Edukasi Pasien Transplantasi Jantung
Edukasi pasien kandidat transplantasi jantung meliputi edukasi mengenai proses seleksi yang harus dijalani untuk menentukan kelayakan menjalani prosedur. Edukasi pasien juga harus mencakup diskusi tentang kelangsungan hidup pasca transplantasi dan komplikasinya, serta rencana tindakan transplantasi jantung dan follow up pasca tindakan. Untuk individu dengan gagal jantung stadium akhir, transplantasi jantung dapat meningkatan kesintasan secara bermakna. Pasien juga akan mengalami perbaikan gejala gagal jantung, serta memiliki gaya hidup yang lebih aktif dan kualitas hidup yang lebih baik.[10,11]
Edukasi Mengenai Penyakit Pasien
Berikan penjelasan mengenai gagal jantung atau kondisi lain yang menyebabkan pasien memerlukan transplantasi. Sampaikan apa pilihan terapi konvensional yang umumnya dilakukan, dan pertimbangan untuk melakukan transplantasi jantung pada kasus klinis pasien.
Edukasi Mengenai Proses Seleksi Pasien
Pasien perlu dijelaskan bahwa di seluruh dunia permintaan untuk transplantasi jantung secara signifikan melebihi kemungkinan pasokan jantung donor. Oleh karena itu tidak semua pasien yang mungkin mendapat manfaat dari transplantasi jantung akan mendapatkannya. Pasien perlu menunggu adanya donor jantung yang cocok. Untuk memastikan prioritas yang adil, pasien dikelompokkan menjadi risiko kematian rendah, sedang, dan tinggi tanpa transplantasi.
Terlepas dari risiko kematian tanpa transplantasi, prediksi prognosis setelah transplantasi adalah bagian terpenting dari proses pemilihan pasien karena alasan utama transplantasi jantung adalah untuk meningkatkan kelangsungan hidup. Pasien dengan penyakit penyerta seperti hipertensi pulmonal ireversibel, kanker, atau mereka yang memiliki infeksi aktif yang merupakan penyebab kematian tertinggi pasca transplantasi, tidak dianjurkan untuk menjalani prosedur ini.
Sebelum menjalani transplantasi jantung, pasien memerlukan pemeriksaan yang ekstensif untuk menentukan eligibilitas. Evaluasi tersebut mencakup penilaian psikologis lengkap untuk memastikan bahwa kandidat akan mampu menjalani semua kesulitan prosedur ini, termasuk ketidakpastian proses menunggu, pemulihan yang tidak mudah pasca operasi, dan kesiapan untuk mematuhi regimen obat anti-penolakan. Sampaikan bahwa keputusan klinis mengenai kecocokan antara donor dengan resipien memerlukan evaluasi mendalam oleh tim multidisiplin.
Calon penerima transplantasi jantung disarankan untuk berhenti merokok. Banyak pusat di seluruh dunia tidak hanya akan menolak perokok aktif untuk menjalani transplantasi jantung, tetapi juga akan memeriksa kadar nikotin urine untuk memastikan bahwa orang tersebut benar-benar berhenti merokok.[1,10-13,22]
Edukasi Mengenai Prosedur
Beritahu pasien bahwa selama prosedur berlangsung, kerja jantung dan paru akan diambil alih oleh mesin. Kemudian, jantung donor akan dijahit ke pembuluh darah besar resipien dan pasien akan dipantau secara ketat selama proses pemulihan.[1,10-13]
Kesintasan Pasca Transplantasi dan Risiko Komplikasi
Tindakan transplantasi jantung merupakan prosedur medis invasif, sehingga tentu akan ada risiko seperti pada operasi lainnya, misalnya perdarahan dan infeksi. Selain itu, pasien juga berisiko mengalami reaksi penolakan terhadap cangkok, allograft vascular disease, disfungsi ginjal, dan kerentanan terhadap infeksi akibat konsumsi imunosupresan seumur hidup.
Sampaikan bahwa sekitar 85-90% pasien transplantasi jantung hidup 1 tahun setelah menjalani tindakan. Tingkat kematian tahunan sekitar 4% setelahnya dan kesintasan 3 tahun mendekati 75%.[23]
Pemantauan
Sampaikan pada pasien bahwa pemantauan atau follow up akan sangat sering dilaporkan terutama dalam tahun pertama setelah transplantasi. Pada bulan pertama, sampaikan bahwa dokter perlu melakukan biopsi setiap minggu, tapi akan dikurangi seiring berjalannya waktu. Frekuensi kunjungan dikurangi sesuai penilaian klinis dokter, sampai nantinya pasien hanya perlu melakukan kunjungan setahun sekali.[1,10-13]