif sebagai pilihan terapi utama pada demam tifoid adalah golongan fluorokuinolon, seperti ciprofloxacin. Terapi ini mendapat pengecualian, yaitu bukti strain yang dihadapi resistan terhadap fluorokuinolon.[4]

Fluorokuinolon merupakan antibiotik pilihan utama pada demam tifoid pasien dewasa dengan angka kesembuhan hingga 98%, serta angka relaps dan karier kronik <2%. Antibiotik fluorokuinolon yang paling efektif adalah ciprofloxacin dengan dosis 500 mg per oral dua kali sehari selama 5–7 hari.[1,3]

Selain fluorokuinolon, amoxicillin 750 mg peroral 4 kali sehari selama 2 minggu, trimethoprim-sulfamethoxazole 160 mg dua kali sehari selama 2 minggu dan chloramphenicol 500 mg 4 kali sehari selama 2-3 minggu dapat menjadi alternatif terapi pada pasien dewasa yang masih sensitif terhadap obat-obatan tersebut.[1]

Pilihan Antibiotik Demam Tifoid pada Anak

Saat ini pada pasien anak, pilihan terapi demam tifoid yang umum digunakan adalah chloramphenicol peroral selama 10–14 hari. Dosis chloramphenicol untuk anak berusia 1-12 tahun adalah 50–100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi, sedangkan anak berusia ≥ 13 tahun, dosisnya adalah 4 gram/hari dalam 4 dosis terbagi.[5,15]

Tetapi berdasarkan studi, penggunaan sefalosporin generasi ketiga dapat menjadi alternatif pilihan terapi. Hal ini karena, studi menunjukkan bahwa penggunaan sefalosporin generasi ketiga seperti ceftriaxone dengan dosis 75 mg/kg sehari sekali terbukti lebih efektif sebagai terapi demam tifoid dibanding kloramfenikol pada anak.[5,15]

Pilihan Antibiotik pada Infeksi Tifoid Multidrug-Resistant (MDR)

Pada pasien yang diketahui memiliki multidrug-resistant (MDR) dari hasil kultur, pilihan terapi antibiotik utamanya adalah sefalosporin generasi ketiga (seperti ceftriaxone, cefotaxime, dan cefixime 2g sekali sehari selama 2 minggu) dan azithromycin.

Selain itu, fluorokuinolon seperti ciprofloxacin dapat menjadi alternatif terapi. Tingkat kegagalan terapi pada kondisi ini adalah 5% hingga 10%, dengan angka relaps hingga 3% sampai 6%.[1]

Pilihan Antibiotik pada Infeksi Tifoid Extremely Drug-Resistant (XDR) Strains

Pasien dengan infeksi salmonella extremely drug-resistant (XDR) strains umumnya resistan terhadap ampisilin, ceftriaxone, chloramphenicol, ciprofloxacin, and trimethoprim-sulfamethoxazole. Akan tetapi, kelompok XDR ini sensitif terhadap azithromycin dan karbapenem.

Pada kasus berat atau dengan komplikasi, antibiotik yang menjadi pilihan utama adalah golongan karbapenem, seperti meropenem. Bila pasien belum membaik dengan pemberian carbapenem, antibiotik dapat diberikan dalam bentuk kombinasi dua obat dengan azitromisin.[2,16]

Terapi Tambahan Lainnya

Selain pemberian antibiotik, terapi simptomatik dan terapi suportif juga sangat penting diberikan. Terapi meliputi hidrasi adekuat pada pasien dengan gejala diare, mempertahankan oksigenasi dan ventilasi adekuat pada pasien dengan komplikasi pulmonal, serta pemberian analgesik dan antipiretik sesuai kebutuhan. Bila terjadi komplikasi berupa ensefalitis, pemberian kortikosteroid dapat dipertimbangkan.[1]

Dosis kortikosteroid (dexamethasone) yang diberikan adalah 3 mg/kgBB dan kemudian 1 mg/kgBB setiap 6 jam yang diberikan selama 2 hari. Bila terjadi komplikasi berupa peritonitis maupun perforasi ileum, Tindakan pembedahan dapat diindikasikan.[1,15]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Bhandari J, Thada PK, DeVos E. Typhoid Fever. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/
2. Center for Disease Control and Prevention (CDC). Typhoid Fever and Paratyphoid Fever. 2023. https://www.cdc.gov/typhoid-fever/health-professional.html
3. Hartanto, Darius. Diagnosis dan Tatalaksana Demam Tifoid pada Dewasa. CDK-292/ vol. 48 no. 1 th. 2021. http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/1255
4. Muresu,Narcisa et al. Travel-Related Typhoid Fever: Narrative Review of the Scientific Literature. Int J Environ Res Public Health. 2020 Jan; 17(2): 615. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7013505/
5. Dasopang, Eva Sartika et al. Comparative Effectiveness Study of Chloramphenicol and Ceftriaxone in the Treatment of Typhoid Fever in Children Admitted to Putri Hijau Kesdam I/Bb Hospital Medan. Open Access Maced J Med Sci. 2019 Nov 30; 7(22): 3847–3851. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7048335/
9. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. 2006. https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/kmk3642006.pdf
15. Rahmasari, Vani and Lestari, Keri. Review: Manajemen Terapi Demam Tifoid: Kajian Terapi Farmakologis Dan Non Farmakologis. Farmaka. Suplemen Volume 16 Nomor 1. 2018. http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17445
16. CDC. Extensively Drug-Resistant Salmonella Typhi Infections Among U.S. Residents Without International Travel. 2021. https://emergency.cdc.gov/han/pdf/CDC-HAN-439-XDR-Salmonella-Typhi-Infections-in-U.S.-Without-Intl-Travel-02.12.2021.pdf

Diagnosis Demam Tifoid
Prognosis Demam Tifoid

Artikel Terkait

  • Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
    Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
  • Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
    Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
  • Perbandingan Jenis-Jenis Termometer
    Perbandingan Jenis-Jenis Termometer
  • Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
    Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 April 2025, 00:57
Apa diet yang tepat untuk pasien tifoid dengan gejala konstipasi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Untuk pasien demam tifoid dengan gejala konstipasi, diet seperti apa yang dianjurkan ya dok? Apakah tetap dianjurkan untuk diet...
Anonymous
Dibalas 23 Januari 2025, 10:07
Netrofil Limfosit rasio (NRL) tinggi dan leukositosis pada pasien panas 2 hari
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter...Mau coba sharing kasus ya dokWanita 27 tahun belum menikah panas 2 hari dg tenggorokan sakit dan agak pusing , perut tak enak rasanya bukan...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 28 Januari 2025, 08:51
Cegah dan Atasi Dehidrasi akibat Demam dengan Cairan Oral Isotonik
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
3 Balasan
ALO Dokter.Dehidrasi yang tidak ditangani dengan optimal dapat menyebabkan komplikasi klinis, sehingga dehidrasi wajib untuk dicegah. Penyebab dehidrasi di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.