Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pasien Anak - Panduan E-Prescription Asma annisa-meidina 2023-11-01T11:08:09+07:00 2023-11-01T11:08:09+07:00
Asma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan E-Prescription
  • Pasien Anak - Panduan E-Prescription

Pasien Anak - Panduan E-Prescription Asma

Oleh :
dr. Irene Cindy Sunur
Share To Social Media:

Panduan e-prescription asma pada anak ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak meresepkan terapi medikamentosa secara online.

Asma merupakan suatu penyakit respirasi kronis. Penderita penyakit ini mengalami penurunan aliran udara ekspirasi dan manifestasi klinis seperti sesak napas, wheezing, serta rasa penuh di dada. Meskipun tidak bisa disembuhkan, asma bisa dikendalikan dengan penggunaan controller dan reliever yang tepat sesuai derajat keparahan.[1]

Tanda dan Gejala

Pasien asma dapat mengalami sesak napas, batuk, wheezing, dan rasa penuh di dada. Gejala biasanya memburuk di malam hari atau ketika bangun tidur. Munculnya gejala sering dipicu oleh alergen, udara dingin, atau aktivitas fisik yang intens. Gejala juga bisa muncul atau memburuk ketika pasien mengalami infeksi viral.[1]

Diagnosis asma pada anak usia <5 tahun lebih sulit ditegakkan secara pasti karena anak di usia tersebut dapat mengalami wheezing meskipun tidak ada asma, misalnya akibat infeksi viral pada saluran pernapasan. Oleh sebab itu, GINA (Global Initiative for Asthma) 2023 menyertakan kasus wheezing viral pada anak-anak <5 tahun dalam pedomannya meskipun belum terkonfirmasi pasti asma.[1]

Peringatan

Untuk kasus asma parah yang tidak bisa terkendalikan meskipun terapi sudah adekuat, teknik penggunaan inhaler sudah tepat, dan kepatuhan pasien baik, dokter sebaiknya merujuk pasien ke fasilitas kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut.[1,2]

Dokter juga sebaiknya merujuk pasien asma ringan maupun asma parah yang sedang mengalami eksaserbasi akut ke fasilitas kesehatan. Kasus eksaserbasi akut moderat hingga parah membutuhkan suplementasi oksigen, kortikosteroid, short-acting beta agonist (SABA), dan monitoring ketat. Penderita asma ringan juga tetap memiliki risiko eksaserbasi akut yang parah.[1,2]

Dokter juga sebaiknya merujuk pasien yang baru mengalami serangan untuk pertama kalinya untuk bertemu dokter secara langsung. Investigasi lanjutan, misalnya dengan spirometri, umumnya diperlukan untuk diagnosis. Anak usia <1 tahun sebaiknya tidak langsung diterapi asma karena wheezing pada usia <1 tahun lebih sering disebabkan oleh bronkiolitis daripada asma.[1,2]

Pasien yang memiliki risiko asthma-related death tinggi juga sebaiknya dirujuk. Contoh faktor risiko asthma-related death adalah:

  • Riwayat serangan asma yang hampir fatal dalam 1 tahun terakhir, seperti yang membutuhkan rawat inap, intubasi, dan ventilasi mekanik
  • Pemakaian ICS tidak teratur
  • Pemakaian monoterapi SABA berlebihan
  • Alergi makanan yang terkonfirmasi

  • Pneumonia atau aritmia[1]

Medikamentosa untuk Anak Usia 1–5 Tahun

Menurut pedoman klinis untuk anak usia 1–5 tahun, terapi asma dapat diberikan jika ada wheezing seperti asma. Pada anak usia <1 tahun, wheezing biasanya disebabkan oleh bronkiolitis, sehingga terapi asma tidak dianjurkan.[1,2]

Menurut pedoman GINA 2023, medikamentosa untuk asma pada anak usia 1–5 tahun diberikan dalam 4 steps. Step-up dan step-down dapat dilakukan sesuai perkembangan kondisi anak.[1]

Step 1

Step 1 ditujukan untuk anak dengan wheezing viral yang tidak sering dan tidak memiliki gejala interval atau hanya memiliki sedikit gejala interval.[1]

Pada pasien seperti ini, terapi lini pertama adalah reliever berupa SABA yang diberikan seperlunya saja ketika ada episode wheezing. SABA dalam MDI (metered-dose inhaler) harus diberikan dengan spacer dan mask serta edukasi agar orang tua mengerti cara pemakaian pada anak. Orang tua juga harus membawa MDI, spacer, dan mask setiap saat bersama anak.[1,2]

