Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Demam Tifoid yogi 2023-08-15T15:05:46+07:00 2023-08-15T15:05:46+07:00
Demam Tifoid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Edukasi dan Promosi Kesehatan Demam Tifoid

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan untuk demam tifoid terkait perbaikan sanitasi lingkungan, pengelolaan makanan yang bersih, serta pemberian vaksin tifoid. Pasien yang terkonfirmasi demam tifoid perlu diinformasikan mengenai cara konsumsi antibiotik yang benar serta tanda bahaya demam tifoid.

Edukasi Pasien

Edukasi pasien dengan demam tifoid meliputi pemberian informasi kepada pasien dan keluarga mengenai penularan infeksi secara fekal oral. Dengan demikian, pengolahan makanan dan sanitasi lingkungan, termasuk air yang dikonsumsi perlu dievaluasi dan diperbaiki.[1,19]

Edukasi yang dapat diberikan pada pasien demam tifoid antara lain adalah:

  • Antibiotik harus dikonsumsi sesuai jadwal pemberian
  • Pasien demam tifoid harus selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap selesai memakai kamar mandi, buang air di jamban dan tidak menyiapkan makanan bagi orang lain
  • Melakukan pemeriksaan kultur feses untuk mengetahui apakah menjadi karier kronik atau tidak setelah sembuh dari demam tifoid
  • Bila kultur feses tidak tersedia, edukasi untuk tidak mengolah makanan untuk orang lain selama masih infeksius, yaitu kurang lebih 1 tahun[1,2,7,9]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit untuk demam tifoid adalah edukasi pola hidup bersih dan sehat, serta vaksinasi tifoid. Demam tifoid paling sering ditemukan di daerah dengan kesulitan akses air bersih, padat penduduk dan sanitasi yang buruk. Vaksinasi tifoid di Indonesia oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) disarankan untuk diberikan untuk anak usia >2 tahun dengan pengulangan setiap 3 tahun.[1,7,9,19,24]

Akan tetapi, perlu menjadi perhatian bahwa efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit demam tifoid adalah 50% sampai 80% saja. Maka dari itu, setiap orang yang telah menerima vaksin tifoid tetap harus menjalankan protokol kebersihan tangan dan pola hidup bersih dan sehat.[1,19]

Vaksin Tifoid

Saat ini dikenal dua tipe vaksin tifoid, yaitu vaksin tidak terkonjugasi kapsular polisakarida Vi melalui rute intramuskular (IM). Vaksin ini diperuntukan bagi kelompok usia ≥2 tahun dan vaksin oral hidup yang dilemahkan untuk kelompok usia >6 tahun.[1,20]

Pemberian vaksin tidak terkonjugasi kapsular polisakarida Vi setidaknya sudah diberikan 2 minggu sebelum melakukan perjalanan ke daerah endemik. Selanjutnya booster perlu diberikan setiap 3 tahun sekali.

Sedangkan vaksin oral hidup yang dilemahkan (Ty21a strain of serotype Typhi) diberikan kepada mereka yang akan bepergian ke daerah endemik atau memiliki risiko kontak dengan karier kronik Salmonella typhi.[1,20]

Vaksin tifoid oral diberikan dengan dosis 4 kapsul yang diminum satu kapsul per hari setiap dua hari sekali. Vaksinasi oral ini setidaknya sudah harus selesai diberikan 1 minggu sebelum kemungkinan kontak dengan bakteri Salmonella typhi dan selanjutnya booster dapat diberikan tiap 5 tahun sekali. Vaksin oral ini mengandung bakteri hidup, sehingga dikontraindikasikan bagi wanita hamil dan pasien imunokompromais.[1,22]

Saat ini sedang dikembangkan dan diteliti keamanan dan efektivitasnya sebuah vaksin tifoid tipe ketiga. Vaksin ini terutama direkomendasikan untuk negara endemik demam tifoid, yaitu vaksin typhoid conjugate vaccines (TCVs). Vaksin ini diberikan dalam dosis tunggal secara IM.[1]

Kelebihan TCVs adalah dapat diberikan pada pasien berusia 6 bulan keatas. Berdasarkan studi fase II yang dilakukan pada subjek bayi berusia 6–24 bulan di Indonesia, vaksin Salmonella typhi konjugat polysaccharide-diphtheria toxoid (Vi-DT) tergolong aman setelah pemantauan selama 1 bulan post vaksinasi.[1,21]

Berdasarkan studi Cochrane, vaksin Ty21a dan Vi polysaccharide efektif untuk mencegah demam tifoid pada dewasa dan anak lebih dari 2 tahun di daerah endemis.[22]

Upaya Pencegahan Bagi Pelancong yang Berencana untuk Pergi ke Daerah Endemik

Pelancong yang akan pergi ke daerah endemis disarankan untuk mendapatkan vaksinasi tifoid. Vaksinasi tifoid dapat berupa vaksin kapsular polisakarida Vi dengan dosis 0,5 mL (25 μg) IM pada ≥2 minggu sebelum bepergian. Bentuk oral juga dapat direkomendasikan sesuai dengan penjelasan di atas.

