Pendahuluan Kateterisasi Suprapubik
Kateterisasi suprapubik merupakan pemasangan kateter ke dalam vesika urinaria melalui insisi tepat di atas simfisis pubis. Tindakan ini dilakukan bila kateterisasi uretra dikontraindikasikan atau tidak bisa dijalankan pada area pasien yang mengalami retensi urine, misalnya akibat striktur uretra, ruptur uretra, kanker prostat, benign prostatic hyperplasia (BPH), atau massa di leher buli.[1-5]
Kateter suprapubik tersedia dalam bentuk selang elastis berbahan silikon atau lateks dengan ukuran 8–10 F untuk pasien pediatrik dan 12–18 F untuk pasien dewasa. Prosedur ini merupakan tindakan paling invasif untuk mengatasi retensi urine karena memerlukan insisi dinding abdomen hingga ke dalam vesika urinaria, sehingga indikasi yang tepat perlu benar-benar diperhatikan.[1-5]
Indikasi kateterisasi suprapubik adalah untuk mengatasi retensi urine yang disebabkan oleh trauma uretra, obstruksi uretra, kanker prostat, benign prostatic hyperplasia, atau berbagai penyebab lain yang tidak dapat diatasi dengan kateterisasi uretra. Teknik pemasangan sebaiknya dipandu oleh ultrasonografi, agar dokter dapat menghindari cedera pada usus di area vesika urinaria.[2-4]
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat kateterisasi suprapubik adalah perdarahan, infeksi, urosepsis, migrasi kateter, hematuria, ruptur buli, obstruksi kateter, peritonitis, cedera usus, cedera vaskular, dan diuresis pascaobstruksi.[1-7]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur