Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Kolonoskopi general_alomedika 2022-01-19T15:22:14+07:00 2022-01-19T15:22:14+07:00
Kolonoskopi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Kolonoskopi

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Komplikasi kolonoskopi jarang terjadi. Prosedur ini umumnya aman. Potensi komplikasi yang perlu diwaspadai antara lain perforasi kolon, perdarahan, infeksi, distensi abdomen, sindrom koagulasi pasca polipektomi, ruptur limpa, obstruksi usus halus, dan efek anestesi.[9,14]

Perforasi Kolon

Risiko perforasi kolon adalah 0,2-0,4% pada kolonoskopi diagnostik dan 0,3-1,0% pada polipektomi. Perforasi lebih sering terjadi pada pasien yang mengalami sedasi berlebihan atau menggunakan anestesi umum pada bowel preparation yang buruk; dan pasien dengan perdarahan akut. Umumnya, perforasi disebabkan oleh tekanan mekanis atau pneumatik atau dari teknik biopsi.

Perforasi bebas ke dalam rongga peritoneum dapat terdeteksi selama prosedur jika visera abdomen terlihat. Dalam situasi yang tidak terlalu berat, distensi abdomen atau nyeri yang persisten harus segera dievaluasi menggunakan rontgen polos dimana akan tampak udara bebas di peritoneum. Gejala-gejala ini mungkin tertunda selama beberapa hari jika kebocorannya kecil dan terlokalisasi dengan baik.

Perforasi retroperitoneal dapat menimbulkan emfisema subkutis. Pasien dapat mengalami demam dan leukositosis. Apabila foto polos abdomen atau toraks menunjukkan pneumoperitoneum, maka diperlukan intervensi bedah.[9,14]

Perdarahan

Perdarahan terjadi pada sekitar 1 dari setiap 1000 prosedur kolonoskopi. Sebagian besar kasus sembuh secara spontan. Setelah polipektomi, perdarahan dini dapat terjadi, namun perdarahan tertunda (dalam 2-7 hari) lebih sering ditemukan yaitu pada 30-50% kasus.

Perdarahan dapat ditangani dengan melakukan klem pada pembuluh darah selama 10-15 menit, tanpa memerlukan elektrokoagulasi lebih lanjut. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah menyuntikkan 5-10 ml larutan epinefrin 1:10.000 ke submukosa agar terjadi vasokonstriksi. Klip hemostatik endoskopi juga dapat digunakan.

Perdarahan yang tertunda biasanya berhenti secara spontan. Pada kasus yang berat, mungkin diperlukan transfusi darah, angiografi, hingga laparotomi.[9]

Infeksi

Kasus penularan infeksi antar pasien atau ke petugas kesehatan sangat jarang terjadi. Patogen yang telah dilaporkan menyebabkan kasus infeksi antara lain Salmonella sp, Pseudomonas sp, dan Escherichia coli.

Hingga saat ini, belum ada penularan HIV yang dilaporkan. Di lain pihak, kemungkinan penularan hepatitis C selama kolonoskopi telah dilaporkan. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan pembersihan dan sterilisasi yang tidak memadai.[9]

Distensi Abdomen

Distensi kolon selama kolonoskopi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan juga dapat mengganggu aliran darah mukosa.[9]

Sindrom Koagulasi Pasca Polipektomi

Sindrom koagulasi pasca polipektomi ditandai dengan nyeri, iritasi peritoneum, leukositosis, dan demam. Umumnya, kondisi ini hanya membutuhkan pendekatan konservatif.[9]

Ruptur Limpa

Ruptur limpa selama kolonoskopi merupakan komplikasi yang sangat jarang. Mekanisme yang dapat menyebabkan komplikasi ini antara lain trauma langsung pada limpa, angulasi fleksura limpa, traksi ligamen splenokolik yang berlebihan, dan penurunan mobilitas relatif antara limpa dan kolon.

Ruptur limpa ditandai dengan instabilitas hemodinamik, akut abdomen, leukositosis, dan anemia pada pasien dengan nyeri abdomen persisten setelah kolonoskopi. Perforasi atau perdarahan usus harus disingkirkan terlebih dahulu, setelah itu dilakukan CT scan untuk evaluasi lebih lanjut.[9]

Obstruksi Intestinal

Obstruksi intestinal adalah komplikasi lain yang jarang terjadi dari kolonoskopi. Risiko komplikasi ini meningkat pada pasien dengan riwayat operasi abdomen dan perlengketan pasca operasi. Obstruksi diduga dapat terjadi akibat insuflasi udara ke dalam usus kecil sebagai akibat dari inkompetensi katup ileocecal.[9]

Komplikasi Bowel Preparation

Seluruh jenis larutan bowel preparation dapat menyebabkan reaksi simpang. Beberapa potensi komplikasi yang dapat timbul adalah ketidakseimbangan elektrolit, mual, muntah, perut kembung, rasa tidak nyaman, aspirasi, dan robekan esofagus akibat muntah.[10]

Efek Anestesi

Obat anestesi yang digunakan selama kolonoskopi dapat menyebabkan komplikasi berupa reaksi alergi atau depresi napas. Penggunaan benzodiazepine, seperti midazolam, dapat menimbulkan reaksi simpang seperti kecemasan, reaksi lokal di tempat suntikan, mual, muntah, dan hipotensi.[9]

Referensi

9. Stein DE. Colonoscopy. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1819350-overview#a1
10. Lee L, Saltzman JR. Overview of colonoscopy in adults. Uptodate, 2021.
14. Lohsiriwat V. Colonoscopic perforation: incidence, risk factors, management and outcome. World J Gastroenterol. 2010 Jan 28. 16 (4):425-30.

Teknik Kolonoskopi
Edukasi Pasien Kolonoskopi

Artikel Terkait

  • Kolonoskopi pada Divertikulitis Akut
    Kolonoskopi pada Divertikulitis Akut
  • Hubungan antara Konsumsi Produk Olahan Susu dan Risiko Kanker Kolorektal pada Orang Dewasa: Tinjauan dan Meta-Analisis dari Studi Epidemiologi - Telaah Jurnal Alomedika
    Hubungan antara Konsumsi Produk Olahan Susu dan Risiko Kanker Kolorektal pada Orang Dewasa: Tinjauan dan Meta-Analisis dari Studi Epidemiologi - Telaah Jurnal Alomedika
  • Kolonoskopi untuk Skrining Kanker Kolorektal Tidak Mengurangi Kematian – Telaah Jurnal Alomedika
    Kolonoskopi untuk Skrining Kanker Kolorektal Tidak Mengurangi Kematian – Telaah Jurnal Alomedika
  • Divertikulitis Akut setelah Kolonoskopi
    Divertikulitis Akut setelah Kolonoskopi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 22 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.