Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Tes Kreatinin annisa-meidina 2024-06-11T15:01:27+07:00 2024-06-11T15:01:27+07:00
Tes Kreatinin
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Tes Kreatinin

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Dari segi teknik, tes kreatinin biasanya dilakukan dengan mengambil sampel dari darah pasien atau urin. Dua metode yang umum digunakan untuk tes kreatinin adalah metode enzimatik dan metode Jaffe. Nilai klirens kreatinin (CrCl) yang didapatkan selanjutnya menjadi acuan untuk menghitung nilai laju filtrasi glomerulus (GFR) pasien.[1,3,11]

Persiapan Pasien

Secara umum, pemeriksaan kadar serum kreatinin tidak membutuhkan persiapan khusus bagi pasien. Sampel darah acak sudah mencukupi untuk melakukan pemeriksaan, sehingga tidak diperlukan puasa. Meski begitu, yang perlu diperhatikan adalah diet pasien, karena kadar kreatinin bisa dipengaruhi oleh konsumsi daging merah.[7,11]

Persiapan Sampel Darah

Bahan pemeriksaan tes kreatinin adalah serum darah pasien dan sampel urin yang dikumpulkan dalam 24 jam terakhir. Sampel darah yang diperlukan adalah 1 mL (minimum 0,5 mL), yang selanjutnya ditampung di dalam tabung yang telah dilabeli, untuk disimpan di mesin dengan suhu pendingin atau pada titik beku.[1,3]

Persiapan Sampel Urin

Sampel urin 24 jam dikumpulkan dengan cara dimasukkan dalam wadah plastik penampung urin. Teknik menampung urin dilakukan dengan buang air kecil di toilet terlebih dahulu, lalu setelah kandung kemih kosong catat waktu dan tanggal pengumpulan sampel urin hingga 24 jam ke depan dan selanjutnya wadah ditempatkan di suhu ruangan. Pasien yang sedang mengumpulkan sampel urin 24 jam dianjurkan untuk minum setidaknya 8 gelas air.[1,3]

Peralatan

Peralatan yang harus dipersiapkan pada tes kreatinin adalah tabung sampel darah yang telah diberi identitas pasien dan wadah plastik kedap air penampung sampel urin 24 jam pasien.[1,3]

Prosedural

Setelah sampel diambil, tes kreatinin dapat dilakukan menggunakan dua metode utama, yakni metode Jaffe dan metode enzimatik.[11]

Metode Jaffe

Metode Jaffe adalah metode yang paling umum digunakan dalam pengukuran kreatinin serum ataupun urin. Dalam metode ini, kreatinin dalam sampel bereaksi dengan natrium pikrat alkalin untuk membentuk kompleks warna oranye atau merah-oranye.

Intensitas warna yang dihasilkan diukur secara spektrofotometri dan berkorelasi dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel. Metode Jaffe cenderung sensitif terhadap adanya zat lain dalam sampel yang dapat mengganggu reaksi warna, seperti asam askorbat, glukosa, protein, dan bilirubin obat-obatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian kualitas yang ketat dan penghilangan zat-zat tersebut sebelum pengukuran.[11]

Metode Enzimatik

Metode enzimatik menggunakan reaksi enzimatik untuk mengukur kreatinin dalam sampel darah atau urin. Dalam metode ini, kreatinin diubah oleh enzim spesifik, seperti kreatininase, menjadi zat yang dapat diukur dengan detektor warna atau fotometri.

Substansi yang dihasilkan dalam reaksi enzimatik, seperti amonia atau sarcosine, kemudian menghasilkan produk yang dapat diukur secara kolorimetri atau fotometri untuk menentukan konsentrasi kreatinin dalam sampel. Metode ini cenderung lebih spesifik dan kurang rentan terhadap interferensi oleh zat lain dalam sampel darah, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih akurat, terutama pada pasien dengan kadar kreatinin rendah atau pada situasi di mana terdapat zat interferen dalam sampel.[11]

Klirens Kreatinin

Untuk menghitung klirens kreatinin (CrCl), kadar kreatinin dalam urin dikalikan dengan total volume urin yang diproduksi selama 24 jam. Hasilnya kemudian dibagi dengan kadar kreatinin dalam darah. Nilai akhir dikonversi ke mililiter darah per menit (mL/menit).[1,8]

Berikut rumus nilai CrCl

  • C = (U x V) / P

C = clearance, U = konsentrasi kreatinin dalam urin, V = laju aliran urin (mL/min), dan P = konsentrasi kreatinin plasma.[8,9]

CrCl juga dapat diperkirakan dengan hanya kadar kreatinin serum saja tanpa perlu mengukur kreatinin urin. Salah satunya dengan menggunakan rumus The Cockcroft-Gault (C-G) formula. Formula ini menggunakan berat badan pasien (kg) dan jenis kelamin untuk memperkirakan CrCl (mg/dL). Berikut formulanya:

  • CrCl = (140 – usia dalam tahun) x (berat badan) x 1,23)

(serum kreatinin)

Jika menggunakan formula ini, maka kadar serum kreatinin yang digunakan adalah dalam satuan µmol/L.[1,8,9]

Follow up

Setelah nilai kreatinin diketahui, dokter perlu menerangkan pada pasien apakah kadar tersebut normal atau tidak.

