Penatalaksanaan Gangguan Gait
Penatalaksanaan gangguan gait dibedakan menjadi dua, yaitu memperbaiki gangguan gait dan mengobati etiologinya. Tata laksana utama untuk memperbaiki gait adalah fisioterapi. Fisioterapi yang disarankan adalah jenis endurance, baik sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan jenis fisioterapi lainnya.
Tata laksana farmakologis disesuaikan dengan kondisi pasien serta etiologinya. Jenis obat yang sering dipakai adalah, dopaminergik, antispastisitas, ansiolitik, dan analgesik. Kompleksitas tata laksana gangguan gait bergantung pada tingkat keparahan gejala dan etiologi.[1-3]
Terapi Farmakologi
Pasien dengan kekurangan vitamin dapat diedukasi dan diresepkan suplemen yang tepat untuk meningkatkan kadar yang kurang. Lakukan evaluasi laboratorium rutin untuk menilai keberhasilan terapi vitamin. Modifikasi gaya hidup dengan pola diet yang tepat dapat digunakan untuk memastikan bahwa pasien memenuhi kekurangan gizi melalui makanan yang mereka konsumsi.[1–3]
Pasien dengan gangguan gait terkait gangguan neurologis dapat diobati dengan obat-obatan untuk meredakan gejala serta meningkatkan kadar neurotransmiter. Obat dipilih berdasarkan penyebab gangguan gait, yakni:
- Antispastisitas, seperti baclofen dan dantrolen, untuk otot hipertonus. Untuk spastisitas fokal, dapat diberikan injeksi neurotoksin botulinum
- Untuk distonia atau chorea, dapat diberikan antidiskinesia seperti amantadine
- Dopaminergik, seperti pramipexole, untuk mengatasi hipokinesia pada Parkinsonisme
- Analgesik, seperti ketoprofen, untuk mengurangi rasa nyeri pada antalgic gait
- Psikostimulan, seperti metilfenidat, digunakan untuk mengatasi freezing, kelemahan, serta penurunan atensi dan kognitif[1,3,11,15]
Terapi Non-Farmakologi
Perbaikan pada pasien dengan penyakit Parkinson bisa dicapai melalui obat-obatan yang efektif, stimulasi otak dalam pada nukleus subtalamik, dan memperbaiki teknik gait melalui fisioterapi.[1,3,11]
Pasien dengan gangguan gait juga dapat memperoleh manfaat dari rehabilitasi multimodal, gait training, penggunaan alat bantu jalan, dan tindakan pencegahan jatuh. Intervensi latihan yang umum digunakan seperti latihan kekuatan, daya ledak dan ketahanan otot, serta latihan koordinasi, dapat meningkatkan kecepatan berjalan rutin dan berjalan maksimal pada lansia.[1,11,14,15]
Latihan Fleksibilitas
Latihan fleksibilitas bertujuan untuk memperbaiki range of motion (ROM) sendi.[1,3,11,15]
Latihan Ketahanan
Selain memperbaiki gait, latihan ketahanan juga bermanfaat untuk keseimbangan. Weight bearing merupakan salah satu metode latihan ketahanan yang dapat dilakukan.
Pasien stroke yang menjalani program latihan ketahanan dengan treadmill telah dilaporkan mengalami perbaikan keseimbangan, motorik, kecepatan berjalan, dan ketahanan berjalan secara signifikan. Treadmill yang dapat dilakukan adalah tipe weight bearing atau non-weight bearing, disesuaikan dengan kondisi pasien.[1-4,11,15]
Alat Bantu Jalan
Alat bantu jalan dapat bermanfaat pada pasien gangguan gait untuk mempermudah mobilitas dan mencegah jatuh. Alat bantu jalan yang digunakan dapat berupa walker, kruk, dan tongkat.[3,15,16]
Pencegahan Jatuh
Beberapa intervensi untuk pencegahan jatuh mencakup:
- Menyalakan lampu pada malam hari ketika bergerak di dalam rumah
- Berolahraga untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan yang baik
- Hindari karpet atau alas kaki yang longgar
- Gunakan alas non-slip dan pegangan di kamar mandi[3,17]
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono