Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Waham Menetap general_alomedika 2022-11-10T14:59:29+07:00 2022-11-10T14:59:29+07:00
Gangguan Waham Menetap
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Waham Menetap

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan untuk gangguan waham menetap atau persistent delusional disorder terutama bertujuan agar pasien dapat mematuhi pengobatan yang diberikan. Sebaiknya, pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait pengobatan. Dukungan keluarga juga berperan penting dalam kesembuhan pasien.

Edukasi Pasien

Edukasi terutama ditekankan pada distress dan ketidakmampuan pasien untuk berfungsi dengan lebih baik akibat wahamnya. Keluarga juga disarankan untuk terlibat dalam proses terapi, terutama dalam upaya membantu reality testing pada pasien.

Edukasi lainnya adalah mengenai kepatuhan minum obat mengingat bahwa waham bisa dikendalikan dengan farmakoterapi yang adekuat. Bukti klinis menunjukkan pemberian antipsikotik, misalnya risperidone dan olanzapine, memiliki efektivitas yang lebih tinggi pada pasien rawat inap. Hal ini dihubungkan dengan tingkat kepatuhan yang lebih baik.

Pasien dengan gangguan waham juga membutuhkan dukungan agar tidak mengalami komplikasi psikiatri, seperti depresi dan kecemasan. Untuk itu pasien dan keluarganya perlu diedukasi untuk mengenali gejala kekambuhan penyakit dan dapat segera mencari pertolongan medis.[3,17]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Saat ini, belum ada metode yang bisa digunakan secara spesifik untuk mencegah gangguan waham menetap. Namun, deteksi dini dan penanganan yang lebih awal akan bisa mencegah dampak dan komplikasi terhadap kehidupan pasien dan keluarganya.

Pencegahan gangguan jiwa, termasuk gangguan waham menetap, dapat dilakukan dengan promosi kesehatan jiwa. Tujuan promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan atau memelihara faktor protektif dan perilaku hidup sehat, serta menurunkan faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan jiwa.

Promosi kesehatan jiwa dapat dilakukan sejak usia kanak-kanak, misalnya dengan aktivitas psikososial sejak usia dini, serta program-program yang mendukung perkembangan mental, seperti pencegahan substance abuse dan kekerasan dalam rumah tangga.

Promosi kesehatan juga dapat ditujukan pada kelompok yang rentan mengalami gangguan jiwa, seperti remaja dan imigran. Inaktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko terjadinya gangguan jiwa. Oleh sebab itu, kelompok rentan gangguan jiwa sebaiknya juga disarankan untuk rutin beraktivitas fisik.[5,20]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

 

Referensi

3. Joseph SM, Siddiqui W. Delusional Disorder. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539855/
5. Youth.gov. Mental Health Promotion and Prevention. 2022 https://youth.gov/youth-topics/youth-mental-health/mental-health-promotion-prevention
17. 15. Muñoz-Negro JE, Ibáñez-Casas I, de Portugal E, Lozano-Gutiérrez V, Martínez-Leal R, Cervilla JA. A Psychopathological Comparison between Delusional Disorder and Schizophrenia. Can J Psychiatry. 2018 Jan;63(1):12-19. doi: 10.1177/0706743717706347.
20. Fusar-Poli P, Correll CU, Arango C, Berk M, Patel V, Ioannidis JPA. Preventive psychiatry: a blueprint for improving the mental health of young people. World Psychiatry. 2021 Jun;20(2):200-221. doi: 10.1002/wps.20869.

Prognosis Gangguan Waham Menetap
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.