Interpretasi Hasil Kreatinin

Rentang nilai normal kreatinin serum adalah 0,7-1,3 mg/dL (61,9-114,9 µmol/L) untuk pria dewasa; dan sekitar 0,6-1,1 mg/dL (53-97,2 µmol/L) untuk wanita dewasa.

Rentang nilai normal kreatinin urin sangat luas, yakni 955-2.936 mg/24 jam pada pria; dan 601-1.689 mg/24 jam pada wanita dewasa.

Rentang nilai normal CrCl adalah 110-150 mL/menit pada pria dan 100-130 mL/menit pada wanita.

Kadar kreatinin di atas normal berkorelasi secara langsung dengan nilai GFR dan mengindikasikan adanya disfungsi ginjal. Kadar kreatinin serum 2 mg/dL berkorelasi dengan reduksi GFR hingga 50%. Kadar kreatinin serum 4 mg/dL dikaitkan dengan reduksi GFR 70-85%.[1,3,8]

Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kreatinin

Kadar serum kreatinin dapat dipengaruhi oleh fungsi otot, aktivitas, diet tinggi protein, dan status kesehatan pasien. Penurunan kadar serum kreatinin dapat ditemukan pada pasien dengan muscular dystrophy paralysis, anemia, leukemia, dan hipertiroid. Sementara itu, penyakit yang dapat meningkatkan kadar serum kreatinin antara lain glomerulonefritis, syok, gagal jantung kongestif, penyakit ginjal polikistik, nekrosis tubular akut, dan dehidrasi.[1]

Referensi

1. Shahbaz, H. and Gupta, M. Creatinine Clearance. Statpearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544228/
3. Gorelik, Y. et al. Changing serum creatinine in the detection of acute renal failure and recovery following radiocontrast studies among acutely ill inpatients: Reviewing insights regarding renal functional reserve gained by large-data analysis. Pract Lab Med. 2022 May; 30: e00276.
7. Gounden, V. Bhatt, H. and Jialal, I. Renal Function Tests. Statpearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507821/
8. Horowitz, GL. Creatinine. Medscape. 2024. https://emedicine.medscape.com/article/2054342-overview#a4
9. Tapper, M. et al. Prospective Comparison of 24-Hour Urine Creatinine Clearance with Estimated Glomerular Filtration Rates in Chronic Renal Disease Patients of African Descent. Medicines (Basel). 2021 Sep; 8(9): 48.
11. Kashani K, Rosner MH, Ostermann M. Creatinine: From physiology to clinical application. Eur J Intern Med. 2020 Feb;72:9-14. doi: 10.1016/j.ejim.2019.10.025.

Kontraindikasi Tes Kreatinin
Komplikasi Tes Kreatinin

Artikel Terkait

  • Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Media Kontras MRI Berbasis Gadolinium pada Pasien dengan Penyakit Ginjal
    Media Kontras MRI Berbasis Gadolinium pada Pasien dengan Penyakit Ginjal
  • Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
    Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Lia Farhatania
Dibalas 25 Februari 2025, 15:15
ARV pada orang CKD
Oleh: dr.Lia Farhatania
1 Balasan
Alo Dok, Izin bertanya dokter, bagaimana tatalaksana HIV untuk pasien dengan CKD ya? Ur Cr belum pernah baik, saat ini Ur 239 Cr 6,7. Terdiagnosis HIV karena...
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 14:05
eGFR dan kreatinin pada lansia yang meningkat tanpa keluhan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, sy dpt px laki2 70th di puskes dgn lab prolanis HT didapatkan hiperlipidemia dan px kreatinin meningkat 1,43 dan eGFR 49. Px saat ini tanpa...
dr.syahrullah
Dibalas 18 Desember 2024, 13:40
efektivitas ketocid pada pasien ckd
Oleh: dr.syahrullah
2 Balasan
mohon izin bertanya dokterPasien perempuan usia 62 tahun, dengan riwayat DM tipe II 1 tahun ini, datang untuk kontrol. Tanda vital dan status generalis dalam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.