Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Angina Ludwig general_alomedika 2023-03-30T09:31:40+07:00 2023-03-30T09:31:40+07:00
Angina Ludwig
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Angina Ludwig

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

Diagnosis Angina Ludwig dilakukan melalui tanda selulitis pada leher, kesulitan menelan dan berbicara, serta dapat disertai trismus. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat umumnya cukup untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan untuk mengetahui derajat keparahan infeksi atau apakah terbentuk abses yang membutuhkan tata laksana tambahan.[3,8]

Kriteria Diagnosis

Pada tahun 1939, Grodinsky membuat kriteria diagnosis yang digunakan untuk menegakkan diagnosis Angina Ludwig. Grodinsky menyebutkan bahwa pada kasus Angina Ludwig harus ditemukan adanya

  • Selulitis, bukan abses, pada rongga submandibular, mengenai lebih dari satu rongga dan biasanya bersifat bilateral

  • Menyebabkan gangren dengan infiltrasi serosanguinus dan busuk, tetapi hanya terdapat sedikit pus
  • Melibatkan jaringan ikat, fascia dan otot, tetapi tidak melibatkan struktur kelenjar
  • Menyebar secara kontinu, tetapi tidak menyebar secara limfatik[3,9,11]

Anamnesis

Pasien Angina Ludwig biasanya datang dengan keluhan bengkak di leher yang bilateral atau “bull neck”. Bengkak dapat disertai dengan nyeri pada leher, demam, dan menggigil. Beberapa pasien mengeluhkan sulit berbicara karena elevasi lidah, odinofagia dan disfagia. Pada beberapa kasus yang lebih jarang, pasien mengeluhkan nyeri pada mulut.

Suara serak, mengeces, pembengkakan lidah, kekakuan leher dan nyeri tenggorokan juga merupakan keluhan yang umum. Pasien juga dapat mengeluhkan gejala tidak spesifik yang berkaitan dengan respons inflamasi seperti demam, malaise, dan kelemahan. Pada anamnesis riwayat penyakit seringkali didapatkan riwayat nyeri gigi maupun ekstraksi gigi.[3,6,8]

Pasien juga dapat mengeluhkan nyeri pada rahang, trismus, dan elevasi lidah. Elevasi lidah yang terjadi pada pasien disertai dengan nyeri. Elevasi ini juga menyebabkan pasien mengalami kesulitan menelan. Elevasi lidah yang terjadi akibat pembesaran rongga di bawahnya, kemudian menyebabkan pergeseran pangkal lidah dan berpotensi untuk menutup jalan napas pasien.[1,3]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik pasien dengan Angina Ludwig ditemukan tanda selulitis berupa pembengkakan leher bagian atas, nyeri, kemerahan, serta kekakuan leher. Selain itu, dapat juga ditemukan indurasi bilateral karena pembengkakan pada daerah submandibular dan krepitus. Biasanya tidak ditemukan limfadenopati.

Pada pemeriksaan rongga oral dapat ditemukan adanya pembengkakan dasar mulut dan bengkak pada gigi yang mengalami infeksi. Dapat pula ditemukan trismus bila infeksi meluas pada rongga parafaringeal.

Bila terjadi obstruksi jalan napas dapat ditemukan adanya stridor, dispnea dan takipnea. Pada kasus dengan hipoksia yang berkepanjangan dapat menyebabkan kebingungan dan penurunan kesadaran.[3,8]

Diagnosis Banding

Angina Ludwig dapat didiagnosis banding dengan abses rongga mulut, epiglotitis dan angioedema atau hematoma submandibular.

Abses Rongga Mulut

Abses peritonsilar, abses retrofaringeal, dan abses submandibula dapat dibedakan dari Angina Ludwig berdasarkan lokasi pembengkakan yang terjadi. Selain itu, Angina Ludwig juga biasanya tidak membentuk abses.

Diagnosis Banding Lain

Angina Ludwig juga dapat didiagnosis banding dengan epiglotitis dan angioedema atau hematoma submandibular. Pada epiglotitis akan didapatkan tanda peradangan pada epiglotis. Angioedema umumnya dipicu reaksi alergi, sedangkan hematoma submandibula dapat disebabkan trauma.

Diagnosis banding lain yang perlu dipikirkan adalah keganasan oral. Akan tetapi, keganasan dapat disingkirkan melalui biopsi serta manifestasi lainnya seperti jaringan yang lebih rapuh serta penurunan berat badan signifikan yang tidak direncanakan.[8,9]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis Angina Ludwig umumnya dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan.

Pada kasus dengan septikemia dapat dilakukan kultur darah untuk menentukan agen penyebab. Pemeriksaan kultur langsung untuk menentukan agen penyebab Angina Ludwig sulit untuk dilakukan karena pada Angina Ludwig jarang terbentuk abses yang dapat diaspirasi dan dikultur.[2,8]

Pemeriksaan CT scan dengan kontras dapat dilakukan untuk mengetahui keparahan infeksi termasuk untuk menentukan apakah terbentuk abses dan lokasinya. Tujuannya adalah untuk menentukan pendekatan operatif apabila diperlukan.[3,8,9]

Selain itu, CT scan juga dilakukan untuk menilai beratnya obstruksi jalan napas yang terjadi.  Akan tetapi, sebelum melakukan pemeriksaan ini, lakukan penilaian jalan napas terlebih dulu, karena posisi supinasi saat melakukan CT scan dapat merubah obstruksi parsial menjadi obstruksi komplit.

Pencitraan yang lebih sederhana dengan USG dapat dilakukan untuk menentukan apakah terbentuk abses. Abses yang berukuran kecil sulit diidentifikasi dengan USG.[3,8,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Wolfe MM, Davis JW, Parks SN. Is surgical airway necessary for airway management in deep neck infections and Ludwig angina? J Crit Care 2011; 26: 11–14.
2. Saifeldeen K, Evans R. Ludwig’s angina. Emerg Med J 2004; 21: 242–243.
3. Costain N, Marrie TJ. Ludwig’s angina. Am J Med 2011; 124: 115–117.
6. Marcus BJ, Kaplan J, Collins KA. A case of Ludwig angina: A case report and review of the literature. Am J Forensic Med Pathol 2008; 29: 255–259.
8. An J, Madeo J, Singhal M. Ludwig Angina. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482354/
9. Parker E, Mortimore G. Ludwig’s angina: A multidisciplinary concern. Br J Nurs 2019; 28: 547–551.

Epidemiologi Angina Ludwig
Penatalaksanaan Angina Ludwig

Artikel Terkait

  • Kontroversi Penggunaan Kortikosteroid pada Tata Laksana Angina Ludwig
    Kontroversi Penggunaan Kortikosteroid pada Tata Laksana Angina Ludwig
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.