Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Transfusi Darah general_alomedika 2024-06-13T11:27:33+07:00 2024-06-13T11:27:33+07:00
Transfusi Darah
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Transfusi Darah

Oleh :
dr. Junita br Tarigan
Share To Social Media:

Prosedur transfusi dapat memperbaiki keadaan klinis pasien dalam keadaan darurat, namun di sisi lain prosedur ini juga memiliki risiko komplikasi yang sangat berat. Risiko yang mungkin terjadi pada prosedur transfusi dapat dibagi menjadi risiko akut dan risiko lambat. Terjadinya risiko transfusi ini dipengaruhi oleh usia pasien, komponen transfusi dan riwayat transfusi sebelumnya. Reaksi transfusi akut pada neonatus paling banyak terjadi pada transfusi trombosit. [8]Berikut adalah risiko yang mungkin terjadi pada saat proses transfusi:

Risiko Akut

Risiko akut terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam dan dapat terjadi pada 1-2% kasus.

Alergi ringan

Reaksi alergi ringan atau urtikaria yang terjadi akibat interaksi antara alergen dengan antibodi yang menimbulkan gejala morbilliform rash, urtikaria dan angioedema lokal

Anafilaksis

Reaksi anafilaksis akibat adanya antibodi terhadap protein plasma donor. Reaksi ini ditandai dengan adanya gejala mukokutaneus,hipotensi dan gejala respirasi seperti stridor, disfonia dan bronkospasme

Reaksi Inkompatibilitas

  • Reaksi hemolitik akibat reaksi inkompatibilitas yang mengaktifkan hemolisis intravaskuler yang ditandai dengan menggigil, demam, nyeri pinggang, hipotensi, hemoglobinuria, oliguria dan disseminated intravascular coagulation

  • Reaksi transfusi non hemolitik akibat adanya sitokin dan antibodi terhadap sel darah putih donor. Keadaan ini ditandai dengan demam > 38 derajat C, menggigil, nyeri kepala dan muntah
  • Transfusion associated acute lung injury (TRALI) akibat adanya antigen anti human leukocyte (HLA) dan antibodi anti-HNA. Keadaan ini ditandai dengan gejala gangguan pernapasan akut dalam waktu enam jam setelah transfusi, infiltrat paru bilateral, hipoksemia, hipotensi, demam, leukopenia

  • Transfusion associated circulatory overload (TACO) akibat adanya overload cairan. Keadaan ini ditandai dengan gejala gangguan pernapasan akut, takikardia, hipertensi dan gejala gagal jantung kiri

Sepsis

Sepsis akibat reaksi transfusi. Masuknya bakteri dapat terjadi akibat proses transfusi yang tidak steril ataupun bakteri yang berasal dari darah pendonor sehingga terjadi sepsis. Gejala ini ditandai dengan adanya demam, menggigil, hipotensi, gagal ginjal akut, syok, perdarahan dari mukokutan[3,4]

RIsiko Lambat

Risiko lambat yang terjadi dalam waktu lebih dari 24 jam, yaitu:

  • Reaksi hemolitik lambat yang ditandai dengan menurunnya jumlah haemoglobin, demam, dan jaundice

  • Graft Versus Host Disease (GVHD) yang ditandai dengan demam, gejala gastrointestinal, ruam, hepatitis dan pansitopenia

  • Infeksi yang dapat menular melalui proses transfusi yaitu infeksi HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, malaria, cytomegalovirus dan infeksi lainnya seperti EBV, toxoplasma, dan chagas disease[3,4]

Penanganan Komplikasi

Jika pada pasien terjadi komplikasi, tindakan yang dapat dilakukan adalah:

  • Segera menghentikan proses transfusi
  • Mengembalikan kantong darah dan set transfusi ke unit transfusi dan segera mengumpulkan sampel urin dan darah (satu sampel yang dicampur dengan antikoagulan dan satu sampel tanpa dicampur)
  • Keadaan alergi berikan antihistamin intramuskular dan antipiretik oral
  • Pada keadaan anafilaksis: berikan epiferfin IM 0.3-0.5 mg dapat di ulang setiap 5 menit. Epinefrin infus jika gejala tidak berkurang[3]

Referensi

3. World Health Organization. Clinical Transfusion Practice Guidelines for Medical Interns. Tersedia di: https://www.who.int/bloodsafety/transfusion_services/ClinicalTransfusionPracticeGuidelinesforMedicalInternsBangladesh.pdf
4. Health Sciences Authority. Clinical blood transfusion. Tersedia di: https://www.moh.gov.sg/docs/librariesprovider4/guidelines/cpg_clinical-blood-transfusion.pdf

Teknik Transfusi Darah
Edukasi Pasien Transfusi Darah

Artikel Terkait

  • Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
    Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
  • Kristaloid vs Koloid untuk Resusitasi Cairan
    Kristaloid vs Koloid untuk Resusitasi Cairan
  • Penggunaan Fluid Challenge pada Syok
    Penggunaan Fluid Challenge pada Syok
  • Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
    Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
  • Seberapa Seringkah Aman Melakukan Donor Darah
    Seberapa Seringkah Aman Melakukan Donor Darah

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 23 November 2024, 04:36
Syarat tekanan darah pada pasien dengan CKD untuk dilakukan transfusi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok mohon share ilmunya, saya sering mendapatkan pasien di IGD dengan CKD Anemia pro trabsfusi sekian kolf, terkadang ada yang diberi premed ada yg tidak,...
Anonymous
Dibalas 01 Oktober 2024, 08:50
Pemberian ca gluconas pada pasien transfusi PRC masif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya dan mohon koreksi, saya dulu pernah diajari ketika iship oleh dokter IGD kalau transfusi PRC hanya boleh dilakukan maks 4...
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibalas 04 Juli 2024, 08:55
Mengapa Donor Darah Rutin Penting? Temukan Manfaatnya!
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
1 Balasan
🩺 Pentingnya Donor Darah Secara Rutin: Manfaat dan KeamanannyaMenurut pernyataan dari American Red Cross, proses mendonorkan darah adalah aman dan bermanfaat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.