Komplikasi Tindakan Enema
Komplikasi tindakan enema jarang terjadi, karena merupakan metode minimal invasif yang relatif aman. Namun, terdapat laporan kasus di mana enema menyebabkan fistula dan perforasi rektum. Selain itu, enema juga dikaitkan dengan kondisi gangguan elektrolit, infeksi, gangguan saluran pencernaan, dan gangguan flora normal usus.
Fistula dan Perforasi Rektum
Enema pernah dilaporkan menyebabkan fistula bahkan perforasi rektum. Kasus ini terjadi pada pasien lansia berusia di atas 75 tahun, dengan konstipasi kronis dan sering melakukan enema mandiri berulang.[7]
Gangguan Elektrolit
Penggunaan sodium fosfat enema harus dihindari pada lansia. Selain itu, tidak dianjurkan untuk pasien dengan riwayat gangguan elektrolit seperti gangguan ginjal, karena dapat memperburuk komplikasi gangguan elektrolit.
Risiko gangguan elektrolit meningkat pada penggunaan sodium fosfat enema secara berulang. Sodium fosfat enema memicu hiperfosfatemia, hipokalsemia, hipernatremia, hipokalemia, hingga memicu terjadinya asidosis metabolik.[4,5,14]
Infeksi
Infeksi dapat terjadi pada tindakan enema yang terkontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan langkah pencegahan yakni membersihkan selang enema sebelum digunakan dan membuangnya di tempat sampah khusus medis setelah pemakaian. Selain itu, enema juga dapat menimbulkan komplikasi iskemik kolitis.[7,15]
Gangguan Flora Normal Usus Besar
Enema berulang dan jangka panjang dapat berisiko mengganggu flora normal usus besar, karena kelainan morfologi usus atau intestinal barrier dan inflamasi kronik. Kondisi ini akan memicu terbentuknya jaringan fibrosis mukosa usus dan terjadi gangguan flora normal usus.[13,16]
Gangguan Saluran Pencernaan Sementara
Tindakan enema dapat menimbulkan gangguan saluran pencernaan yang bersifat sementara atau jangka pendek. Gangguan dapat berupa rasa kembung hingga kram perut, yang biasanya segera menghilang dengan sendirinya tanpa diberikan terapi khusus.[14-17]