Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Benzodiazepine Use Disorder general_alomedika 2024-03-06T08:13:17+07:00 2024-03-06T08:13:17+07:00
Benzodiazepine Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Benzodiazepine Use Disorder

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan pada benzodiazepine use disorder atau penyalahgunaan benzodiazepine mencakup beberapa aspek, yaitu manajemen intoksikasi, penghentian obat, manajemen gejala putus zat, dan penanganan kondisi medis yang mendasari.

Tata Laksana Awal

Tata laksana awal pada pasien yang mengalami gangguan hemodinamik adalah menstabilkan pasien. Pasien dengan gangguan pernapasan mungkin perlu mendapatkan oksigenasi dan bahkan ventilasi mekanik apabila butuh mempertahankan patensi jalan napas. Cairan intravena dapat diberikan sesuai indikasi pada kondisi hipotensi. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan diagnosis diferensial dan koingesti zat lain.[5]

Manajemen Intoksikasi

Setelah mengidentifikasi intoksikasi benzodiazepine, tata laksana selanjutnya adalah penanganan suportif. Pasien dengan depresi pernapasan mungkin memerlukan bantuan napas hingga intubasi untuk mempertahankan patensi jalan napas. Kondisi hipotensi mungkin memerlukan pemberian cairan intravena. Tidak direkomendasikan menggunakan karbon aktif, bilas lambung, atau hemodialisis untuk menangani toksisitas benzodiazepine.

Flumazenil adalah antagonis benzodiazepine nonspesifik yang dapat digunakan untuk intoksikasi benzodiazepine. Namun obat ini berisiko menyebabkan gejala putus obat yang berat, seperti kejang dan disritmia jantung terutama pada pasien yang menggunakan benzodiazepine secara kronis. Kejang akibat pemberian flumazenil tidak dapat dihentikan oleh benzodiazepine karena blokade reseptor oleh obat. Oleh karena itu, flumazenil tidak rutin digunakan dan harus mempertimbangkan manfaat dan risiko pada pasien.[5]

Manajemen Gejala Putus Zat dan Penghentian Benzodiazepine

Gejala putus zat umumnya terjadi pada pasien yang menggunakan benzodiazepine dalam dosis besar atau penggunaan kronis. Semua pasien yang mengalami ketergantungan benzodiazepine harus disarankan untuk menghentikan obat dan menjalani program detoksifikasi.

Gejala putus zat banyak didapatkan pada penggunaan benzodiazepine kerja pendek, misalnya alprazolam. Pasien yang adiksi terhadap benzodiazepine kerja pendek direkomendasikan untuk mengganti obat ke diazepam dengan dosis yang setara selama beberapa hari dan kemudian dilakukan penurunan dosis (tapering off). Penurunan dosis secara berkala ini diperlukan untuk mencegah terjadinya gejala putus zat dan kejang. Penggunaan beberapa jenis benzodiazepine juga perlu diganti menjadi satu jenis obat saja, sebaiknya diazepam.[3,14]

Tabel 1. Pedoman Penurunan Dosis Benzodiazepine

Lama penggunaan Rekomendasi lama penurunan dosis Keterangan
<6-8 minggu Mungkin tidak diperlukan Pertimbangkan penurunan dosis terutama pada penggunaan dosis tinggi atau waktu kerja pendek dan sedang
8 minggu hingga 6 bulan Bertahap dalam 2-3 minggu
6 bulan hingga 1 tahun Bertahap dalam 4-8 minggu Penurunan dosis meminimalkan gejala putus zat
>1 tahun Bertahap dalam 2-4 bulan

Sumber: dr. Adrian Prasetio, Alomedika, 2022.[3]

Pasien yang menjalani detoksifikasi benzodiazepine tidak disarankan untuk menggunakan alkohol atau stimulan. Resep obat sebaiknya diberikan oleh satu dokter dan satu farmasi dengan waktu pengambilan yang sudah ditentukan (misalnya 1-2 kali dalam seminggu). Dosis stabilisasi diazepam tidak boleh melebihi 80 mg/hari. Pemberian dalam dosis besar mungkin memerlukan pembagian dosis.

