Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Perforasi Membran Timpani general_alomedika 2023-07-27T11:02:17+07:00 2023-07-27T11:02:17+07:00
Perforasi Membran Timpani
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Perforasi Membran Timpani

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Penatalaksanaan perforasi membran timpani umumnya bersifat suportif karena kondisi ini dapat sembuh secara spontan.

Terapi Suportif

Sebanyak 78–90% kasus perforasi membran timpani dapat sembuh spontan hanya dengan terapi suportif. Telinga perlu dijaga agar tetap kering untuk menghindari risiko infeksi yang sering diakibatkan oleh telinga basah. Pada perforasi yang berukuran kecil, sebanyak 94% kasus dapat menutup spontan dan tidak disarankan untuk menjalani tindakan pembedahan. Bila setelah 6 bulan tidak terjadi penyembuhan spontan, tindakan miringoplasti atau timpanoplasti perlu dilakukan.[1,2,18]

Perforasi membran timpani akibat trauma atau perforasi yang terjadi <2 bulan pada bagian kuadran posterosuperior memiliki prognosis yang kurang baik, sehingga lebih baik segera dirujuk ke bagian otolaringologi untuk tata laksana lanjutan.[2]

Medikamentosa

Tujuan pemberian medikamentosa pada perforasi membran timpani adalah untuk mengendalikan otorea. Pemberian obat tetes telinga dapat berkaitan dengan tuli sensorineural. Oleh karena itu, obat tetes telinga yang mengandung gentamycin, neomycin sulfate, atau tobramycin harus dihindari.

Antibiotik sistemik kadang digunakan untuk mengendalikan otorea pada perforasi membran timpani. Antibiotik yang dipilih sebaiknya memiliki efektivitas terhadap infeksi saluran pernapasan.[6]

Miringoplasti

Miringoplasti merupakan prosedur penutupan pars tensa membran timpani. Pada prosedur ini, bagian membran timpani yang mengalami perforasi akan ditutup dengan grafts yang berasa dari fascia temporalis (paling sering), perikondrium, kartilago tragus, atau vena.[4]

Terdapat beberapa kontraindikasi terhadap prosedur ini, antara lain sekret aktif dari telinga tengah, otitis eksterna, rhinitis alergi yang belum teratasi, pertumbuhan epitel skuamosa ke dalam telinga tengah, anak di bawah usia 3 tahun, dan tidak dapat digunakannya alat bantu pendengaran.[4]

Fat-Graft Myringoplasty

Miringoplasti dengan teknik tandur lemak atau fat-graft myringoplasty dilakukan dengan cara meletakkan lemak yang diambil dari bagian lobulus telinga, perut, atau bokong, pada bagian tepi perforasi. Prosedur ini dapat menjadi pilihan pada perforasi yang kecil (kurang dari 25%) dan perforasi dengan durasi minimal selama 6 bulan.

Selain itu, prosedur ini tidak dapat dilakukan pada otitis media kronis yang aktif, kolesteatoma dan retraction pocket, abnormalitas tulang pendengaran, serta gangguan pendengaran yang melebihi 30 dB. Prosedur ini memiliki beberapa kelebihan karena hanya menggunakan anestesi lokal dan dapat dilakukan secara rawat jalan.

Tandur lemak lebih mudah didapat daripada fascia temporalis.  Sebuah studi melaporkan bahwa setelah prosedur miringoplasti dengan teknik tandur lemak, terdapat perbaikan pendengaran sekitar 14–23 dB.[4,19]

Cautery-Patching

Pilihan teknik lain adalah cautery-patching, yaitu dengan membuat luka kecil pada tepi membran timpani menggunakan silver nitrat atau trikloroasetat 50%, kemudian menempatkan paper patch. Pembentukan luka baru diulang setiap 2 minggu dan pada paper patch ditetesi dengan menggunakan larutan euthymol dua kali sehari sebanyak dua tetes.

Paper patch yang digunakan adalah kertas rokok, atau dapat diganti dengan steristrip, gelfilm, atau lembar silikon. Waktu yang diperlukan bagi perforasi untuk menutup dengan teknik ini kurang lebih 7 bulan. Kelemahan prosedur ini adalah tidak dapat digunakan pada perforasi dengan ukuran lebih dari 5 mm dan mudah terlepas saat menguap, menelan, dan mengunyah.[4,19,20]

Splintage

Prosedur splintage digunakan pada perforasi akibat trauma yang baru terjadi. Pada teknik ini, bagian tepi membran timpani yang mengalami perforasi dieversi secara hati-hati di bawah mikroskop. Setelah itu, dilakukan splint menggunakan gelfoam yang dapat diserap dan ditempatkan pada bagian telinga tengah melalui celah perforasi.