Berikut rekomendasi lain yang penting untuk diperhatikan saat berada di daerah endemik demam tifoid:

  • Makan makanan yang telah dimasak hingga matang dan masih hangat saat dihidangkan
  • Menghindari konsumsi susu mentah. Sebaiknya hanya mengonsumsi susu yang telah menjalani teknik perebusan atau pasteurisasi
  • Hindari minum es kecuali es tersebut dibuat dari air yang bersih dan aman
  • Bila ragu terhadap kebersihan air minum, sebaiknya air direbus terlebih dahulu sebelum dikonsumsi
  • Mencuci tangan dengan air dan sabun terutama setelah berkontak dengan hewan peliharaan, hewan ternak atau setelah keluar dari kamar mandi
  • Sebelum dikonsumsi, sayur dan buah harus dicuci dengan baik, bila memungkinkan setiap sayur dan buah yang akan dikonsumsi harus dikupas terlebih dahulu[7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Bhandari J, Thada PK, DeVos E. Typhoid Fever. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/
2. Center for Disease Control and Prevention (CDC). Typhoid Fever and Paratyphoid Fever. 2023. https://www.cdc.gov/typhoid-fever/health-professional.html
7. World Health Organization (WHO). Typhoid. 2023. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/typhoid#:~:text=Key%20facts,die%20from%20it%20every%20year.
9. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. 2006. https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/kmk3642006.pdf
19. Date, Kashmira A. et al. Changing Patterns in Enteric Fever Incidence and Increasing Antibiotic Resistance of Enteric Fever Isolates in the United States, 2008–2012. Clin Infect Dis. 2016 Aug 1; 63(3): 322–329. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5207092/
20. Michael Hughes, Grace Appiah, Louise Francois Watkins. CDC. Typhoid & Paratyphoid Fever. CDC Yellow Book 2024. https://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2024/infections-diseases/typhoid-and-paratyphoid-fever
21. Medise, Bernie Endyarni et al. One-month follow up of a randomized clinical trial-phase II study in 6 to <24 months old Indonesian subjects: Safety and immunogenicity of Vi-DT Typhoid Conjugate Vaccine. International Journal of Infectious Diseases. Volume 93, P102-107, April 01, 2020. https://www.ijidonline.com/article/S1201-9712(20)30048-5/fulltext
22. Milligan R, Paul M, Richardson M, Neuberger A. Vaccines for preventing typhoid fever. Cochrane Database of Systematic Reviews 2018, Issue 5. Art. No.: CD001261. DOI: 10.1002/14651858.CD001261.pub4
24. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2023. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai

Prognosis Demam Tifoid
Panduan E-Prescription Alomedika...

Artikel Terkait

  • Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
    Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
  • Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
    Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
  • Perbandingan Jenis-Jenis Termometer
    Perbandingan Jenis-Jenis Termometer
  • Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
    Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 April 2025, 00:57
Apa diet yang tepat untuk pasien tifoid dengan gejala konstipasi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Untuk pasien demam tifoid dengan gejala konstipasi, diet seperti apa yang dianjurkan ya dok? Apakah tetap dianjurkan untuk diet...
Anonymous
Dibalas 23 Januari 2025, 10:07
Netrofil Limfosit rasio (NRL) tinggi dan leukositosis pada pasien panas 2 hari
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter...Mau coba sharing kasus ya dokWanita 27 tahun belum menikah panas 2 hari dg tenggorokan sakit dan agak pusing , perut tak enak rasanya bukan...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 28 Januari 2025, 08:51
Cegah dan Atasi Dehidrasi akibat Demam dengan Cairan Oral Isotonik
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
3 Balasan
ALO Dokter.Dehidrasi yang tidak ditangani dengan optimal dapat menyebabkan komplikasi klinis, sehingga dehidrasi wajib untuk dicegah. Penyebab dehidrasi di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.