Edukasi Pasien Transplantasi Jantung
Edukasi pasien menjelaskan pemahaman mengenai proses seleksi, risiko dan manfaat tindakan, serta rencana follow up jangka panjang. Edukasi harus realistis, transparan, dan melibatkan pasien serta keluarganya. Proses seleksi dan follow-up pasca-transplantasi harus dikelola secara individual, transparan, dan melibatkan pendekatan multidisiplin sesuai pedoman International Society for Heart and Lung Transplantation (ISHLT) tahun 2024.
Transplantasi jantung terbukti meningkatkan survival dan kualitas hidup pada gagal jantung stadium akhir, tetapi tetap membawa risiko komplikasi seumur hidup akibat imunosupresi.[6,9,20]
Edukasi Mengenai Penyakit Pasien
Pasien perlu memahami kondisi gagal jantung stadium akhir atau penyakit lain yang menyebabkan kebutuhan transplantasi. Diskusikan terapi konvensional yang sudah ditempuh, serta alasan mengapa transplantasi dipilih sebagai pilihan terakhir.[10-12]
Edukasi Mengenai Proses Seleksi Pasien
Pasien harus diberi tahu bahwa ketersediaan donor jantung sangat terbatas. Prioritas ditentukan berdasarkan tingkat kedaruratan medis dan prognosis. Faktor yang dievaluasi meliputi:
- Penyakit penyerta, misalnya hipertensi pulmonal ireversibel, kanker, infeksi aktif
- Status psikologis dan sosial untuk memastikan kepatuhan jangka panjang
- Kesiapan menghentikan perilaku berisiko, seperti merokok atau penyalahgunaan zat, di mana sebagian besar pusat transplantasi mensyaratkan bukti bebas nikotin sebelum masuk daftar tunggu[10-12,22]
Edukasi Mengenai Prosedur
Pasien perlu mengetahui bahwa selama operasi, jantung dan paru digantikan sementara oleh mesin cardiopulmonary bypass. Jantung donor dijahit ke pembuluh darah besar resipien, dan pasien akan dirawat ketat di unit perawatan intensif setelah operasi.[10-12]
Edukasi Terkait Kesintasan Pasca Transplantasi dan Risiko Komplikasi
Transplantasi jantung adalah prosedur kompleks dengan risiko jangka pendek dan panjang. Komplikasi meliputi perdarahan, infeksi, penolakan, cardiac allograft vasculopathy (CAV), disfungsi ginjal, keganasan, dan diabetes pasca transplantasi.
Menurut ISHLT Registry tahun 2023:
Survival 1 tahun: >85% pada dewasa, >90% pada anak
- Median survival: 12,5 tahun pada dewasa, 18 tahun pada anak
- Mortalitas setelah tahun pertama: rata-rata 3–4% per tahun
Pasien harus memahami bahwa risiko komplikasi tetap ada seumur hidup, tetapi kualitas hidup umumnya meningkat signifikan dibandingkan kondisi gagal jantung terminal.[6,9,20]
Edukasi Mengenai Pemantauan
Edukasi harus menekankan pentingnya follow up jangka panjang:
Tahun pertama: biopsi endomiokardial tiap 1–2 minggu, kemudian interval diperpanjang.
Tahun berikutnya: kontrol klinis rutin, pemantauan biomarker (misalnya donor-derived cell-free DNA), serta pemeriksaan fungsi ginjal, lipid, dan glukosa.
Deteksi kanker: skrining kulit, kolorektal, prostat, payudara, dan serviks kini menjadi standar rutin pasca transplantasi.[6,9,20]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini