Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gangguan Obsesif Kompulsif general_alomedika 2023-07-24T11:51:11+07:00 2023-07-24T11:51:11+07:00
Gangguan Obsesif Kompulsif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Gangguan Obsesif Kompulsif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Patofisiologi pasti gangguan obsesif kompulsif belum diketahui. Namun, diperkirakan melibatkan interaksi kompleks antara faktor neurobiologi, genetik, dan pengaruh lingkungan yang menimbulkan disrupsi pada sirkuit di otak.[5]

Faktor Neurobiologi

Patofisiologi neurobiologi gangguan obsesif kompulsif adalah akibat disregulasi neurotransmitter serotonin, dopamine, dan glutamate pada jaras cortico-striatal-thalamic-cortical (CSTC). Hal ini menyebabkan pasien mengalami disregulasi fungsi inhibisi, sehingga kesulitan untuk mengendalikan pikiran disruptif dan perilaku kompulsif.[6]

Hiperaktivasi korteks orbitofrontal pada jaras CSTC memediasi pikiran-pikiran berulang (yang umumnya bertema ancaman atau kecemasan), yang kemudian menimbulkan upaya-upaya untuk menetralisir ancaman atau kecemasan tersebut. Penelitian neuroimaging menunjukkan peningkatan aktivitas korteks orbitofrontal lateral dan medial pada anak-anak yang mengalami gangguan obsesif kompulsif.[7]

Tindakan kompulsif yang bersifat motorik adalah akibat disfungsi inhibisi pada ganglia basalis. Hal ini dibuktikan dengan adanya gerakan-gerakan berulang yang menyerupai kompulsi pada penyakit dengan kerusakan ganglia basalis, seperti sindrom Tourette, chorea Huntington, chorea Sydenham, dan pediatric autoimmune neuropsychiatric disorders associated with streptococcal infection (PANDAS).[8]

Faktor Genetik

Beberapa studi genetik telah menunjukkan berbagai gen kandidat potensial yang menyebabkan gangguan dalam serotonergik, katekolaminergik, dan glutamanergik. Meski demikian, studi-studi ini memiliki kualitas bukti yang lemah.

Studi genome-wide association yang lebih baru mengindikasikan bahwa gangguan obsesif kompulsif bersifat poligenik.[1]

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang telah teridentifikasi berperan dalam gangguan obsesif kompulsif meliputi komplikasi saat kelahiran dan kejadian traumatik atau menyebabkan stres.[1]

Referensi

1. Stein DJ, Costa DLC, Lochner C, et al. Obsessive-compulsive disorder. Nat Rev Dis Primers. 2019;5(1):52. Published 2019 Aug 1. doi:10.1038/s41572-019-0102-3
5. Fenske JN, Petersen K. Obsessive-Compulsive Disorder: Diagnosis and Management. American Family Physician 2015;92:8. https://www.aafp.org/afp/2015/1115/p896.html
6. Gonçalves OF, Sousa S, Carvalho S, Leite J, Ganho A, Fernandes-Gonçalves A, Pocinho F, Carracedo A, Sampaio A. Alterations of gray and white matter morphology in obsessive compulsive disorder. Psicothema. 2017 Feb;29(1):35-42. doi: 10.7334/psicothema2016.86. PMID: 28126056.
7. Krebs G, Heyman I. Obsessive-compulsive disorder in children and adolescents. Arch Dis Child. 2015 May;100(5):495-9. doi: 10.1136/archdischild-2014-306934. Epub 2014 Nov 14. PMID: 25398447; PMCID: PMC4413836.
8. Sarvet B. Childhood Obsessive-Compulsive Disorder. Pediatrics in Review 2013;34:12. https://pedsinreview.aappublications.org/content/pedsinreview/34/1/19.full-text.pdf

Pendahuluan Gangguan Obsesif Kom...
Etiologi Gangguan Obsesif Kompulsif
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.