Pada kasus perforasi yang lebih kecil, splint dapat diletakkan pada bagian permukaan luar membran timpani dengan menggunakan gelfilm atau lembar silikon.[1]

Lain-lain

Salah satu teknik konservatif dapat dilakukan dengan mengkaustik tepi perforasi menggunakan silver nitrat untuk membuat luka baru. Setelah itu, ditambahkan amnion sebagai jembatan (bridge) dan tetes telinga serum autologous sebagai faktor regulator.

Tetes telinga serum autologous didapatkan melalui phlebotomy yang kemudian disentrifugasi selama 5 menit. Membran amnion adalah jaringan semi transparan tipis yang membentuk lapisan terdalam fetus. Metode ini telah banyak digunakan dalam prosedur rekonstruksi kulit, rongga mulut, kandung kemih, timpanoplasti, dan artroplasti.

Membran amnion dapat berperan sebagai bridge dengan cara mempercepat pembentukan epitel normal melalui penekanan pembentukan jaringan fibrosis.[12]

Timpanoplasti

Timpanoplasti adalah miringoplasti yang dikombinasikan dengan rekonstruksi osikular. Prosedur ini dilakukan di bawah anestesi umum. Insisi dibuat melalui bagian posterior telinga atau melalui kanalis auditorius eksterna, lalu membran timpani ditutup dengan menggunakan graft. Graft yang paling sering digunakan didapatkan dari fascia post-auricular.

Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan 90–95%. Pada pasien anak, tidak ada batasan usia terbaik untuk dilakukannya tindakan reparasi membran timpani, karena usia tidak memengaruhi penutupan perforasi, pendengaran, atau komplikasi yang mungkin timbul setelah prosedur reparasi membran timpani.

Bila terdapat indikasi, reparasi sebaiknya dilakukan secepatnya karena dapat terjadi gangguan pendengaran konduktif, keterlambatan bicara, otorea kronis, dan kolesteatoma jika dibiarkan.[5,21]

Referensi

1. Wahid FI, Nagra SR. Incidence and Characteristics of Traumatic Tympanic Membrane Perforation. Pak J Med Sci. 2018;34(5):1099-1103.
2. Dolhi N, Weimer AD. Tympanic Membrane Perforations. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557887/
4. Dhingra PL. Diseases of Ear, Nose, and Throat 4th ed. Elseiver.
5. Saadi R. Middle Ear, Tympanic Membrane, Perforation. Medscape. 2022.
6. Principi N, Marchisio P, Rosazza C, Sciarrabba CS, Esposito S. Acute Otitis Media with Spontaneous Tympanic Membrane Perforation. European Journal of Clinical Microbiology & Infectious Diseases. 2016;36(1):11-18.
12. Eaton DA, Murray AD. Complication of Otitis Media. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/860323-overview
18. Yang J, Lou ZC. Treatment for Acute Tympanic Membrane Perforation. Clinical and Experimental Otorhinolaryngology. 2016; 9(3): 284-285.
19. Priyono H, Widiarni D, Yanti A. Miringoplasti Tandur Lemak Autologus: Alternatif Pilihan Miringoplasti di Poliklinik. ORLI. 2011; 41(2): 111-120.
20. Fitria H, Edward Y. Penggunaan Tetes Telinga Serum Autologous dengan Amnion untuk Penutupan Perforasi Membran Timpani. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(1) :45-52.
21. Ryan MA, Kaylie DM. What is the optimal age to repair tympanic membrane perforations in pediatric patients?. Laryngoscope. 2016;126(10):2201-2202. doi:10.1002/lary.26052

Diagnosis Perforasi Membran Timpani
Prognosis Perforasi Membran Timpani

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
  • Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
    Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
Diskusi Terbaru
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 3 jam yang lalu
H-7 Webinar ALOMEDIKA: Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh - Selasa, 20 Mei 2025 Pukul 13.00 - 14.30 WIB
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti ALOMEDIKA Webinar - "Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh" untuk memahami peran strategis dokter dalam menjaga kesehatan para jemaah...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 4 jam yang lalu
Jurnal Paling Zonk di Bulan Mei 2025😱
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Selalu tinjau bacaan dokter dengan kritis, karena tidak semua penelitian yang dipublikasikan dapat diandalkan!Penelitian terkait efek konsumsi...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Apakah penggunaan piridoksin (vitamin B6) dapat mengatasi mual muntah
Oleh: Anonymous
1 Balasan
apakah vit b6 bisa digunakan untuk khalayak umum mengatasi mual dan muntah biarpun sedang tidak hamil?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.