Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Injeksi Intramuskuler general_alomedika 2022-06-06T14:59:37+07:00 2022-06-06T14:59:37+07:00
Injeksi Intramuskuler
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Injeksi Intramuskuler

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Injeksi intramuskuler adalah tindakan memasukan obat atau sediaan biofarmasi cair, seperti kontrasepsi hormonal atau vaksin, menggunakan spuit ke dalam otot. Lokasi otot yang dipilih yakni otot yang memiliki vaskularisasi yang baik dan memungkinkan obat diserap lebih cepat dan efisien daripada yang diberikan dengan rute yang lain. Otot yang sering digunakan adalah otot deltoid, otot ventrogluteal, dan otot quadricep femoris.[1,2]

Tindakan injeksi intramuskuler utamanya digunakan untuk administrasi produk biofarmasi yang hanya dapat diberikan secara intramuskuler, seperti vaksin influenza dan injeksi toksin botulinum. Pemberian injeksi intramuskuler juga dapat bermanfaat pada pasien-pasien yang tidak kooperatif atau tidak patuh, seperti pada pasien schizophrenia.[2,3]

Injeksi Intramuskuler-min

Injeksi intramuskuler juga menawarkan efek obat jangka panjang, mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan, seperti pada penggunaan kontrasepsi hormonal. Injeksi intramuskuler juga dapat digunakan ketika tolerabilitas obat oral buruk, ataupun untuk memastikan kepatuhan pengobatan misalnya pada pasien tuberkulosis.[2,3-5]

Kontraindikasi injeksi intramuskuler adalah penyuntikan pada area yang mengalami infeksi, trauma, cedera, atau atrofi otot. Injeksi intramuskuler juga dikontraindikasikan pada pasien yang mengalami trombositopenia atau gangguan koagulasi. Kontraindikasi lain mengikuti kontraindikasi dari obat yang diberikan, misalnya adanya riwayat hipersensitivitas terhadap obat atau komponen lain dalam sediaan obat.[1,2]

Sebelum melakukan injeksi intramuskuler, obat yang akan disuntikan beserta jarum dan spuit yang akan digunakan harus disiapkan. Kemudian, dokter memilih area penyuntikan dan melakukan pemeriksaan lokalis pada area tersebut. Lakukan tindakan aseptik antiseptik pada area yang akan disuntik, dan selanjutnya menyuntikkan obat bada otot dengan sudut 90 derajat terhadap area penyuntikan.[2]

Komplikasi injeksi intramuskuler umumnya ringan, berupa nyeri pada area yang disuntik, bengkak, dan kemerahan. Pada kasus yang jarang, dapat terjadi fibrosis otot, kontraktur otot, abses di tempat suntikan, ganggren, dan cedera saraf. Cedera bahu terkait vaksinasi (shoulder injury related to vaccine administration/SIRVA) dan bursitis subdeltoid atau subakromial juga dapat terjadi, yang ditandai dengan nyeri bahu dan penurunan ruang gerak sendi setelah vaksinasi.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah risiko penularan penyakit, termasuk HIV dan hepatitis B. Petugas kesehatan perlu memastikan bahwa setiap pasien menggunakan jarum dan spuit yang berbeda (single use syringe).[2,6]

Referensi

1. Ogston-Tuck S. Intramuscular injection technique: an evidence-based approach. Nursing standard (Royal College of Nursing (Great Britain) : 1987), 2014. 29(4), 52–59. https://doi.org/10.7748/ns.29.4.52.e9183
2. Polania Gutierrez JJ, Munakomi S. Intramuscular Injection. [Updated 2022 Feb 9]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556121/
3. CDC. Administer the Vaccine(s). 2021. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/admin/administer-vaccines.html
4. France N. Injection Types & Sites. 2021. https://www.drugs.com/article/injection-types-sites.html#rotate
5. Tanioka T, Takase K, Yasuhara Y, Zhao Y, et al. Efficacy and Safety in Intramuscular Injection Techniques Using Ultrasonographic Data. Health, 2018. 10, 334-350. doi: 10.4236/health.2018.103027.
6. Ayinde O, Hayward RS, Ross JDC. The effect of intramuscular injection technique on injection associated pain; a systematic review and meta-analysis. PLoS ONE, 2021. 16(5): e0250883. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0250883

Indikasi Injeksi Intramuskuler
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 3 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.