Indikasi Perawatan Umbilikus pada Neonatus
Perawatan umbilikus atau tali pusat pada neonatus diindikasikan untuk seluruh bayi baru lahir/BBL maupun neonatus untuk mencegah kejadian infeksi, seperti omfalitis.
Penundaan penjepitan tali pusat idealnya dilakukan dalam 1–2 menit, dan minimal 30 detik pada bayi prematur baik kembar maupun tunggal. Pada bayi matur, disarankan penundaan penjepitan tali pusat selama minimal 1 menit.[2,3,12,14,15]
Penundaan penjepitan tali pusat direkomendasikan World Health Organization (WHO) karena meningkatkan transfer darah ke BBL. Hal ini berhubungan dengan peningkatan parameter hematologi, seperti hemoglobin, pada BBL. Bila tidak dapat ditunda, alternatif penjepitan tali pusat adalah milking. Akan tetapi, pada bayi prematur, milking tali pusat pada perawatan umbilikus saat baru lahir berhubungan dengan risiko perdarahan intraventrikular.[2,3,12,13]
Indikasi Penggunaan Antiseptik
Penggunaan chlorhexidine digluconate 7,1% (mengandung chlorhexidine 4%) direkomendasikan WHO pada negara dengan angka kematian neonatus >30 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 11–12 per 1000 kelahiran hidup. Maka dari itu, penggunaannya tidak rutin dilakukan di Indonesia.
Penggunaan antiseptik pada perawatan rutin sehari-hari tidak dilakukan, karena tidak terdapat perbedaan yang bermakna dibandingkan perawatan tali pusat kering dan lebih inferior dibandingkan dengan ASI.
Maka dari itu, ASI disarankan perawatan tali pusat rutin. Perawatan dengan alkohol 70% bisa menjadi penanganan awal di rumah, ketika ibu menemukan tanda omfalitis.[7,11,16–21,36,37,40]