Contoh peresepan SABA:

  • Anak usia 1–2 tahun: 2 puffs salbutamol (100 µg per puff) melalui pMDI (pressurized metered-dose inhaler) plus spacer dan face mask. Ekstra 2 puffs dapat diberikan jika perlu
  • Anak berusia 3–5 tahun: 2–4 puffs salbutamol (100 µg per puff) melalui pMDI plus spacer jika bisa berkooperasi, dengan face mask jika tidak bisa membentuk seal adekuat di sekitar mouthpiece. Ekstra 2 puffs dapat diberikan jika perlu[1,2]

Penggunaan controller harian (ICS) belum memiliki basis bukti kuat pada kelompok ini, sehingga umumnya tidak dilakukan.[1]

Step 2

Step 2 ditujukan untuk anak yang pola gejalanya tidak konsisten dengan asma tetapi episode wheezing yang membutuhkan SABA terjadi sering (≥3 kali per tahun). Pada pasien ini, dokter bisa memberikan trial terapi 3 bulan. Step 2 juga ditujukan untuk anak dengan pola gejala konsisten asma dan mengalami eksaserbasi ≥3 kali per tahun.[1]

Controller lini pertama yang dianjurkan adalah ICS dosis rendah harian. Menurut GINA, ICS dosis rendah yang sudah memiliki cukup bukti untuk anak usia 1–5 tahun adalah budesonide nebulized harian 500 µg.[1]

Lini kedua controller yang bisa dipertimbangkan adalah antagonis reseptor leukotrien (LTRA) harian atau ICS intermittent jangka pendek saat onset penyakit respirasi. LTRA yang dimaksud dapat berupa montelukast 4 mg per hari untuk usia 1–5 tahun.[1,3]

Reliever yang diberikan dapat berupa SABA seperlunya ketika ada gejala. Dosis SABA (salbutamol) sama seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan untuk menilai apakah terapi efektif atau apakah perlu step-up.[1]

Step 3

Step 3 ditujukan untuk anak dengan diagnosis asma yang sudah pasti dan asma tidak terkontrol dengan ICS dosis rendah harian. Sebelum melakukan step-up dari step 2 ke step 3, evaluasi ulang dan pastikan bahwa gejala tidak disebabkan oleh diagnosis lain dan pastikan bahwa teknik penggunaan inhaler serta kepatuhan berobat sudah baik.[1]

Controller lini pertama yang dianjurkan adalah ICS dosis rendah harian (budesonide nebulized seperti pada step 2) tetapi diberikan double.[1]

Lini kedua controller yang bisa dipertimbangkan adalah kombinasi LTRA dan ICS. LTRA bisa berupa montelukast 4 mg per hari untuk usia 1–5 tahun.[1,3]

Reliever yang diberikan dapat berupa SABA seperlunya saja ketika ada gejala, dengan dosis seperti yang telah disebutkan sebelumnya.[1]

Pada tahap ini, pasien dapat dipertimbangkan untuk dirujuk, terutama jika kondisi tidak membaik setelah terapi selama 3 bulan dan membutuhkan step-up.[1]

Step 4

Step 4 tidak dibahas dalam panduan e-prescription ini karena pasien pada tahap ini sebaiknya dirujuk untuk bertemu langsung dengan dokter.[1]

Medikamentosa untuk Anak Usia 6–11 Tahun

Menurut GINA 2023, medikamentosa untuk asma pada anak usia 6–11 tahun diberikan dalam 5 steps. Step-up dan step-down dilakukan sesuai perkembangan kondisi anak.[1]

Step 1

Step 1 ditujukan untuk anak dengan gejala <2 kali per bulan.[1]

Pada kelompok ini, terapi yang direkomendasi adalah controller ICS dosis rendah yang digunakan saat pasien menggunakan reliever SABA untuk mengatasi gejala.[1]

Opsi ICS dosis rendah yang dianjurkan per pemakaian:

  • Budesonide dry powder inhaler (DPI) 100–200 µg
  • Beclomethasone dipropionate pMDI partikel standar 100–200 µg
  • Fluticasone propionate DPI atau pMDI partikel standar 50–100 µg
  • Pemberian dengan pMDI sebaiknya menggunakan spacer[1]

Sementara itu, SABA yang digunakan dapat berupa salbutamol pMDI 100 µg per puff, yang dipakai 2–4 puffs sesuai kebutuhan dengan menggunakan spacer.[2]

