Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Electroconvulsive Therapy general_alomedika 2022-10-19T08:45:50+07:00 2022-10-19T08:45:50+07:00
Electroconvulsive Therapy
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Electroconvulsive Therapy

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Electroconvulsive therapy atau ECT diindikasikan pada pasien dewasa dengan katatonia, depresi berat, skizofrenia dan bipolar affective disorder (BPAD). ECT juga bisa dilakukan pada kondisi-kondisi dimana obat psikotropika tidak bisa diberikan, misalnya depresi pada kehamilan.[3,4,7]

Indikasi Electroconvulsive therapy atau ECT antara lain:

  • Depresi berat yang mengancam nyawa pasien (dengan risiko tinggi untuk bunuh diri dan/atau intake nutrisi dan cairan yang buruk)

  • Depresi yang resisten terhadap terapi (tidak berespon dengan terapi 2 obat antidepresan dengan dosis dan durasi yang optimal) atau kondisi dimana pilihan terapi terbatas karena efek samping obat yang berat
  • Katatonia akut (dimana pemberian benzodiazepine intramuskular seperti diazepam injeksi dan antipsikotik gagal untuk menimbulkan perbaikan)
  • BPAD episode manik yang gagal ditangani dengan farmakoterapi atau dibatasi oleh efek samping yang berat
  • Indikasi relatif pada pasien yang sebelumnya berespon dengan baik terhadap ECT atau mereka yang hanya berespon terhadap ECT[3,4,7]

ECT pada Kehamilan

Beberapa hal harus menjadi pertimbangan ECT pada kehamilan. Tindakan ini harus didampingi oleh dokter obgyn, serta mempertimbangkan kemungkinan risiko pada ibu (aspirasi dan persalinan preterm) dan janin (abortus spontan dan kematian intrauterin) pada pasien dengan risiko tinggi. Penggunaan tokolitik mungkin diperlukan pada pasien yang mempunyai riwayat abortus berulang.[3,4,7]

Pertimbangan Pemberian ECT

Walaupun terdapat indikasi untuk dilakukan ECT, tetapi pemberiannya tetap harus mempertimbangkan:

  • Keinginan pasien dan/atau keluarga
  • Riwayat penyakit dan respon terhadap terapi
  • Derajat penderitaan yang dialami pasien
  • Kebutuhan untuk respon terapi yang cepat, misalnya risiko bunuh diri
  • Risk and benefits dari ECT dibandingkan dengan modalitas terapi lainnya[4]

Referensi

3. Kulkarni A, Manji M, Rayner I. Anaesthesia for electro-convulsive therapy. Anaesthesia Tutorial of The Week 2014; 306: 7. https://www.wfsahq.org/documents/306%20Anaesthesia%20for%20Electro-convulsive%20Therapy%20ECT.pdf
4. Queensland Health. Guideline for The Administration of Electroconvulsive Therapy. Australia: State of Queensland; 2018. https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0028/444763/2018_Guideline-for-the-administration-of-Electroconvulsive-Therapy-v0.7.pdf
7. Andrade C, Arumugham SS, Thirthalli J. Adverse Effects of Electroconvulsive Therapy. Psychiatric Clinics of North America 2016;39:513–30. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27514303

Pendahuluan Electroconvulsive Th...
Kontraindikasi Electroconvulsive...

Artikel Terkait

  • Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
    Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Mei 2025, 18:58
Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan penyalahgunaan narkoba
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 38 thn laki laki dengan penyalahgunaan narkoba ganja dan sabu beliau memiliki bpjs, pasien dengan keluhan sering sedih,...
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 00:36
Terapi depresi di Faskes Primer
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Bagaimana memulai terapi depresi di Puskesmas dokter dengan kriteria sudah memenuhi kriteria depresi. Ditambah lagi sudh...
dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
Dibalas 17 September 2024, 08:35
Mengenal distimia (persistent depressive disorder)
Oleh: dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
3 Balasan
Distimia, juga dikenal sebagai gangguan depresi persisten (Persistent Depressive Disorder, PDD). Distimia merupakan gangguan mood kronis yang ditandai dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.