Kontraindikasi Scaling dan Root Planing
Scaling dan root planing memiliki beberapa kontraindikasi yang menyebabkan tindakan perlu ditunda terlebih dahulu, sehingga ‘kontraindikasi’ tidak berarti tindakan tidak dilakukan sama sekali. Beberapa kontraindikasi scaling dan root planing memerlukan modifikasi perawatan berupa konsultasi dan perawatan medis tambahan.
Kontraindikasi Sistemik
Scaling dan root planing merupakan salah satu bentuk prosedur perawatan gigi yang invasif. Prosedur dental invasif memiliki risiko bakteremia dan dapat menimbulkan komplikasi terutama pada pasien imunokompromais. Pemberian antibiotik profilaksis terkadang diperlukan.
Kondisi Sistemik Jantung
Endokarditis infektif merupakan salah contoh komplikasi yang tidak umum terjadi namun dapat membahayakan nyawa yang diakibatkan oleh bakteremia. Sebelum melakukan prosedur dental, dokter perlu mengevaluasi risiko pasien, status orodental saat ini, kebersihan mulut, dan jenis prosedur gigi yang akan dilakukan. Pasien dengan kondisi sistemik jantung yang memiliki risiko tinggi endokarditis antara lain:
- Pasien yang menggunakan katup jantung prostetik
- Pasien yang memiliki riwayat endokarditis
- Pasien yang memiliki penyakit jantung bawaan
- Penerima transplatansi jantung yang mengalami valvulopati jantung
Untuk mengurangi risiko, dapat dilakukan pemberian antibiotik profilaksis atau melakukan disinfeksi sebelum tindakan. Hal penting yang perlu diingat adalah melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter yang menangani kondisi sistemik, terutama jika pasien sedang mengonsumsi obat antikoagulan atau sedang menjalani terapi antibiotik.[13,14]
Pasien yang Sedang Menjalani Terapi Immunosupresif atau Terapi Radiasi
Idealnya, seluruh perawatan gigi harus sudah selesai dilakukan sebelum terapi imunosupresif dilakukan. Scaling dan root planing merupakan salah satu dari prosedur perawatan yang diprioritaskan. Pasien yang menerima transplantasi organ dapat mentoleransi perawatan gigi minimal 3 bulan pasca transplantasi.
Pertimbangan hematologi yang perlu diperhatikan antara lain:
- Jika nilai absolute neutrophil count (ANC) 1000-2000/mm3 maka pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan.
- Jika ANC kurang dari 1000/mm3 maka perawatan gigi harus ditunda
- Jumlah platelet 40000-75000/mm3 maka transfusi platelet dapat dipertimbangkan pada sebelum dan 24 jam setelah prosedur. Kontrol perdarahan dengan penjahitan, pemberian agen hemostatik, pressure pack, atau gelatin foam
- Jika jumlah platelet kurang dari 40000/mm3 maka perawatan gigi harus ditunda
Saat periode immunosupresi, perawatan gigi elektif tidak boleh dilakukan. Jika terdapat kasus darurat gigi, maka rencana perawatan harus didiskusikan dengan dokter yang menangani pasien.[15,16]
Pasien Imunokompromais
Konsultasi medis dengan dokter yang menangani dan pemberian antibiotik profilaksis sebelum perawatan scaling dan root planing perlu dilakukan pada pasien imunokompromais seperti HIV, severe combined immunodeficiency (SCIDS), asplenia, atau mengonsumsi terapi steroid dosis tinggi.[15,17]
Pacemaker
Penggunaan instrumen ultrasonik pada pasien dengan cardiac pacemaker masih kontroversial. Pasien yang menggunakan model pacemaker terbaru yang memiliki insulasi bipolar titanium dianggap aman untuk menjalani scaling dan root planing menggunakan instrumen ultrasonik.
Pada studi in vivo, 12 pasien yang menjalani pemantauan elektrokardiogram selama scaling menggunakan piezoelectric ultrasonik tidak menunjukkan abnormalitas fungsi pacu jantung. Namun, studi lain menemukan bahwa scaler ultrasonik mengganggu aktivitas dual-system pacemaker. Oleh karena itu, dokter harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang menangani kondisi sistemik pasien.[2]
Gigi dengan Infeksi Akut
Gigi dengan infeksi akut memiliki risiko penyebaran infeksi ke jaringan dalam dan berisiko menyebabkan bakteremia. Pada pasien dengan kondisi necrotizing ulcerative gingivitis (NUG), scaling subgingiva dan root planing harus ditunda dulu hingga kondisi akut telah teratasi. Pada kunjungan awal pasien dengan keluhan NUG, perawatan yang dilakukan adalah debridement pseudomembran dan irigasi dengan cairan H2O2, povidone iodine, dan salin. Jika pasien memiliki komplikasi sistemik maka resepkan analgesik dan antibiotik, serta kumur antiseptik chlorhexidine.
Pasien dengan kondisi abses akut dengan ukuran lesi yang besar dimana drainase abses tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka debridement dengan scaling dan root planing harus ditunda dulu. Pemberian antibiotik sistemik dianjurkan pada pasien dengan abses akut.[2]