Step 2

Step 2 ditujukan untuk anak dengan gejala ≥2 kali per bulan tetapi gejala tersebut tidak terjadi setiap hari.[1]

Controller lini pertama adalah ICS dosis rendah yang diberikan setiap hari. Opsi sama seperti pada step 1 tetapi diberikan setiap hari.[1]

Reliever SABA digunakan seperlunya saja saat ada gejala, yaitu salbutamol pMDI 100 µg per puff, yang dipakai 2–4 puffs sesuai kebutuhan, dengan menggunakan spacer.[2]

Step 3

Step 3 ditujukan untuk anak dengan gejala yang terjadi hampir setiap hari atau yang terbangun dengan gejala asma ≥1 kali per minggu.[1]

Controller lini pertama adalah kombinasi ICS-LABA dosis rendah yang diberikan setiap hari. Contohnya adalah kombinasi fluticasone propionate 100 µg dan salmeterol 50 µg, yang digunakan 2 kali per hari.[1,4]

Selain kombinasi ICS-LABA dosis rendah, opsi controller lain yang dianjurkan adalah ICS saja dengan dosis medium, seperti:

  • Budesonide dry powder inhaler (DPI) 200–400 µg per hari
  • Beclomethasone dipropionate pMDI partikel standar 200–400 µg per hari
  • Fluticasone propionate DPI atau pMDI partikel standar 100–200 µg per hari
  • Pemberian dengan pMDI sebaiknya menggunakan spacer[1]

Reliever SABA digunakan seperlunya seperti yang telah disebutkan sebelumnya.[1]

Step 4 dan Step 5

Menurut pedoman GINA, anak usia 6–11 tahun yang membutuhkan step 4 atau step 5 sebaiknya dirujuk untuk bertemu dokter spesialis anak secara langsung. Oleh sebab itu, step 4 dan step 5 tidak dibahas dalam pedoman e-prescription ini.[1]

Medikamentosa untuk Anak Usia ≥12 Tahun

Medikamentosa asma untuk anak usia ≥12 tahun sama dengan medikamentosa asma untuk orang dewasa. Pedoman e-prescription asma orang dewasa dapat dilihat di sini.

Nonmedikamentosa untuk Asma pada Anak

Menurut pedoman GINA, semua pasien asma perlu memiliki rencana manajemen asma tertulis (written plan), yang mencakup arahan tentang penggunaan terapi inhalasi saat kondisi baik maupun terapi escalation saat gejala memburuk.[1]

Edukasi mengenai asma perlu diberikan kepada orang tua agar orang tua memahami pentingnya penggunaan obat sesuai instruksi. Edukasi perlu mencakup teknik inhalasi yang benar, penggunaan spacer, pengenalan gejala yang memburuk, dan penggunaan peak flow meter di rumah untuk mendeteksi fungsi paru yang memburuk.[1]

Referensi

1. Global Initiative for Asthma. 2023 GINA Report. 2023. https://ginasthma.org/2023-gina-main-report/
2. National Asthma Council. Managing Asthma in Children. Australian Asthma Handbook. 2023. https://www.asthmahandbook.org.au/management/children
3. Medscape. Montelukast. 2023. https://reference.medscape.com/drug/singulair-montelukast-343440
4. Medscape. Salmeterol/Fluticasone Inhaled. 2023. https://reference.medscape.com/drug/advair-diskus-salmeterol-fluticasone-inhaled-343448

Pasien Dewasa - Panduan E-Prescr...

Artikel Terkait

  • Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
    Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
  • Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
    Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
    Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
  • Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023
    Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 21 Maret 2025, 11:55
PALPITASI SETELAH KONSUMSI SALBUTAMOL 4 MG
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
9 Balasan
Alo Dokter. Selamat malam dok, pasien perempuan usia 16 tahun dengan keluhan batuk 2 hari, disertai nafas bunyi ngik, demam (-). Pasien beli obat sendiri ke...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 08:47
Asma yang kambuh dan tidak membaik dengan symbicort
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam TS dokterIzin bertanya, pasien dewasa dengan asma rutin dgn symbicort, kemudian asma kambuh tdk membaik dengan symbicort. apakah boleh di beri...
Anonymous
Dibalas 13 Oktober 2024, 09:12
Kortikosteroid dan bronkodilator pada pasien ibu hamil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok saya mempunyai pasien sesak nafas karna asma bronkhiale dimana saat itu pasien tsb lagi hamil apakah boleh Dikasih kortocosteroid dan bronkodilator...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.