Indikasi Buccal Swab
Indikasi buccal swab adalah untuk mengidentifikasi agen infeksi tertentu, misalnya virus mumps, papillomavirus, virus Ebola, dan Streptococcus grup A. Buccal swab juga bisa dilakukan untuk pemeriksaan genetik, keperluan forensik, dan keperluan penelitian.[1,2]
Identifikasi Patogen Penyebab Infeksi
Buccal swab bisa berguna untuk mendiagnosis infeksi, seperti gondongan (mumps), Ebola, infeksi papillomavirus, dan tuberkulosis. Selain itu, sampel buccal swab juga mulai direkomendasikan untuk mendiagnosis infeksi Streptococcus grup A.[2,3,4]
Berbagai studi juga mulai mempelajari akurasi spesimen buccal swab untuk mendeteksi virus penyebab COVID-19. Namun, akurasinya dilaporkan masih lebih rendah daripada spesimen swab nasofaring. Sensitivitas spesimen buccal swab yang diperiksa dengan polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi SARS-CoV-2 adalah 58,9%.[1,2]
Pemeriksaan Genetik
Buccal swab bisa menjadi alternatif pengambilan sampel pemeriksaan genetik ketika metode lain dianggap terlalu invasif. Isolasi DNA dari buccal swab bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit genetik seperti penyakit Celiac atau untuk keperluan forensik sebagai cara mengidentifikasi individu.[5,6]
Keperluan Penelitian
Rongga mulut adalah lokasi yang mudah diakses untuk mengambil materi biologis dalam penelitian. Dibandingkan dengan sampel darah atau nasofaring, teknik ini lebih cepat, tidak invasif, murah, dan nyaman dilakukan pada balita atau anak-anak. Pada area buccal, dokter bisa mendapatkan sel epitel buccal dan leukosit.[6,7]