Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Balanoposthitis general_alomedika 2023-03-08T13:38:59+07:00 2023-03-08T13:38:59+07:00
Balanoposthitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Balanoposthitis

Oleh :
dr.Eric Hartono SpN
Share To Social Media:

Diagnosis balanoposthitis berupa gejala seperti keluhan estetika, gatal, nyeri atau sakit di daerah ujung penis. Gejala diperkuat dengan faktor sosial, riwayat medis, dan riwayat penggunaan obat dari pasien. Pemeriksaan penunjang tidak selalu dilakukan. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menentukan penyebab spesifik dari balanoposthitis.

Anamnesis

Anamnesis yang tajam harus dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai keluhan yang dirasakan, faktor sosial dan gaya hidup, kehidupan seksual, riwayat penyakit yang diderita serta penggunaan obat-obatan.

Keluhan yang disampaikan pasien harus mencakup sifat gejala yang saat ini dirasakan. Keluhan gatal di area kemaluan dapat terjadi,walaupun sebagian besar pasien lebih mengeluhkan masalah estetika daripada gatalnya karena mungkin gejala gatal hanya ringan saja.[2]

Nyeri terutama pada ujung penis dapat terjadi. Nyeri saat buang air kecil dan perasaan inkontinensia urin juga dapat terjadi sebagai akibat reaksi inflamasi pada penis. Pada anak dengan fimosis, keluhan disertai dengan banyaknya smegma karena tidak dapat dibersihkan akibat tertutup oleh kulit. Harus bisa membedakan antara smegma dengan cairan eksudat lain. Smegma merupakan cairan yang terdiri dari sel kulit mati, minyak, dan keringat yang menumpuk pada kulit kelamin, dimana smegma ini merupakan cairan alami yang disekresikan sebagai pelumas alami penis. Biasanya berwarna putih. Sedangkan cairan eksudat merupakan cairan yang keluar dari lubang uretra, kental, dan warna sesuai dari jenis penyakit yang mendasarinya.[2]

Faktor sosial dan seksual juga perlu digali untuk evaluasi lebih lanjut perjalanan penyakit balanoposthitis. Hal ini meliputi:

  1. Pada pria usia muda lebih curiga penyebabnya infeksi, sedangkan pada pria usia tua lebih curiga adanya lesi ganas atau praganas
  2. Riwayat seksual berisiko: Jumlah pasangan, aktivitas seksual baru-baru ini, rute hubungan intim (vagina, oral, anal) dan orientasi seksual (heteroseksual, homoseksual, biseksual)
  3. Penggunaan kondom secara teratur dan konsisten membuat infeksi menular seksual lebih kecil kemungkinannya, walaupun masih ada kemungkinan
  4. Dalam kasus yang jarang terjadi, alergi terhadap lateks atau pelumas dalam kondom dapat menjadi faktor penyebab[2,12]

Faktor-faktor penting dalam riwayat medis pribadi dan keluarga meliputi:

  1. Riwayat sunat/sirkumsisi

  2. Mencari riwayat atopi misalnya dermatitis atopi atau asma

  3. Riwayat psoriasis

  4. Riwayat gejala urologi seperti nyeri saat buang air kecil, kencing menyemprot
  5. Riwayat penyakit infeksi menular seksual: kutil kelamin, herpes kelamin, sifilis[2,10]

Riwayat obat untuk menentukan alergi terhadap hal-hal berikut:

  1. Obat-obatan sistemik seperti antibiotik atau antinyeri dapat menyebabkan erupsi obat yang mungkin terlokalisir di sekitar genital
  2. Obat-obatan topical misalnya pelumas penis, dapat menyebabkan iritasi
  3. Obat-obatan tanpa resep yang dapat dibeli secara bebas misalnya antinyeri[2]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh. Perlu dilakukan pemeriksaan pada lipatan inguinal dan kelenjar getah bening, skrotum, perineum, serta anus. Selain itu, selaput lendir, kulit kepala dan rambut, kuku, gigi, telinga, glabella dan alis, lipatan nasolabial, aksila, dada dan punggung semua juga memerlukan pemeriksaan.

