Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Gangguan Waham Menetap general_alomedika 2022-11-10T14:53:08+07:00 2022-11-10T14:53:08+07:00
Gangguan Waham Menetap
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gangguan Waham Menetap

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Berdasarkan data epidemiologi, prevalensi gangguan waham menetap atau persistent delusional disorder diperkirakan sebesar 0,05–0,1%. Jenis waham yang paling sering ditemukan adalah waham kejar, diikuti dengan waham cemburu.

Global

Prevalensi gangguan waham menetap secara global diperkirakan sekitar 0,05–0,1%. Berdasarkan data dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) 5, prevalensi gangguan waham diperkirakan 0,2%. Prevalensi ini lebih rendah dibandingkan schizophrenia dan gangguan depresi. Insidensi per tahun gangguan waham diperkirakan sebesar 0,7–3 per 100.000 populasi.

Rata-rata usia onset kurang lebih adalah 35–55 tahun. Jenis waham yang dilaporkan paling banyak terjadi adalah waham kejar, yaitu mencapai 64%, diikuti dengan waham cemburu. Berdasarkan jenis kelamin, waham yang paling banyak ditemukan pada pria adalah waham curiga, sedangkan pada wanita adalah erotomania.

Gangguan waham, terutama yang berkaitan dengan substance abuse, lebih umum dijumpai pada pria. Namun, pada populasi pasien yang lebih tua gangguan waham lebih sering ditemukan pada perempuan.[2,4,9,10]

Indonesia

Di Indonesia, prevalensi gangguan waham menetap secara nasional masih belum diketahui. Namun, data dari riset kesehatan dasar nasional (riskesdas) tahun 2018 mendapatkan prevalensi schizophrenia/psikosis di Indonesia adalah 6,7%. Psikosis mencakup gangguan waham menetap, gangguan bipolar dengan ciri psikotik, dan depresi dengan ciri psikotik.[11]

Mortalitas

Pasien dengan gangguan psikotik, termasuk gangguan waham menetap, memiliki risiko mortalitas 2–3 kali lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Pasien juga diperkirakan memiliki usia 15 tahun lebih pendek daripada populasi sebaya yang tidak menderita gangguan psikotik.

Pada tahun pertama sejak didiagnosis menderita gangguan psikotik, risiko mortalitas akibat segala penyebab ditemukan sebesar 55 per 10.000 orang. Pada tahun ketiga setelah diagnosis, risiko mortalitas menjadi 27 per 10.000 orang. Meskipun menurun, angka ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan risiko mortalitas pada populasi umum, yaitu 9 per 10.000 orang.[21,22]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

 

Referensi

2. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: behavioral sciences/clinical psychiatry. Eleventh edition. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
4. Bourgeois JA. Delusional Disorder. Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/292991-overview#a5
9. Kulkarni KR, Arasappa R, Prasad KM, et al. Clinical Presentation and Course of Persistent Delusional Disorder: Data From a Tertiary Care Center in India. Prim Care Companion CNS Disord. 2016 Feb 4;18(1):10.4088/PCC.15m01883. doi: 10.4088/PCC.15m01883.
10. González-Rodríguez A, Esteve M, Alvarez A. What We Know and Still Need to Know about Gender Aspects of Delusional Disorder: A Narrative Review of Recent Work. J Psychiatry Brain Sci. 2019;4:e190009. https://doi.org/10.20900/jpbs.20190009
11. Kementerian Kesehatan. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
21. Bitter I, Czobor P, Borsi A, et al. Mortality and the relationship of somatic comorbidities to mortality in schizophrenia: a nationwide matched-cohort study. Eur Psychiatry. 2017;45:97-103.
22. Simon GE, Stewart C, Yarborough BJ, et al. Mortality Rates After the First Diagnosis of Psychotic Disorder in Adolescents and Young Adults. JAMA Psychiatry. 2018 Mar 1;75(3):254-260. doi: 10.1001/jamapsychiatry.2017.4437.

Etiologi Gangguan Waham Menetap
Diagnosis Gangguan Waham Menetap
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.