Pendahuluan Advanced Trauma Life Support (ATLS)
Advanced Trauma Life Support (ATLS) merupakan protokol sistematis untuk perawatan dini pasien trauma akut, termasuk cedera kepala, dada, abdomen, dan ekstremitas. Protokol ATLS dilakukan sebagai pemeriksaan dan evaluasi diagnostik kondisi awal pasien trauma dengan melakukan survei primer dan sekunder.[1,3,5]
ATLS umumnya digunakan dalam penanganan kasus trauma berat, seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan industri, dan insiden kecelakaan lain yang dapat menyebabkan cedera serius. Selain itu, ATLS memberikan panduan spesifik untuk manajemen cedera tertentu, termasuk cedera kepala, dada, abdomen, dan ekstremitas. Protokol ini juga mengajarkan keterampilan, seperti pemeliharaan saluran napas, pemberian cairan intravena, dan stabilisasi fraktur atau dislokasi.[1-3]
Protokol ATLS dilakukan dengan bantuan peralatan dan obat-obat kegawatan yang tersedia di troli emergency yang disesuaikan dengan kondisi dan indikasi pasien trauma. Secara umum, tidak terdapat kontraindikasi khusus terhadap protokol ATLS.[3,5-8]
Komponen Protokol Advanced Trauma Life Support (ATLS)
Terdapat dua komponen utama dalam protokol ATLS yaitu primary survey atau survei primer untuk stabilisasi keadaan umum pasien trauma, serta secondary survey atau survei sekunder dengan melakukan evaluasi pemeriksaan fisik ‘head to toe’ pada pasien untuk mendapatkan riwayat penyakit secara rinci.[1,3,5]
Primary Survey
Primary survey yang dikenal dengan survei primer pada ATLS meliputi pemeriksaan dan penatalaksanaan pada ABCDE yaitu airway, breathing, circulation, disability, exposure and environmental.[1,3,7-8]
Airway:
Evaluasi kepatenan jalan napas. Pastikan tidak ada obstruksi seperti lidah atau benda asing. Segera lakukan manuver untuk mempertahankan atau membuka jalan napas, seperti chin lift atau memberikan jaw thrust.[1,4]
Breathing:
Evaluasi fungsi pernapasan, termasuk frekuensi dan kedalaman pernapasan. Stabilkan pernapasan dan identifikasi serta tangani cedera pada dada atau paru. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.[7,8,12]
Circulation:
Evaluasi sirkulasi dengan memeriksa nadi, tekanan darah, dan tanda-tanda perdarahan. Identifikasi dan kendalikan perdarahan. Segera lakukan tindakan resusitasi cairan intravena dan berikan obat-obatan jika diperlukan untuk mempertahankan tekanan darah.[12-14]
Disability:
Evaluasi tingkat kesadaran dan fungsi neurologis pasien. Identifikasi cedera kepala atau tulang belakang. Lakukan langkah-langkah untuk mempertahankan fungsi neurologis, seperti mengurangi tekanan pada otak atau spinal.[7,8,12]
Exposure and Environmental:
Lepaskan pakaian dan identifikasi cedera atau kelainan di seluruh tubuh. Pastikan tubuh pasien terpapar sepenuhnya untuk menilai cedera tambahan. Segera tangani cedera serius yang ditemukan.[8,12]
Secondary Survey
Secondary survey atau survei sekunder akan dilakukan ketika primary survey telah selesai dilakukan, upaya resusitasi sedang berjalan, dan fungsi vital pasien telah menunjukkan perbaikan.
Hal-hal yang perlu dilakukan saat secondary survey adalah evaluasi head to toe, riwayat lengkap pasien, pemeriksaan fisik, dan penilaian kembali semua tanda-tanda vital pasien. Pada secondary survey juga dapat dilakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan sesuai indikasi, misalnya melakukan Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST).[3,5]