Phimosis atau paraphimosis pada preputium perlu diperiksa. Ada atau tidaknya ruam dan reaksi inflamasi juga perlu diperiksa. Evaluasi ruam harus mempertimbangkan distribusi dan morfologi.

Temuan lain yang mungkin termasuk:

  1. Pigmentasi hilang total (vitiligo)
  2. Hipo/hiperpigmentasi pasca inflamasi seperti pada lichen sclerosus, lichen planus, balanitis Zoon, dan dermatosis inflamasi lainnya
  3. Purpura (lichen sclerosus)
  4. Bercak disertai dengan sisik merah (psoriasis, artritis reaktif, dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan)
  5. Ulkus erosi (herpes simpleks, lichen sclerosus, candidosis, sifilis [chancre], karsinoma sel skuamosa)
  6. Melepuh (dermatitis kontak alergi)
  7. Papula/mikro-papula (lichen planus)
  8. Pustula (kandidiasis)
  9. Tumor[2,9]

Diagnosa Banding

Balanoposthitis adalah istilah dari proses radang atau infeksi yang memerlukan diferensiasi dari kondisi yang berpotensi ganas. Penyebab balanoposthitis termasuk Candida sp. dan infeksi bakteri, termasuk bakteri anaerob, infeksi virus, parasit dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya juga harus dipertimbangkan

Tabel 2. Diagnosis Banding Balanoposthitis

Diagnosa Banding Gejala Pembanding
Eczema dan dermatitis Plak eritematosus, gatal Gejala klinis
Dermatitis atopi Plak eritematosus dan likenifikasi, gatal. Area lesi terdapat juga di tangan, kaki, dan area yang fleksibel Gejala klinis, biopsy, jumlah IgE darah
Dermatitis seboroik Eritema. Area yang terlibat di area kepala, aksila, dada, punggung, area lipatan, alis Gejala klinis
Dermatitis kontak iritan Plak eritematosus setelah kontak dengan bahan iritan Gejala klinis, riwayat kontak dengan iritan
Dermatitis kontak alergi Plak eritematosus, gatal, seperti terbakar, likenifikasi, setelah kontak dengan alergen Gejala klinis, riwayat kontak dengan alergen
Psoriasis Gatal, sisik berwarna silver. Area yang sering di kepala, siku, lutut, umbilicus telinga Gejala klinis dan biopsi
Lichen sclerosus Sering asimptomatik, lesi likenoid, leukoderma. Dyspareunia, gatal , berdarah, gangguan berkemih Gejala klinis dan biopsy jika lesi menyerupai kutil
Zoon balanitis Batas jelas, berkilau, lembab, mengkilap, merah terang atau bercak coklat yang melibatkan kelenjar dan preputium mukosa. Uretra (fossa navicularis) juga mungkin terlibat. Lesi-lesi ini dapat menunjukkan lendir merah gelap (bintik cabai) dan purpura dengan deposisi haemosiderin. Skrining STI (sexually transmitted infection), gejala klinis, biopsi
Gonorhea Patch eritematosa dengan batas jelas dan terlihat sangat mirip dengan balanitis Zoon. Edema Meatal, preputial, dan penis dan limfadenopati yang nyeri dapat terjadi. Swab urethra identifikasi N. gonorrhoeae

Sifilis Gejala tiap tahapan (primer, sekunder, dan tersier) berbeda. Namun harus dicari adanya luka, ruam makulopapuler, lesi mirip kutil yang disebut kondiloma latum (permukaan rata dan batas jelas), dan gejala prodromal seperti demam, sakit tenggorokan. Pemeriksaan mikroskopi lapangan gelap untuk mengidentifikasi Treponema pallidum

Candidiasis Rasa terbakar dan nyeri lebih terasa daripada gatal. Bercak atau plak merah seringkali dengan erosi dangkal. Gejala klinis, pemeriksaan KOH, mikrobiologis
Balanoposthitis non spesifik Balanoposthitis non-spesifik adalah diagnosis eksklusi bila penyebab lain tidak teridentifikasi Diagnosa eksklusi
Karsinoma Leukoplakia persisten, eritroplasia, papul berkelompok Biopsy dan identifikasi HPV[2,4,15]


Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis balanoposthitis tidak semuanya dilakukan. Pemeriksaan dilakukan hanya untuk mengidentifikasi faktor penyebab spesifik balanoposthitis. Pemeriksaan dapat meliputi:

Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan untuk mengetahui penyebab spesifik dari bakteri dan jamur. Pemeriksaan gram dan kultur dari bakteri dan jamur candida dapat dilakukan, bila perlu untuk gonore dan klamidia jika ada indikasi juga.[1,2,9]

Pemeriksaan lapangan Gelap

Pemeriksaan lapangan gelap serum dari ulkus (Dark Field Microscope) diindikasikan pada kasus yang dicurigai mengarah ke sifilis.[1,2,9]

Virologi

Tes yang sering adalah polymerase chain reaction (PCR) atau nucleic acid amplification tests (NAAT), atau kultur virus untuk mencurigai adanya virus HPV (misal bila ada keluhan muncul kutil di kemaluan).[1,2,9]

Mikologi

Pemeriksaan KOH untuk Candida sp. dapat diindikasikan jika memang dicurigai (misal memiliki gejala keluar cairan dari kemaluan berwarna putih seperti cottage cheese yang khas pada orang dengan kandidiasis).[1,2,9]

Biopsi kulit

Biopsi dilakukan untuk memperjelas diagnosa. Jika balanoposthitis sudah diterapi dengan adekuat namun tidak memberikan respon, biopsi kulit harus dipertimbangkan untuk mengidentifikasi lesi praganas atau lesi ganas.[1,2,9]

Uji tempel

Dilakukan hanya jika diduga dermatitis kontak alergi.[1,2,9]

Referensi

1. Bunker C. Skin conditions of the male genitalia. Medicine (United Kingdom). 2014.
2. Balanoposthitis [Internet]. BMJPractice. 2020. Available from: https://bestpractice.bmj.com/topics/en-gb/401/
4. Edmonds EVJ, Hunt S, Hawkins D, Dinneen M, Francis N, Bunker CB. Clinical parameters in male genital lichen sclerosus: A case series of 329 patients. J Eur Acad Dermatology Venereol. 2012;
9. Vladimir O Osipov M. Balanoposthitis [Internet]. eMedicine. 2018. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1124734-overview#a5
10. Morris BJ, Krieger JN. Penile inflammatory skin disorders and the preventive role of circumcision. International Journal of Preventive Medicine. 2017.
12. Freedman D. Balanitis. In: European Handbook of Dermatological Treatments, Third Edition. 2015.
15. Elakis JA, Hall AP. Skin disease of penis and male genitalia is linked to atopy and circumcision: caseload in a male genital dermatology clinic. Australas J Dermatol. 2017;

Epidemiologi Balanoposthitis
Penatalaksanaan Balanoposthitis
Diskusi Terkait
dr.Dedy Muhadi
Dibalas 09 Juli 2023, 19:14
Khitan Modern: part 1. Apakah Teknik Khitan Klamp Aman?
Oleh: dr.Dedy Muhadi
1 Balasan
Khitan merupakan tindakan operatif yang biasa dilakukan secata terencana, yang bertujuan untuk memotomg kulup (foreskin) yang menutupi gland penis.Prosedur...
dr. Nurul Falah
Dibalas 09 Januari 2023, 09:35
Kemungkinan penyebab keluhan urat di penis - Urologi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
7 Balasan
Alo Dr. dr. Besut Daryanto, Sp. B, Sp. U(K), izin bertanya dokter, mohon maaf mungkin kurang relevan.Apakah yang kemungkinan menyebabkan munculnya urat keras...
dr. Nurul Falah
Dibalas 30 Maret 2021, 14:13
Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan keluhan penis berurat disertai dengan rasa nyeri
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dokter, seorang pria 35 tahun mengeluhkan penis yang berurat dan terasa nyeri, pasien mengaku punya kebiasaan menggaruk kemaluan bila terasa gatal....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.