Epidemiologi Gangguan Gait
Data epidemiologi menunjukkan bahwa gangguan gait lebih banyak terjadi pada lansia. Pada kelompok usia lebih muda, gangguan gait biasanya timbul terkait masalah perkembangan atau muskuloskeletal.[3,11]
Global
Prevalensi gangguan gait secara nyata meningkat seiring bertambahnya usia, dari sekitar 10 % antara usia 60-69 tahun menjadi lebih dari 60 % pada mereka yang berusia di atas 80 tahun. Pada usia yang lebih tua, gangguan gait biasanya berkaitan dengan gangguan fungsi proprioseptif pada polineuropati, penglihatan yang buruk, ensefalopati vaskular, dan osteoarthritis. Jika gangguan gait memiliki onset akut, penyebab serebrovaskular, tulang belakang, dan neuromuskuler harus dipertimbangkan.
Gangguan gait pada populasi yang lebih muda biasanya berkaitan dengan gangguan perkembangan atau muskuloskeletal. Jika dibedakan berdasarkan jenis kelamin, pria memiliki lebih banyak masalah gait neurologis, sementara wanita memiliki lebih banyak masalah gait non-neurologis.[3,11]
Indonesia
Data epidemiologi gangguan gait di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Gangguan gait dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup bermakna. Hal ini utamanya berkaitan dengan gangguan pada kemandirian dan kemudahan dalam melakukan aktivitas. Selain itu, gangguan gait akan meningkatkan risiko jatuh yang juga meningkatkan risiko mortalitas, terutama pada lansia. Komplikasi yang mungkin muncul dari jatuh adalah sinkop, fraktur, dan trauma kepala.[3,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono