Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Perforasi Membran Timpani general_alomedika 2023-02-01T09:47:05+07:00 2023-02-01T09:47:05+07:00
Perforasi Membran Timpani
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Perforasi Membran Timpani

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Diagnosis perforasi membran timpani dapat ditegakkan melalui pemeriksaan otoscopy. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan manifestasi klinis berupa otorea, tinitus, dan gangguan pendengaran.

Anamnesis

Gejala yang ditimbulkan oleh perforasi membran timpani bervariasi, tergantung pada etiologi yang mendasari. Manifestasi yang sering dijumpai adalah otorea (terkadang disertai darah), tinitus, gangguan pendengaran, sensasi penuh pada telinga, dan vertigo. Keluhan tinitus dan vertigo dapat ditemukan bila ada keterlibatan telinga bagian dalam.[2,3]

Perforasi membran timpani tanpa komplikasi tidak disertai dengan otalgia. Adanya otalgia menandakan proses penyakit ini sedang berlangsung.

Sebagian besar kasus perforasi didahului dengan otitis media berulang dengan gejala demam, otalgia, dan gejala infeksi saluran pernapasan atas sebelumnya.

Pada kasus noninfeksi, perlu ditanyakan mengenai riwayat perubahan tekanan atau trauma lainnya. Pada kasus trauma, manifestasi yang sering ditemukan adalah nyeri berat yang muncul tiba-tiba, gangguan pendengaran, tinitus, fistula perilimfe, dan cedera nervus fasial.[1,5]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada kasus perforasi membran timpani dilakukan dengan menggunakan otoskop untuk mempermudah visualisasi membran timpani. Pada beberapa kasus, membran timpani tidak dapat terlihat karena impaksi serumen, eksostosis (pertumbuhan tulang abnormal pada saluran telinga), atau benda asing. Impaksi serumen perlu dibersihkan terlebih dahulu sebelum otoscopy dilakukan.

Sebagian besar kasus perforasi membran timpani dapat ditegakkan dengan temuan membran timpani yang ruptur/tidak intak.[2,5,7]

Berdasarkan lokasi anatomi, perforasi membran timpani dapat dibagi menjadi tipe sentral, marginal, dan atik. Pada tipe sentral, perforasi terletak pada bagian pars tensa dengan bagian annulus intak. Sedangkan pada tipe marginal, terdapat destruksi anulus dan sulkus timpani, dan pada tipe atik perforasi terletak pada pars flaksida.[1,4]

Sebuah studi oleh Naylor et al melaporkan temuan pemeriksaan berupa “otoscope fogging, yaitu pembentukan kondensasi pada lapang pandang otoskop saat otoscopy.

Gambaran ini terjadi karena celah perforasi menyebabkan udara hangat yang berasal dari nasofaring dapat berpindah menuju telinga tengah dan kemudian ke telinga bagian luar. “Otoscope fogging” dapat memberikan manfaat dalam diagnosis perforasi yang tersembunyi yang tidak terlihat dengan visualisasi.[2,13]

Diagnosis Banding

Perforasi membran timpani biasanya mudah diidentifikasi berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik. Namun, beberapa kondisi lain perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi perforasi membran timpani. Diagnosis banding perforasi membran timpani adalah otitis eksterna, otitis media akut, dan kolesteatoma.

Otitis Eksterna

Otitis eksterna sering kali menunjukkan manifestasi berupa otorea, sehingga perlu dibedakan dengan perforasi membran timpani yang dapat terjadi akibat otitis media supuratif kronis. Pada otitis eksterna, didapatkan nyeri tragus dan eritema pada saluran telinga. Otoscopy akan menunjukkan gambaran ruptur membran timpani pada kasus perforasi, tetapi edema pada KAE akibat otitis eksterna sering kali menyebabkan membran timpani sulit untuk dinilai.

Otitis Media Akut

Otalgia merupakan salah satu manifestasi klinis yang menonjol pada kasus otitis media akut. Selain itu, dapat juga terjadi demam, muntah, anoreksia, dan tidur yang terganggu akibat rasa nyeri. Pemeriksaan otoscopy pada otitis media akut dapat menunjukkan gambaran membran timpani yang merah, bulging, atau mengalami perforasi, tergantung pada stadium otitis media.

