Komplikasi Penjahitan Laserasi Intraoral
Komplikasi pasca penjahitan laserasi intraoral meliputi infeksi, dehisensi, iskemia jaringan, penyembuhan yang tertunda, dan pembentukan jaringan parut.
Infeksi
Rongga mulut adalah ekosistem bagi berbagai macam jenis bakteri yang berpotensi meningkatkan probabilitas terjadinya infeksi. Pada penjahitan laserasi intraoral, jika irigasi luka dan debridemen tidak dilakukan dengan maksimal, maka akan ada bakteri yang tertinggal di sekitar luka dan dapat menyebabkan infeksi luka.[1,4,9,12]
Dehisensi
Dehisensi luka adalah suatu kondisi di mana luka laserasi pasca penjahitan kembali terbuka di sepanjang sayatan bedah. Kondisi ini dapat terjadi jika jahitan tidak ditempatkan dengan benar, atau terlalu banyak tekanan yang diaplikasikan pada luka, atau pasien tidak mengikuti petunjuk perawatan pasca penjahitan. Dehisensi dapat menunda penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi serta terbentuknya jaringan parut.[1,4,9,12]
Iskemia Jaringan
Iskemia jaringan adalah kondisi di mana aliran darah ke jaringan terganggu, sehingga menyebabkan kekurangan oksigen pada jaringan dan berpotensi menyebabkan kerusakan. Iskemia dapat terjadi jika jahitan yang diaplikasikan terlalu erat, sehingga menyebabkan terpotongnya suplai darah ke area tersebut. Tanda-tanda iskemia jaringan meliputi adanya rasa sakit, perubahan warna jaringan, hingga penurunan fungsi.[1,4,9,12]
Penyembuhan yang Tertunda
Umumnya, proses penyembuhan laserasi intraoral pasca penjahitan adalah 3-5 hari. Beberapa referensi menyebutkan toleransi hingga 7 hari. Namun, jika lebih dari itu, mungkin saja terjadi penyembuhan yang tertunda. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hal ini adalah merokok, diet atau nutrisi yang buruk, dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus.[1,4,9,12]
Pembentukan Jaringan Parut
Proses penjahitan luka meningkatkan kemungkinan terbentuknya jaringan parut. Untuk mencegah komplikasi ini, dapat dilakukan penjahitan dengan ukuran benang yang lebih kecil.[1,4,9,12]