Pedoman Klinis Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
Menurut pedoman klinis yang tersedia, operasi bypass jantung atau coronary artery bypass graft dilakukan sebagai pilihan terapi pada pasien dengan blokade arteri koroner signifikan atau pasien yang telah menjalani PCI (percutaneous coronary intervention) tetapi gagal. CABG dapat dilakukan dengan teknik on pump ataupun off pump. Pembuluh darah conduit yang sering dipilih adalah arteri toraks internal (ITA), vena saphena (SV), arteri radial (RA), dan arteri gastroepiploic kanan (RGEA).
Society of Thoracic Surgeons Risk Score (Skor STS) dapat dimanfaatkan untuk stratifikasi risiko pasien. Skor ini dapat membantu memprediksi efek samping, termasuk risiko kematian, gagal ginjal, stroke, kebutuhan ventilasi mekanik berkepanjangan, infeksi, operasi ulang, dan rawat inap berkepanjangan.
Pasien yang mendapat aspirin sebelum operasi sebaiknya tetap melanjutkan konsumsi sampai saat operasi. Sementara itu, konsumsi clopidogrel sebaiknya dihentikan selama 5 hari jika memungkinkan.
Setelah prosedur CABG, awasi tanda dan gejala komplikasi, seperti demam, nyeri dada, dan palpitas. Berikan pasien terapi antiplatelet kombinasi aspirin dan clopidogrel atau ticagrelor. Jaga kadar lipid dan berikan statin seperti atorvastatin jika perlu. Pada pasien dengan hipertensi, ACE inhibitor seperti enalapril dilaporkan dapat meningkatkan luaran pasien.[6,11]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan