Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pedoman Klinis Injeksi Intramuskuler general_alomedika 2022-06-06T14:55:58+07:00 2022-06-06T14:55:58+07:00
Injeksi Intramuskuler
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Injeksi Intramuskuler

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Pedoman klinis injeksi intramuskuler adalah dengan menginjeksikan obat ke dalam otot, seperti deltoid atau gluteal. Tindakan dilakukan dengan menusukkan jarum 90 derajat terhadap lokasi penyuntikan.

Prinsip 5 R harus dilakukan sebelum penyuntikan obat, yakni right patient, right drugs, right dose, right site, dan right timing. Peralatan dan obat yang digunakan harus dalam kondisi steril. Area yang hendak disuntik harus sehat dan bersih untuk menghindari terjadinya infeksi.

Perhatikan area penyuntikan. Pastikan sudah tepat untuk menghindari cedera pada pembuluh darah dan saraf utama. Gunakan jarum dan spuit baru untuk setiap pasien. Hal ini untuk menghindari terjadinya transmisi penyakit menular, seperti HIV dan hepatitis B.[2,3,15-17]

Injeksi Intramuskuler pada Pasien dengan Risiko Perdarahan

Konsultasi dengan ahli hematologi diperlukan pada pasien dengan peningkatan risiko perdarahan, misalnya trombositopenia atau gangguan koagulasi seperti penyakit von Willebrand. Apabila ahli hematologi menganggap manfaat yang didapat lebih besar dibandingkan potensi risiko, maka injeksi intramuskuler pada populasi pasien ini dapat dilakukan.[20,21]

Referensi

2. Polania Gutierrez JJ, Munakomi S. Intramuscular Injection. [Updated 2022 Feb 9]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556121/
3. CDC. Administer the Vaccine(s). 2021. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/admin/administer-vaccines.html
15. Cole B. Injection-Site Reactions and How to Manage Them. Pharmacy Time, 2019. https://www.pharmacytimes.com/view/injection-site-reactions-and-how-to-manage-them
16. Pfützner W, Mockenhaupt M, Ott H, Pfaar O, Ring J, Sachs B, Sitter H, Trautmann A, Treudler R, Wedi B, Worm M, Wurpts G, Zuberbier T, Merk HF. Guideline for the diagnosis of drug hypersensitivity reactions: S2K-Guideline of the German Society for Allergology and Clinical Immunology (DGAKI) and the German Dermatological Society (DDG) in collaboration with the Association of German Allergologists (AeDA), the German Society for Pediatric Allergology and Environmental Medicine (GPA), the German Contact Dermatitis Research Group (DKG), the Swiss Society for Allergy and Immunology (SGAI), the Austrian Society for Allergology and Immunology (ÖGAI), the German Academy of Allergology and Environmental Medicine (DAAU), the German Center for Documentation of Severe Skin Reactions and the German Federal Institute for Drugs and Medical Products (BfArM). Allergo J Int. 2015;24(3):94-105. doi: 10.1007/s40629-015-0052-6.
17. Puschmann T, Ohnesorge B. Complications After Intramuscular Injections in Equids. Journal of Equine Veterinary Science, 2015. 35(6), 465–474. doi:10.1016/j.jevs.2015.02.001.
20. Drutz JE. Standard immunizations for children and adolescents: Overview. Uptodate. 2022.
21. Kroger A, Bahta L, Hunter P. General Best Practice Guidelines for Immunization. Best Practices Guidance of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) Special situations. 2022. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/acip-recs/general-recs/special-situations.html

Edukasi Pasien Injeksi Intramusk...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 21 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.