Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Balanoposthitis general_alomedika 2023-03-08T13:40:54+07:00 2023-03-08T13:40:54+07:00
Balanoposthitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Balanoposthitis

Oleh :
dr.Eric Hartono SpN
Share To Social Media:

Penatalaksanaan balanoposthitis dapat dibedakan menjadi penatalaksanaan secara umum dan khusus sesuai kondisi yang mendasarinya. Penyebab spesifik harus diidentifikasi dan diobati secara agresif. Rujukan ke dokter spesialis terutama dokter kulit dan urologi, dapat sangat membantu dalam penanganan kasus yang kurang responsif atau kompleks

Penatalaksanaan Secara Umum

Kebersihan harus selalu ditekankan kepada pasien dengan semua jenis balanoposthitis. Berikut anjuran yang dapat diberikan kepada pasien.

  1. Menghindari bahan iritan seperti sabun antibakteri dan menghindari pembersihan daerah kemaluan terlalu sering. Cairan yang direkomendasikan untuk membersihkan area penis adanya cairan “water of the 3 sulfates” yang mengandung tembaga sulfat, zinc sulfat, dan alum. Belum ada studi yang menentukan seberapa sering dilakukan pencucian, namun dari literatur lain menyebutkan bahwa area penis tidak boleh dibersihkan terlalu sering
  2. Menghindari kontak dengan alergen misalnya sabun, kain, atau pewangi
  3. Menggunakan prinsip abstinence, be faithful, condom (ABC) dalam melakukan hubungan seksual untuk  meminimalkan terjadinya penularan
  4. Memakai pakaian katun yang lembut agar menjaga kelembaban di sekitar kemaluan[2,10,15,25]

Penatalaksanaan Spesifik

Penatalaksanaan spesifik dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya

Dermatitis Atopi

Diberikan emolien dan kortikosteroid topical (misal krim Hidrokortison 2,5% atau Betametason 0,1%). Antihistamin bermanfaat untuk gejala gatal.[2]

Dermatitis Seboroik

Antijamur topikal golongan azol (misalnya ketokonazol salep) dengan kortikosteroid topikal ringan untuk pengobatan awal cukup bagus. Inhibitor kalsineurin topikal dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan kortikosteroid topikal. Itrakonazol atau flukonazol oral dapat digunakan pada kasus yang parah (misalnya: mereka yang mengalami folikulitis seboroik atau pada infeksi HIV).[3]

Dermatitis Kontak Iritan

Menghindari bahan iritan terutama sabun dan parfum. Kortikosteroid topikal dan antihistamin seperti loratadine, cetirizine, atau CTM dapat bermanfaat untuk mengurangi gejala nyeri dan gatal.[2]

Dermatitis Kontak Alergi

Sarankan untuk menghindari alergen memberikan kortikosteroid topikal. Antihistamin oral bermanfaat untuk pasien dengan pruritus.[2]

Psoriasis

Kortikosteroid topikal yang dikombinasikan dengan emolien dapat mengurangi gejala. Psoriasis dibagi tingkat keparahannya berdasarkan PASI (Psoriasis Area Severity Index) Score. Pada orang dengan PASI Score <10 psoriasis ringan, 10-15 psoriasis sedang, PASI >15 psoriasis berat. Pada orang dengan psoriasis berat., pengobatan sistemik dengan sinar UV, acitretin, metotreksat, siklosporin, atau agen biologis (mis. Etanercept) mungkin diperlukan, dan akan diberikan oleh dokter spesialis. Psoriasis genital sangat jarang terjadi dan jarang berdiri sendiri, biasanya selalu diikuti psoriasis di area tubuh lain, sehingga memungkinkan psoriasis masuk ke dalam kategori psoriasis berat.[9]

Lichen Sclerosus

Pengobatan dengan kortikosteroid topikal potensi tinggi. Infeksi kandida dan bakteri sekunder juga harus diobati. Intervensi bedah (sirkumsisi) mungkin diperlukan jika kurang atau respons terhadap perawatan medis.[16,17]

Gonorrhea

Center for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan seftriakson intramuskular ditambah azitromisin oral sebagai rejimen lini pertama. Doksisiklin dapat digunakan sebagai pengganti azitromisin pada pasien yang alergi terhadap azitromisin.[18]

Candidiasis

Obat golongan azol topikal sering bermanfaat jika dikombinasikan dengan kortikosteroid.[2]

Balanoposthitis Nonspesifik

Penatalaksanaan seringkali sulit karena kebanyakan tidak merespon dengan tindakan umum, kortikosteroid topikal, dan antibiotik topikal dan sistemik. Intervensi bedah (mis., Sunat/sirkumsisi) mungkin diperlukan jika tidak ada respons terhadap perawatan medis. Sunat dapat bersifat kuratif dalam kebanyakan kasus.[19]

Karsinoma In Situ/Neoplasia Intraepitelial Penis (Pein)