Penurunan dosis dari benzodiazepine bisa dilakukan secara rawat jalan, namun pasien yang menggunakan benzodiazepine dalam dosis besar (ekuivalen ≥100 mg sehari) membutuhkan rawat inap. Setelah pasien stabil, dosis benzodiazepine bisa diturunkan sebanyak 10-20% setiap minggu. Secara umum, dosis yang tinggi dapat diturunkan dalam presentase lebih tinggi. Sedangkan dosis rendah (ekuivalen diazepam 10 mg) memerlukan penurunan yang perlahan, misalnya 5 mg dua kali sehari selama 2 minggu, kemudian menjadi 5 mg sehari selama 2 minggu.[3,14]

Tabel 2. Dosis Ekuivalen dari Benzodiazepine

Obat Dosis ekuivalen (diazepam 5 mg) dalam miligram (mg)
Kerja pendek hingga sedang
Triazolam 0,25
Oxazepam 15
Temazepam 10
Lorazepam 1
Alprazolam 0,5
Flunitrazepam 0,5
Nitrazepam 5
Clobazam 10
Kerja panjang (termasuk efek aktif metabolit)
Clonazepam 0,5
Diazepam 5
Obat Z
Zolpidem 10
Zopiclone 7,5

Sumber: dr. Adrian Prasetio, Alomedika, 2022.[1,3,14]

Medikamentosa

Terapi farmakologi untuk penyalahgunaan benzodiazepine umumnya digunakan untuk mengurangi gejala putus obat dan bukan sebagai substitusi benzodiazepine. Penyekat beta seperti propranolol; antikonvulsan seperti carbamazepine; dan selective serotonin reuptake inhibitor seperti escitalopram, memiliki beberapa bukti yang menunjukkan manfaat dalam mengurangi gejala putus zat. Melatonin mungkin bermanfaat pada pasien dengan insomnia.[14]

Psikoterapi

Tata laksana farmakologis yang dikombinasikan dengan psikoterapi lebih superior dibandingkan dengan penurunan dosis saja. Tujuan dari psikoterapi adalah memfasilitasi penurunan dosis, mempertahankan abstinensia, dan penanganan gangguan psikiatri yang mendasari.

Psikoterapi yang direkomendasikan adalah cognitive behavior therapy (CBT). CBT memiliki efektivitas yang baik dalam penanganan ketergantungan benzodiazepine. Pasien diarahkan untuk mengidentifikasi keyakinan yang salah, mengidentifikasi stressor psikososial, memfasilitasi perubahan, dan memperbaiki mekanisme coping. Komponen dalam CBT yang juga diajarkan meliputi terapi relaksasi, sleep hygiene, dan kontrol stimulus.[14]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ

Referensi

1. Schmitz A. Benzodiazepine use, misuse, and abuse: A review. Ment Heal Clin. 2016;6(3):120–6.
3. NPS MEDICINEWISE. Managing benzodiazepine dependence in primary care. 2021. https://www.nps.org.au/news/managing-benzodiazepine-dependence-in-primary-care
5. Kang M, Sassan Ghassemzadeh MAG. Benzodiazepine Toxicity - StatPearls - NCBI Bookshelf. Medscape.com. 2018. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482238/
14. Soyka M. Treatment of Benzodiazepine Dependence. N Engl J Med. 2017;376(12):1147–57.

Diagnosis Benzodiazepine Use Dis...
Prognosis Benzodiazepine Use Dis...

Artikel Terkait

  • Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
    Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
  • Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
    Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
  • Pemberian Benzodiazepine dalam Dosis Tidak Tepat pada Status Epileptikus Refrakter – Telaah Jurnal Alomedika
    Pemberian Benzodiazepine dalam Dosis Tidak Tepat pada Status Epileptikus Refrakter – Telaah Jurnal Alomedika
  • Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
    Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 April 2025, 20:09
Bagaimana Pemberian Diazepam parenteral untuk Kejang dan berapa dosisnya?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokterBagaimana pemberian diazepam parenteral untuk tatalaksana kejang? Apakah perlu diencerkan? Jika diencerkan berapa cc dan pemberian bolusnya berapa...
dr.Aisyah Farah Putri
Dibalas 08 Oktober 2024, 13:38
Resep lorazepam oleh dokter umum
Oleh: dr.Aisyah Farah Putri
4 Balasan
Alo dokter, sesuai ppk primer insomnia non organik termasuk kompentensi 4A tapi jika saya meresepkan lorazepam 1mg utk beli di luar, apotek selalu tidak...
dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
Dibuat 07 September 2024, 05:13
Kriteria diagnosis ketergantungan benzodiazepine
Oleh: dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
0 Balasan
Ketergantungan terjadi ketika pengguna obat menjadi kurang mampu mengontrol asupan suatu zat. Ketergantungan memiliki dua komponen: ketergantungan...
smmgp-benzodiazapines-guidance.pdf

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.