Teknik Injeksi Intramuskuler
Teknik injeksi intramuskuler adalah dengan menginjeksikan sediaan obat pada area otot. Otot yang dipilih adalah otot yang cukup besar, mudah diakses, dan memiliki vaskularisasi yang baik. Dokter juga perlu memastikan bahwa alat suntik yang digunakan merupakan alat suntik baru dan sekali pakai (single use syringe) agar tidak terjadi transmisi penyakit menular seperti HIV dan hepatotis B pada pasien.[2,7,8]
Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum dilakukan injeksi intramuskuler adalah pemilihan lokasi injeksi, landmarking, dan preparasi kulit.[1,7-9]
Pemilihan Lokasi Penyuntikan
Lokasi injeksi intramuskuler dipilih pada area yang bebas dari infeksi, nekrosis, memar, cedera otot, ataupun atrofi otot. Pemilihan lokasi injeksi juga tergantung pada jenis obat yang akan disuntikkan, volumenya, serta usia dan kondisi pasien. Ada 3 kelompok otot yang sering digunakan pada injeksi intramuskuler, yakni otot deltoid, otot ventrogluteal, dan otot quadricep femoris. Selain itu, injeksi intramuskuler juga dapat digunakan untuk tujuan kosmetik pada injeksi toksin botulinum.[1,2,6,10]
Otot deltoid memiliki masa otot kecil dan dekat dengan saraf radialis dan arteri brakialis. Keuntungan dari area otot deltoid adalah mudah diakses saat penyuntikan. Otot deltoid tidak boleh digunakan untuk injeksi dengan volume lebih dari 1 ml. Pengecualian untuk obat risperidone, yaitu tidak boleh lebih dari 2 ml.
Quadricep femoris merupakan otot yang tebal serta minim risiko mencederai pembuluh darah dan saraf. Lokasi ini dipilih pada infant, terutama yang belum berjalan. Pada pasien yang mendapatkan obat-obatan tertentu dan dokter menganjurkan untuk dilakukan penyuntikan intramuskuler secara mandiri, quadricep femoris dapat direkomendasikan karena mudah diakses pasien.[1,11]
Otot ventrogluteal juga berukuran besar dan minim risiko cedera saraf dan pembuluh darah. Otot ini baik digunakan pada jenis suntikan depot di mana obat disimpan dalam waktu lama untuk kemudian diserap secara bertahap oleh jaringan sekitarnya.[1,11-13] Dorsogluteal tidak direkomendasikan untuk injeksi intramuskuler karena memiliki masa otot lebih besar dari ventrogluteal sehingga membuat distribusi obat berlangsung lebih lama. Selain itu, risiko cedera saraf dan pembuluh darah lebih tinggi.[1,2,6,10-12]
Landmarking
Landmarking bertujuan untuk menentukan tempat jarum suntik akan dimasukkan. Tahap ini bertujuan untuk menghindari cedera pembuluh darah atau saraf.
Deltoid:
Lakukan palpasi titik tengah prosesus akromial. Sekitar 3 jari di bawahnya (5 cm) sejajar dengan aksila dan aspek lateral lengan merupakan lokasi otot deltoid.
Quadricep Femoris:
Pada bagian lateroanterio femur antara trokanter mayor dan genu.
Ventrogluteal:
Ventrogluteal dicari menggunakan metode V. Ketika tempat suntikan berada di sisi kiri, telapak tangan kanan diletakkan di atas trokanter mayor. Jari telunjuk diletakkan pada spina iliaka anteriosuperior. Jari tengah kemudian diposisikan ke arah krista iliaka. Jari telunjuk dan tengah membuat bentuk V. Tempat suntikan berada di tengah segitiga yang dibentuk oleh jari telunjuk dan jari tengah yang dibentangkan.[1,11]
Preparasi Kulit
Preparasi kulit dapat dilakukan menggunakan alkohol swab. Kulit area injeksi dibersihkan menggunakan alkohol swab selama 30 detik dan dibiarkan mengering selama 30 detik.[1,14]
Peralatan
Peralatan injeksi intramuskuler yang utama adalah spuit dan jarum. Peralatan yang diperlukan untuk injeksi antara lain:
- Jarum suntik pada deltoid digunakan jarum ukuran 16-32 mm untuk anak dan ukuran 25–38 mm untuk dewasa. Pada quadricep femoris menggunakan jarum ukuran 16-25 mm. Pada ventrogluteal menggunakan jarum ukuran 38 mm.