Kolesteatoma

Pada kolesteatoma, dapat dijumpai otorea yang tidak nyeri. Kolesteatoma yang telah mengerosi bagian osikular dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang persisten dan berat. Pada pemeriksaan otoscopy, dapat ditemukan debris keratin berwarna putih yang berada di membran timpani kuadran posterosuperior.[2,14-16]

Pemeriksaan Penunjang

Perforasi membran timpani biasanya dapat ditegakkan dengan otoscopy. Apabila saat pemeriksaan ruptur membran timpani tidak terlihat jelas, pneumatic otoscopy dan timpanometri dapat digunakan untuk melihat perforasi.

Timpanometri

Timpanometri bertujuan untuk mengukur gelombang suara yang dialirkan menuju telinga tengah di bawah kondisi perubahan tekanan udara. Pada membran timpani yang intak, tekanan udara akan sama pada kedua sisi membran dan transmisi energi bunyi terjadi maksimal. Hal ini akan menghasilkan gambaran memuncak pada timpanometri.

Apabila perforasi terjadi, energi bunyi akan ditransmisikan melalui lubang pada membran timpani, sehingga akan didapatkan gambaran timpanometri datar. Pemeriksaan ini dapat dilakukan bila perforasi tidak tampak melalui pemeriksaan otoscopy.[2,17]

Otomikroskopi

Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi perforasi yang berukuran kecil. Pada beberapa kasus, pemeriksaan menggunakan otomikroskopi masih belum dapat menegakkan diagnosis perforasi.[2,5]

Audiometri

Pemeriksaan audiometri dilakukan untuk mengidentifikasi gangguan pendengaran> Audiometri perlu dilakukan saat diagnosis perforasi ditegakkan dan sebelum dilakukan tindakan rekonstruksi membran timpani. Pemeriksaan audiometri pada perforasi membran timpani umumnya menunjukkan tuli konduktif. Gangguan yang mencapai 30 dB mengindikasikan adanya gangguan pada bagian osikular.[5]

Pencitraan

Pencitraan bukan merupakan pemeriksaan rutin untuk mendiagnosis perforasi membran timpani dan hanya digunakan bila terdapat komplikasi berupa kolesteatoma atau kecurigaan destruksi tulang osikular.[5]

Referensi

1. Wahid FI, Nagra SR. Incidence and Characteristics of Traumatic Tympanic Membrane Perforation. Pak J Med Sci. 2018;34(5):1099-1103.
2. Dolhi N, Weimer AD. Tympanic Membrane Perforations. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557887/
3. Adegbiji wa, Olajide GT, Olajuyin OA, Olatoke F, Nwawolo CC. Pattern of Tympanic Membrane Perforation in a Tertiary Hospital in Nigeria. Nigerian Journal of Clinical Practice. 2018;21(8):1044-1049.
4. Dhingra PL. Diseases of Ear, Nose, and Throat 4th ed. Elseiver.
5. Saadi R. Middle Ear, Tympanic Membrane, Perforation. Medscape. 2022.
7. ONeill OJ, Brett K, Frank AJ. Middle Ear Barotrauma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499851/
13. Naylor JF. Otoscope fogging: examination finding for perforated tympanic membrane. BMJ Case Rep. 2014 May 30;2014:bcr2013200707.
14. Medina-Blasini Y, Sharman T. Otitis Externa. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556055/
15. Kennedy KL, Singh AK. Middle Ear Cholesteatoma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448108/
16. Danishyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
17. Player B. Earache. Nelson Pediatric Symptom-Based Diagnosis. Science Direct. 2018.

Epidemiologi Perforasi Membran T...
Penatalaksanaan Perforasi Membra...

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
  • Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
    Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 5 jam yang lalu
MRI Pasien Stroke Iskemik - ALOPALOOZA
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
1 Balasan
Alodokter, pasien laki2 56 tahun dgn hipertensi dan diabetes mendadak lemah sisi tubuh kanan. MRI DWI memperlihatkan gambaran berikut. Arteri apa yang...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 9 jam yang lalu
H-7 Webinar ALOMEDIKA: Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh - Selasa, 20 Mei 2025 Pukul 13.00 - 14.30 WIB
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti ALOMEDIKA Webinar - "Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh" untuk memahami peran strategis dokter dalam menjaga kesehatan para jemaah...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 10 jam yang lalu
Jurnal Paling Zonk di Bulan Mei 2025😱
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Selalu tinjau bacaan dokter dengan kritis, karena tidak semua penelitian yang dipublikasikan dapat diandalkan!Penelitian terkait efek konsumsi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.