Pedoman Klinis Tes IQ
Beberapa pedoman klinis terkait tes intelligence quotient atau tes IQ terkait dengan penilaian intelegensi pasien dibandingkan dengan usia sebayanya. Berikut ini merupakan beberapa poin penting tentang indikasi tes IQ, skala yang dapat digunakan, keterbatasan tes IQ, komplikasi yang mungkin terjadi, dan edukasi yang perlu diberikan pada pasien:
- Tes IQ digunakan untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang tetapi hal ini tidak selalu berhubungan dengan tingkat kinerja seseorang. Tes IQ mengukur kemampuan verbal, visuospasial, aritmatika, dan pemecahan masalah
- Skala yang dapat digunakan untuk tes IQ adalah skala Stanford Binet (hanya untuk anak dan remaja) atau skala Wechsler yang bisa diterapkan pada anak, remaja, maupun orang dewasa
- Hasil tes IQ harus diinterpretasikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin menurunkan hasil tes, seperti penyakit psikologis yang mendasari misalnya gangguan mood dan cemas. Interpretasi yang salah bisa membuat pasien mengalami stigma, serta kehilangan peluang pekerjaan atau pendidikan
- Pada anak, hasil tes IQ bisa berubah seiring waktu karena pengaruh faktor sosial, ekonomi, lingkungan, dan perubahan otak saat masa remaja
- Dokter perlu mengedukasi masyarakat bahwa hasil tes IQ yang rendah tidak berarti pasien tidak bisa belajar atau berlatih kemampuan lebih tinggi[12–14]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli