Kontraindikasi Kawat Gigi
Dalam perawatan kawat gigi, beberapa kontraindikasi menyebabkan tindakan perlu ditunda hingga kontraindikasi tersebut telah tertangani terlebih dahulu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penundaan pemasangan kawat gigi antara lain kondisi sistemik pasien, kondisi kesehatan gigi pasien, tingkat kooperatif pasien, dan kompleksitas kasus maloklusi.[4,7]
Kondisi Sistemik Pasien
Beberapa kondisi medis memerlukan perhatian khusus sebelum merencanakan perawatan kawat gigi maupun perawatan gigi lainnya. Dalam menangani pasien yang memiliki kondisi medis komorbid, dokter gigi harus melakukan konsultasi kepada dokter yang menangani kondisi komorbid pasien. Dokter perlu meminta informed consent sebelum perawatan dimulai sebagai tanda bahwa pasien sudah mengerti mengenai keseluruhan prosedur perawatan dan juga risiko yang dapat terjadi.[4,8]
Endokarditis Infektif
Pada pasien endokarditis infektif, perawatan ortodonti tidak boleh dimulai sampai pasien memiliki kebersihan mulut yang baik dan bersikap kooperatif. Hal ini diperlukan untuk mengurangi risiko bakteremia dari gigi dan jaringan sekitar. Selain itu, penggunaan molar tubes sebaiknya dihindari jika memungkinan, diganti dengan menggunakan komponen bonded attachment.
Berdasarkan telaah literatur, pemberian antibiotik profilaksis dibutuhkan saat pemasangan molar tubes. Sementara saat prosedur pelepasan molar tubes tidak diperlukan, kecuali kondisi gingiva di sekitar area gigi mengalami inflamasi dan pada pasien yang memiliki risiko tinggi lesi kardiak.[8,9]
Kelainan Darah
Hindari iritasi kronik akibat gesekan komponen alat ortodonti cekat, karena dapat menyebabkan infeksi oportunistik dan komplikasi berat. Iritasi kecil juga dapat memicu perdarahan yang berlebihan pada pasien yang memiliki kelainan darah. Penggunaan braket self ligating lebih dianjurkan dibandingkan braket konvensional. Pada pasien yang menggunakan braket konvensional maka kawat harus difiksasi dengan elastomeric modules. Durasi perawatan dilakukan sesingkat dan efektif mungkin untuk menghindari potensi komplikasi.[8,10]
Kemoterapi
Pada pasien yang sedang menjalankan kemoterapi, perlu diketahui bahwa kemoterapi dapat melemahkan kapasitas regenerasi mukosa. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam perawatan ortodonti cekat antara lain pemilihan komponen alat yang dapat meminimalisir risiko resorpsi akar, aplikasi gaya yang lebih ringan, dan terminasi waktu perawatan lebih awal dari kondisi normal.
Pilih metode perawatan yang paling sederhana dan jangan merawat rahang bawah, hal ini dikarenakan rahang bawah berisiko terkena osteoradionekrosis akibat suplai darah yang terbatas. Sejatinya perawatan ortodontik hampir selalu berupa prosedur elektif, maka perawatan sebaiknya dilakukan setelah pasien selesai menjalani kemoterapi dan berada pada periode remisi jangka panjang.[8,11]
Epilepsi
Pada pasien epilepsi, jika akan direncanakan perawatan kawat gigi, maka dokter harus memastikan bahwa pasien memiliki kondisi kesehatan gigi yang baik. Pembesaran gingiva akibat konsumsi obat phenytoin perlu diperhatikan. Gingivektomi sebaiknya dilakukan untuk menghilangkan jaringan hiperplastik yang mengganggu fungsi dan penampilan.[8,12]
Diabetes Mellitus
Kunci pelaksanaan perawatan kawat gigi pada pasien diabetes mellitus adalah kondisi harus terkontrol. Hal ini dikarenakan tingginya risiko terjadi kerusakan jaringan periodontal dan kehilangan tulang pendukung pada pasien diabetes. Pada pasien diabetes terkontrol pun inflamasi gingiva menjadi sesuatu yang tidak dapat dielakkan.[8,13]
Kebersihan Rongga Mulut Yang Buruk
Pemasangan kawat gigi tidak diindikasikan pada individu dengan oral hygiene yang buruk. Individu dengan oral hygiene yang buruk rentan mengalami masalah periodontal. Perawatan kawat gigi akan memparah masalah gigi yang ada.[1,4]
Tidak Kooperatif Selama Perawatan
Kunci kesuksesan perawatan ortodonti sangat bergantung pada kooperatif pasien selama perawatan. Terapi ini membutuhkan waktu lama, umumnya antara 12-36 bulan, sehingga komitmen pasien sangat penting.
Kerjasama pasien sangat dibutuhkan dalam menjaga kebersihan rongga mulut, rajin kontrol berkala untuk penyesuaian alat, mengikuti instruksi, serta menjalani pemakaian alat tambahan guna mempercepat proses pergerakan gigi seperti pemakaian headgear atau karet elastis jika dibutuhkan.[4,7]
Kompleksitas Kasus Maloklusi
Semakin berat diskrepansi skeletal, maka semakin susah untuk koreksi maloklusi hanya dengan menggunakan kawat gigi saja. Pergerakan gigi untuk kamuflase keparahan diskrepansi derajat parah tidak dapat dikompromi oleh profil jaringan lunak. Bedah ortognatik perlu dilakukan pada kasus tertentu. Jika pasien menolak intervensi bedah sebagai salah satu rencana perawatan, maka pasien perlu diedukasi lebih lanjut tentang indikasi dan tujuan dari dilakukannya bedah ortognatik.[4,14]