Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Asma karyanti 2022-11-03T09:01:45+07:00 2022-11-03T09:01:45+07:00
Asma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan E-Prescription
  • Pasien Anak - Panduan E-Prescription

Etiologi Asma

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Etiologi asma adalah hiperresponsif jalan napas yang menyebabkan inflamasi kronik dan obstruksi saluran napas. Asma dapat dicetuskan oleh infeksi saluran napas atas, aktivitas fisik, suhu dingin, dan paparan asap rokok atau polutan lain.[1,4]

Fenotip Asma

Asma memiliki beberapa fenotip yang memberikan gejala dengan karakteristik yang berbeda pada setiap individu.[1]

Asma Alergi

Asma alergi merupakan fenotip asma yang paling banyak. Fenotip asma ini sering kali muncul pada anak dengan riwayat asma atau alergi pada keluarga. Pemeriksaan sputum pada pasien dengan asma alergi sebelum terapi memberikan gambaran inflamasi jalan napas eosinofilik. Selain itu, pasien dengan fenotip asma alergi biasanya memberikan respon yang baik dengan pemberian kortikosteroid inhalasi.[1,4]

Asma Non Alergi

Pada asma non alergi, pemeriksaan sputum sering kali memberikan gambaran adanya neutrofil, eosinofil, serta sedikit gambaran sel inflamasi (pausigranulositik).[1]

Asma Awitan Lambat

Asma awitan lambat atau onset dewasa biasanya membutuhkan pemberian kortikosteroid inhalasi dosis tinggi. Sebelum menegakkan diagnosis asma onset dewasa, klinisi perlu menyingkirkan kemungkinan adanya diagnosis asma okupasional.[1]

Ama dengan Limitasi Jalan Napas Menetap

Adanya remodelling jalan napas menyebabkan terjadinya asma dengan limitasi jalan napas menetap. Fenotip ini dapat terjadi pada pasien asma yang tidak menjalani tata laksana asma yang adekuat.[1]

Asma dengan Obesitas

Beberapa pasien asma dengan komorbid obesitas memiliki gejala respirasi yang berat serta inflamasi jalan napas eosinofilik.[1]

Faktor Pencetus Asma

Beberapa faktor yang dapat mencetuskan asma adalah:

  • Alergen: tungau rumah, residu kecoa, polen
  • Infeksi saluran pernapasan atas, terutama infeksi virus

  • Paparan asap rokok
  • Suhu dingin
  • Aktivitas fisik[4]

Faktor Risiko

Faktor genetik, paparan asap rokok, polusi udara, defisiensi vitamin D, pekerjaan, dan konsumsi aspirin dilaporkan berkaitan dengan risiko asma.[1,8]

Genetik

Gen yang berperan dalam proses terjadinya asma antara lain ADAM33, DPP10, PHF11, NPSR1, HLA – G, CYFIP2, IRAK3, dan OPN3.[5]

Paparan Asap Rokok

Beberapa studi menunjukkan bahwa paparan asap rokok mampu meningkatkan risiko terjadinya asma melalui mekanisme metilasi DNA, perubahan ekspresi gen, serta aktivasi jalur sel T helper 2.[5]

Polusi Udara

Beberapa polutan yang diduga berperan memicu terjadinya asma adalah ozon, sulfur dioksida, dan nitrit oksida. Zat–zat tersebut diduga memicu asma dengan cara meningkatkan kerusakan oksidatif yang memicu remodelling jalan napas, serta peningkatan respon inflamasi dan sensitisasi aeroalergen.[5]

Aktivitas Fisik

Asma yang diinduksi olahraga adalah varian asma yang didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana olahraga atau aktivitas fisik yang kuat memicu bronkokonstriksi akut pada orang dengan reaktivitas saluran napas yang meningkat.[8]

Stres

Salah satu biomarker yang berperan dalam respon stres, seperti kortisol, pada wanita hamil mampu meningkatkan risiko anak mengalami asma dengan cara mengganggu sistem imunitas, neuroendokrin, serta fungsi autonomi yang berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan paru normal.[5]

Pekerjaan

Pekerjaan berhubungan dengan 10-15% kasus asma dewasa. Pekerjaan berisiko tinggi termasuk pertanian, pengecatan, pekerjaan kebersihan, dan manufaktur plastik.[8]

Konsumsi Aspirin

Trias asma, sensitivitas aspirin, dan polip nasal mempengaruhi 5-10% pasien asma. Dosis tunggal aspirin dapat memicu eksaserbasi asma akut, disertai dengan rhinorrhea dan iritasi konjungtiva.[8]

Vitamin D

Vitamin D serta aktivasi reseptor vitamin D diketahui memiliki efek imunomondulator dan antiinflamasi. Dalam hal ini, vitamin D mampu meningkatkan respon imunitas adaptif dan bawaan melalui aktivasi sel dendritik, makrofaga, serta sel limfosit T dan B. Selain itu, vitamin D juga berperan dalam proses remodeling jalan napas melalui aktivasi sel epitel, sel makrogafa alveolar, serta proses transkripsi sitokin proinflamasi.

Lebih lanjut lagi, vitamin D dan hubungannya dengan asma diketahui sudah berperan sejak proses embriogenesis. Dalam hal ini, beberapa studi menunjukkan kadar vitamin D yang rendah pada ibu hamil berpotensi meningkatkan risiko mengi pada anak.[5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gold SP Tampubolon

Referensi

1. Reddel HK, Bacharier LB, Bateman ED, Brightling CE, Brusselle GG, Buhl R, Cruz AA, Duijts L, Drazen JM, FitzGerald JM, Fleming LJ, Inoue H, Ko FW, Krishnan JA, Levy ML, Lin J, Mortimer K, Pitrez PM, Sheikh A, Yorgancioglu AA, Boulet LP. Global Initiative for Asthma Strategy 2021: Executive Summary and Rationale for Key Changes. Am J Respir Crit Care Med. 2022 Jan 1;205(1):17-35. doi: 10.1164/rccm.202109-2205PP.
4. McCracken JL, Veeranki SP, Ameredes BT, Calhoun WJ. Diagnosis and Management of Asthma in Adults: A Review. JAMA. 2017 Jul 18;318(3):279-290. doi: 10.1001/jama.2017.8372.
5. Stern J, Pier J, Litonjua AA. Asthma epidemiology and risk factors. Semin Immunopathol. 2020 Feb;42(1):5-15. doi: 10.1007/s00281-020-00785-1.
8. Morris MJ. Asthma. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/296301-overview#a5

Patofisiologi Asma
Epidemiologi Asma

Artikel Terkait

  • Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
    Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
  • Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
    Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
    Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
  • Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023
    Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 21 Maret 2025, 11:55
PALPITASI SETELAH KONSUMSI SALBUTAMOL 4 MG
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
9 Balasan
Alo Dokter. Selamat malam dok, pasien perempuan usia 16 tahun dengan keluhan batuk 2 hari, disertai nafas bunyi ngik, demam (-). Pasien beli obat sendiri ke...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 08:47
Asma yang kambuh dan tidak membaik dengan symbicort
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam TS dokterIzin bertanya, pasien dewasa dengan asma rutin dgn symbicort, kemudian asma kambuh tdk membaik dengan symbicort. apakah boleh di beri...
Anonymous
Dibalas 13 Oktober 2024, 09:12
Kortikosteroid dan bronkodilator pada pasien ibu hamil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok saya mempunyai pasien sesak nafas karna asma bronkhiale dimana saat itu pasien tsb lagi hamil apakah boleh Dikasih kortocosteroid dan bronkodilator...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.