Penyakit ini harus ditangani secara multidisiplin. Karena sunat adalah pengobatan utama, tawarkan pasien untuk sunat jika pasien belum disunat. Zat topikal seperti fluorourasil, asam salisilat, resin podophyllum, dan imiquimod dapat digunakan secara tunggal atau dalam kombinasi. Untuk hal yang curiga mengarah ke keganasan, rujukan ke dokter spesialis mungkin diperlukan[2,20]

Indikasi Operasi

Salah satu tata laksana dari balanoposthitis adalah sirkumsisi. Walaupun pemberian obat-obatan topikal dapat mengobati balanoposthithis, namun sirkumsisi tetap menjadi tata laksana definitif dari balanoposthitis. Data dari meta analisis oleh Morris et al. menemukan bahwa 68% dari laki-laki yang di sirkumsisi menunjukan 68% prevalensi yang lebih rendah dan balanitis meningkatkan risiko kanker penis sebanyak 3,8 kali. Sehingga, untuk menghindari hal ini, sirkumsisi dianjurkan untuk dilakukan secara global dan dilakukan pada masa kanak-kanak.[10]

Rujukan

Rujukan diperlukan bila dicurigai adanya lesi praganas atau ganas, atau pada penyakit yang tidak membaik setelah terapi adekuat dilakukan. Rujukan dapat dilakukan ke dokter spesialis kulit atau urologi. Pasien dengan gejala yang berulang atau refrakter terhadap pengobatan setelah empat minggu, harus dirujuk. Biopsi mungkin diperlukan untuk menyelidiki etiologi lebih lanjut.[12]

Referensi

2. Balanoposthitis [Internet]. BMJPractice. 2020. Available from: https://bestpractice.bmj.com/topics/en-gb/401/
3. Edwards SK, Bunker CB, Ziller F, van der Meijden WI. 2013 European guideline for the management of balanoposthitis. Int J STD AIDS. 2014;
9. Vladimir O Osipov M. Balanoposthitis [Internet]. eMedicine. 2018. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1124734-overview#a5
10. Morris BJ, Krieger JN. Penile inflammatory skin disorders and the preventive role of circumcision. International Journal of Preventive Medicine. 2017.
12. Freedman D. Balanitis. In: European Handbook of Dermatological Treatments, Third Edition. 2015.
15. Elakis JA, Hall AP. Skin disease of penis and male genitalia is linked to atopy and circumcision: caseload in a male genital dermatology clinic. Australas J Dermatol. 2017;
16. Guliani A, Kumar S, Aggarwal D, Kumaran MS. Genital Lichen Sclerosus Et Atrophicus: A Benign Skin Disorder With Malignant Aftermath. Urology. 2018;
17. Kirtschig G. Lichen Sclerosus—Presentation, Diagnosis and Management. Dtsch Aerzteblatt Online. 2016;
18. Workowski KA, Bolan GA. Sexually transmitted diseases treatment guidelines, 2015. MMWR Recomm Reports. 2015;
19. Naji H, Jawad E, Ahmed HA, Mustafa R. Histopathological examination of the prepuce after circumcision: Is it a waste of resources? African J Paediatr Surg. 2013;
20. Sudenga SL, Ingles DJ, Pierce Campbell CM, Lin HY, Fulp WJ, Messina JL, et al. Genital Human Papillomavirus Infection Progression to External Genital Lesions: The HIM Study. Eur Urol. 2016;
25. Gonzalvo V, Polo A, Serrallach F, Gutiérrez A, Peyri E. Clinical study of the effectiveness of the “3-sulphates solution” on balanitis and balanoposthitis. Actas Urológicas Españolas (English Ed. 2015;

Diagnosis Balanoposthitis
Prognosis Balanoposthitis
Diskusi Terkait
dr.Dedy Muhadi
Dibalas 09 Juli 2023, 19:14
Khitan Modern: part 1. Apakah Teknik Khitan Klamp Aman?
Oleh: dr.Dedy Muhadi
1 Balasan
Khitan merupakan tindakan operatif yang biasa dilakukan secata terencana, yang bertujuan untuk memotomg kulup (foreskin) yang menutupi gland penis.Prosedur...
dr. Nurul Falah
Dibalas 09 Januari 2023, 09:35
Kemungkinan penyebab keluhan urat di penis - Urologi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
7 Balasan
Alo Dr. dr. Besut Daryanto, Sp. B, Sp. U(K), izin bertanya dokter, mohon maaf mungkin kurang relevan.Apakah yang kemungkinan menyebabkan munculnya urat keras...
dr. Nurul Falah
Dibalas 30 Maret 2021, 14:13
Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan keluhan penis berurat disertai dengan rasa nyeri
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dokter, seorang pria 35 tahun mengeluhkan penis yang berurat dan terasa nyeri, pasien mengaku punya kebiasaan menggaruk kemaluan bila terasa gatal....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.