- Spuit
- Filter jarum
- Obat yang benar dalam dosis yang tepat
- Kapas kering
- Perban berperekat
- Sarung tangan sekali pakai[1,2]
Posisi Pasien
Posisi pasien injeksi intramuskuler bergantung pada lokasi injeksi yang dipilih, posisi yang benar membuat otot menjadi rileks sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
- Deltoid: berdiri atau duduk, dengan lengan diletakkan di pinggang untuk merelaksasikan otot
- Quadriceps femoris: duduk atau berbaring, dengan fleksi jari-jari kaki untuk merelaksasikan otot
- Ventrogluteal: berbaring menyamping atau dalam posisi tengkurap, untuk merelaksasikan otot pasien dapat melakukan fleksi lutut dan ekstensi jari-jari kaki[1,2,13]
Prosedur
Prosedur injeksi intramuskuler diawali dengan memastikan keselamatan pasien dengan menganut prinsip 5 Right, yakni right patient, right drug, right dose, right site, right timing. Selanjutnya, lakukan informed consent sebelum tindakan. Langkah-langkah injeksi intramuskuler sebagai berikut:
- Dokter mencuci tangan kemudian mengenakan sarung tangan sekali pakai.
- Posisikan pasien sesuai area lokasi penyuntikan
- Bersihkan kulit pada area yang akan diinjeksi dengan alkohol swab
- Siapkan obat ke dalam spuit
- Lakukan teknik dua jarum, yakni ganti jarum setelah persiapan pengambilan obat dan sebelum pemberian suntikan, sehingga jarum bersih, tajam dan kering).
- Suntikkan obat ke dalam otot dengan memposisikan jarum 90 derajat dari area penyuntikan
- Pastikan posisi jarum intramuskuler melalui konfirmasi gerakan jarum dari sisi ke sisi yang terbatas
- Lakukan aspirasi untuk memastikan injeksi tidak masuk ke pembuluh darah
- Tunggu sebentar, kemudian tarik jarum dengan cepat dan berikan tekanan lembut di atas tempat yang disuntikkan dengan kapas kering
- Tutup area penyuntikan dengan perban perekat
- Dokumentasikan dalam rekam medis[1,2]
Pasien dengan Peningkatan Risiko Pendarahan
Jika pasien mengalami gangguan koagulasi seperti penyakit von Willebrand atau peningkatan risiko perdarahan, injeksi intramuskular dapat dilakukan setelah berkonsultasi dengan ahli hematologi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko perdarahan meliputi:
- Cobalah menjadwalkan injeksi intramuskuler segera setelah pemberian faktor pembekuan atau sebelum pemberian obat antikoagulan
- Gunakan kaliber jarum sekecil mungkin
- Terapkan tekanan kuat di lokasi injeksi, tanpa menggosok, setidaknya selama dua menit setelah injeksi[20,21]
Injeksi Intramuskuler pada Vaksin Anak
Untuk injeksi pada anak-anak, tergantung pada usia dan berat badan, dianjurkan menggunakan jarum ukuran 22 hingga 25. Jarum harus cukup panjang untuk mencapai otot tetapi tidak terlalu panjang untuk menembus saraf, pembuluh darah, atau tulang di bawahnya.
Sudut antara jarum dan kulit harus 90°. Tidak perlu menarik kembali plunger spuit setelah penyisipan jarum sebelum injeksi IM. Lokasi yang dipilih untuk injeksi intramuskuler bervariasi sesuai usia.
Infant <12 Bulan
Pada bayi berusia kurang dari 12 bulan, paha anterolateral (vastus lateralis) adalah tempat suntikan yang lebih disukai. Jika situs ini tidak dapat digunakan, gunakan otot ventrogluteal. Hindari kuadran gluteal luar atas (situs dorsogluteal) pada bayi karena kemungkinan respon imun suboptimal.
Usia 12 Hingga 24 bulan
Pada anak-anak usia 12-24 bulan, paha anterolateral lebih disukai, tetapi daerah deltoid lengan atas dapat digunakan juga.
Usia 3 Tahun ke Atas
Pada anak-anak berusia 3 tahun atau lebih, daerah deltoid lengan atas adalah lokasi yang lebih disukai untuk vaksinasi.[20-24]
Follow Up
Follow up setelah penyuntikan dilakukan untuk memantau reaksi. Minta pasien menunggu sekitar 15 menit setelah penyuntikan. Awasi adanya keluhan, seperti bengkak, kemerahan, nyeri, serta tanda-tanda reaksi hipersensitivitas.[15,16]