Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pemasangan Implan KB annisa-meidina 2024-01-08T10:54:50+07:00 2024-01-08T10:54:50+07:00
Pemasangan Implan KB
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemasangan Implan KB

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Teknik pemasangan implan KB adalah insersi implan pada lapisan subdermal di bagian medial lengan atas yang non-dominan. Tindakan dilakukan dengan anestesi lokal pada area insersi, misalnya dengan lidocaine. Sebelum tindakan, awali dengan persiapan pasien melalui pemberian edukasi yang adekuat dan permintaan informed consent.[3]

Persiapan Pasien

Sebelum pemasangan implan KB, lakukan edukasi pada pasien dan informed consent yang mencakup tindakan yang akan dilakukan, manfaat, risiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi. Selain itu, pasien perlu dijelaskan dan diberi kebebasan dalam memilih metode kontrasepsi lain. Pastikan bahwa pasien sedang tidak hamil dan tidak memiliki kontraindikasi terhadap metode kontrasepsi yang dipilih.[3,5]

Perlu diingat bahwa implan harus dipasang pada waktu yang tepat untuk mengurangi risiko kehamilan atau kegagalan KB. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemasangan implan KB:

  • Jika pasien tidak memakai alat kontrasepsi sebelumnya, implan KB bisa dipasang antara hari ke-1 dan ke-5 siklus menstruasi
  • Jika pasien memakai pil kontrasepsi oral kombinasi, implan KB dipasang pada minggu bebas hormon. Namun, jika pasien memakai pil progestin saja, implan KB dapat dipasang kapan saja
  • Jika pasien memakai KB suntik, implan KB dipasang saat jadwal penyuntikkan berikutnya
  • Jika pasien baru mengalami abortus trimester 1, trimester 2, atau septic abortion, implan KB dipasang dalam waktu 5 hari setelah abortus
  • Jika pasien menggunakan implan KB, pengambilan implan yang lama dan pemasangan implan yang baru dilakukan pada prosedur yang sama
  • Jika pasien menggunakan patch transdermal atau cincin vagina, pemasangan implan KB dilakukan pada hari yang sama dengan pelepasan alat-alat tersebut
  • Jika pasien baru melahirkan (pasien menyusui), implan KB dapat dipasang kapan saja, baik dalam waktu 24–48 jam setelah melahirkan atau pada kunjungan di 6 minggu setelah persalinan[3]

Apabila implan KB tidak dipasang sesuai anjuran-anjuran tersebut, sebaiknya pasien tetap menggunakan kontrasepsi barrier selama 7 hari setelah pemasangan implan.[3]

Peralatan

Peralatan yang harus disiapkan untuk pemasangan implan KB adalah:

  • Sarung tangan steril
  • Larutan povidone iodine 10% atau chlorhexidine 2%
  • Spuit 5 mL dengan jarum 25 gauge yang diisi dengan lidocaine 1% dengan atau tanpa epinefrin, sebanyak 1–2 mL untuk anestesi lokal
  • Aplikator implan steril yang disposable

  • Marker pen yang steril bila perlu

  • Scalpel bila perlu
  • Adhesive dressing atau pressure dressing

  • Implan KB[3,6]

Posisi Pasien

Posisi pasien saat pemasangan implan KB adalah berbaring terlentang, dengan lengan atas dalam posisi fleksi dan diletakkan di sebelah kepala pasien. Telapak tangan dibuat mengarah ke atap. Pada posisi ini, sisi medial lengan pasien (yang akan dipasang KB implan) harus terlihat jelas oleh dokter. Tujuannya adalah untuk memudahkan proses pemasangan implan KB.[3]

Prosedural

Langkah-langkah pemasangan implan KB adalah sebagai berikut:

  • Bersihkan area insersi dengan antiseptik, lalu kenakan sarung tangan steril
  • Berikan tanda pada lokasi insersi menggunakan marker steril (lokasi pada 8–10 cm dari medial epicondyle tulang humerus) bila perlu
  • Lakukan anestesi lokal dengan lidocaine 1–2% sebanyak 1–2 mL yang disuntik di sepanjang lokasi pemasangan implan KB
  • Ada jenis implan yang tidak memerlukan insisi pada kulit terlebih dahulu dan bisa langsung masuk menggunakan aplikator, sedangkan ada jenis implan yang memerlukan insisi terlebih dahulu sebesar 2 mm
  • Bila memakai implan yang memerlukan insisi, setelah insisi dibuat, implan dimasukkan ke kulit (subdermal) dengan menggunakan trocar dan implan dibentuk bukaan V ke arah ketiak
  • Setelah implan tersebut masuk, tepi sayatan ditekan dan ditutup dressing yang telah disiapkan. Penggunaan trocar bisa berbeda sesuai jenis implan
  • Bila menggunakan implan tanpa insisi (bantuan aplikator khusus), lakukan counteraction pada kulit di lokasi insersi sambil memasukkan jarum dengan sudut 30o

  • Setelah jarum tersebut memasuki kulit, arahkan aplikator sejajar dengan kulit kemudian angkat kulit sedikit ke atas saat keseluruhan jarum dimasukkan ke bagian subdermal
  • Setelah memasukkan implan KB ke area insersi, lakukan palpasi pada area insersi dan pastikan bahwa implan teraba serta sudah masuk ke subdermal
  • Tutup area insersi dengan menggunakan dressing yang telah disiapkan[3,6]

Follow Up

Setelah pemasangan implan, pasien perlu diberi obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen bila ada nyeri. Untuk perawatan luka, pastikan dressing tetap kering dan bersih selama 24 jam pertama. Pasien dapat mandi seperti biasa tetapi pastikan area dressing tidak terkena air. Setelah 3–5 hari, dressing dapat dilepas.[1-3,6,7]

Berikan penjelasan kepada pasien bahwa area pemasangan implan dapat terasa gatal dan lebam, tetapi hal ini wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Bila pasien mengalami perdarahan di lokasi pemasangan implan, tanda-tanda infeksi di area pemasangan (nyeri berlebihan, panas, merah, bengkak, luka bernanah, atau mengeluarkan bau tidak sedap), atau reaksi alergi, pasien bisa segera kembali ke fasilitas kesehatan.[1-3,6,7]

Pada semua pasien, berikan kartu sebagai penanda waktu pemasangan implan KB dan jelaskan bahwa KB dapat bertahan hingga 3–5 tahun (tergantung tipe yang digunakan). Setelahnya, pasien harus datang lagi untuk proses removal implan dan penggantian dengan implan yang baru.[1-3,6,7]

Referensi

1. Bahamondes L, Fernandes A, Monteiro I, Bahamondes MV. Long-acting reversible contraceptive (LARCs) methods. Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol. 2020;66:28-40.
2. Rocca ML, Palumbo AR, Visconti F, DiCarlo C. Safety and benefits of contraceptives implants: A systematic review. Pharmaceuticals. 2021;14(6):548.
3. Shannon MB. Contraceptive Implant Placement. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/2047217-overview#a3\
5. Matos JE, Balkaran BL, Rooney J, and Crespi S. Preference for contraceptive implant among women 18–44 years old. Womens Health Rep. 2021;2:622-632.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan Kontrasepsi Bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2021. https://siakpel.kemkes.go.id/upload/akreditasi_kurikulum/kurikulum-1-35383637-3635-4733-b937-303936373931.pdf
7. Oxford Health: NHS Foundation Trust. Implant Fitting and Removal. 2014. https://www.oxfordhealth.nhs.uk/wp-content/uploads/2014/08/CY-065.15-Implant-fitting-and-removal.pdf

Kontraindikasi Pemasangan Implan KB
Komplikasi Pemasangan Implan KB

Artikel Terkait

  • Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
    Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
  • Metode Kontrasepsi Darurat
    Metode Kontrasepsi Darurat
  • Peresepan Morning After Pill Secara Aman
    Peresepan Morning After Pill Secara Aman
  • Kontrasepsi Oral – Panduan e-Prescription Alomedika
    Kontrasepsi Oral – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Kontrasepsi Darurat – Panduan e-Prescription Alomedika
    Kontrasepsi Darurat – Panduan e-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 17 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.