Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gangguan Waham Menetap general_alomedika 2022-11-10T14:54:53+07:00 2022-11-10T14:54:53+07:00
Gangguan Waham Menetap
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Gangguan Waham Menetap

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Diagnosis gangguan waham menetap atau persistent delusional disorder dapat dicurigai pada pasien yang memiliki waham non-bizarre selama 1 bulan atau lebih. Diagnosis ditegakkan berdasarkan wawancara klinis, serta observasi perilaku pasien menggunakan kriteria Pedoman Praktis Diagnosis Gangguan Jiwa 3 atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V.

Anamnesis

Pasien biasanya mempunyai penampilan yang baik dan tidak menunjukkan adanya gangguan fungsi atau aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Pasien sering kali banyak menuntut pengakuan dan menunjukkannya pada dokter.

Hasil wawancara psikiatri pada pasien dengan gangguan waham biasanya wajar dan normal, kecuali yang terkait dengan sistem waham yang dimilikinya. Waham pasien bersifat non-bizarre, atau berarti melibatkan situasi yang tidak nyata, tetapi mungkin saja terjadi di kehidupan sesungguhnya. Waham bukan disebabkan oleh kondisi medis lain, misalnya delirium, gangguan jiwa lain, atau akibat obat-obatan terlarang.

Suasana hati pasien biasanya menyesuaikan dengan wahamnya. Sebagai contoh, pada pasien dengan waham kebesaran mungkin mengalami euforia, sedangkan jika pasien memiliki waham kejar, maka pasien dapat tampak cemas. Fungsi kognitif dan memori pasien juga biasanya baik.[2–4]

Tipe Waham

Waham yang dialami pasien dengan gangguan waham umumnya sangat spesifik dan sistematik. Tema-tema waham yang sering ditemukan adalah waham curiga, waham cemburu, erotomania, waham kebesaran, waham somatik, atau campuran. Di Indonesia, salah satu jenis waham yang banyak ditemukan adalah waham magis-mistik dan waham keagamaan.[2,3]

Waham Erotomania

Pasien percaya bahwa ada seseorang yang mencintainya. Sering kali, objek cintanya adalah orang yang penting atau terkenal. Waham ini bisa menimbulkan perilaku stalking/menguntit. Jika waham erotomania terjadi pada pria, maka dapat menyebabkan perilaku agresif.[2,3]

Waham Kebesaran

Pasien percaya bahwa dirinya mempunyai nilai, kekuatan, kekuasaan, kemampuan, atau identitas yang tinggi. Bisa juga pasien merasa mempunyai bakat hebat atau telah membuat penemuan hebat.[2,3]

Waham Cemburu

Pasien meyakini bahwa pasangannya tidak setia. Tipe waham ini lebih sering dijumpai pada jenis kelamin pria, dan terkadang berhubungan dengan ide bunuh diri atau membunuh orang lain.[2,3]

Waham Kejar

Pada waham kejar/curiga, pasien percaya bahwa dirinya atau seseorang yang dekat dengan dirinya disakiti atau ada orang yang memata-matai mereka, atau ada orang yang berencana menyakiti mereka. Sering kali waham ini berakibat laporan berulang ke polisi. Selain itu, waham ini juga dapat mengakibatkan pasien menjadi gelisah, agresif, bahkan menyerang orang lain.[2,3]

Waham Somatik

Waham somatik dikenal juga sebagai monosymptomatic hypochondriacal psychosis. Pasien percaya bahwa dirinya mempunyai cacat fisik atau penyakit medis. Waham somatik yang paling umum ditemukan adalah pasien yakin ada parasit yang menginfeksi dirinya, waham terkait dismorfik tubuh, serta terkait bau badan atau halitosis.[2,3]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding dari gangguan waham menetap, antara lain schizophrenia, delirium, dan substance-related disorder. Kondisi-kondisi medis ini juga dapat menyebabkan timbulnya gejala waham, yang menyerupai gejala gangguan waham menetap.

Schizophrenia

Waham juga merupakan salah satu gejala schizophrenia. Namun, waham yang terjadi pada schizophrenia biasanya bersifat bizarre, dan sering kali terjadi bersamaan dengan halusinasi. Selain itu, pada schizophrenia juga dapat ditemukan proses pikir yang kacau, gejala negatif, serta gangguan fungsi maupun kognitif.[3,4]

Delirium

Sekilas, gejala delirium dapat menyerupai gangguan waham menetap. Namun, pada delirium akan ditemukan kesadaran pasien yang berubah-ubah, halusinasi, defisit atensi, dan gangguan fungsi kognitif.[3,4]

Substance Disorder

Amphetamine and cocaine use disorder merupakan jenis penyalahgunaan obat-obatan yang paling sering ditemukan, dan dapat menimbulkan gejala mirip seperti waham. Pada alcohol use disorder, dapat terjadi waham somatik juga. Riwayat konsumsi amfetamin dan kokain akan membantu membedakan dengan gangguan waham menetap.[3,4]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang disarankan untuk dilakukan jika ada kecurigaan penyebab organobiologik. Kecurigaan penyebab organobiologik timbul apabila didapatkan onset yang relatif cepat, riwayat kejang, demam tinggi, trauma, atau perburukan penyakit fisik sebelum onset gangguan. Pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan kecurigaan penyakit penyebabnya.

Kriteria Diagnostik PPDGJ-III

Kriteria gangguan waham menetap berdasarkan PPDGJ-III adalah

  • Waham merupakan satu satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut, baik tunggal maupun sebagai satu sistem waham, harus ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi/personal, dan bukan budaya setempat
  • Kriteria umum gejala schizophrenia tidak terpenuhi
  • Gejala-gejala depresif atau bahkan episode depresif yang lengkap/ “full brown” mungkin terjadi secara intermiten dengan syarat, bahwa waham tersebut tetap ada pada saat gangguan afektif mereda
  • Tidak ada bukti tentang adanya penyakit otak
  • Tidak ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara. Namun, bukan halusinasi orang ketiga yang membicarakan atau mengomentari[12]

Kriteria Diagnostik DSM-5

Kriteria diagnostik untuk gangguan waham berdasarkan DSM-5 adalah

  • Adanya satu atau lebih waham selama lebih dari 1 bulan
  • Kriteria A untuk schizophrenia tidak terpenuhi. Bila terdapat halusinasi, maka halusinasi tidak boleh menonjol dan harus berhubungan dengan wahamnya

  • Selain waham atau ramifikasinya, tidak ada gangguan fungsi lainnya dan tidak ada perilaku yang aneh atau tidak wajar
  • Bila terdapat episode manik atau depresi, maka durasinya lebih pendek bila dibandingkan dengan durasi periode waham[13]

Gangguan yang timbul bukan akibat penggunaan zat atau kondisi medis, dan tidak bisa dijelaskan oleh gangguan mental lain, seperti gangguan body dismorfik atau gangguan obsesif kompulsif.[13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

 

Referensi

2. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: behavioral sciences/clinical psychiatry. Eleventh edition. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
3. Joseph SM, Siddiqui W. Delusional Disorder. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539855/
4. Bourgeois JA. Delusional Disorder. Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/292991-overview#a5
12. WHO. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders. Geneva: World Health Organization; 2007.
13. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2013.

Epidemiologi Gangguan Waham Menetap
Penatalaksanaan Gangguan Waham M...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.