Pedoman Klinis Transplantasi Jantung
Pedoman klinis transplantasi jantung adalah sebagai pilihan akhir apabila modalitas tata laksana lain sudah tidak mampu memberi hasil fungsional optimal bagi pasien. Secara umum, transplantasi jantung merupakan pengobatan pilihan untuk pasien tertentu dengan gagal jantung lanjut.
Penentuan Kelayakan
Ketersediaan jantung donor yang sesuai membatasi jumlah transplantasi yang dapat dilakukan. Oleh karenanya, pasien yang cocok mendapat transplantasi jantung harus dipilih dengan cermat.
Kelayakan untuk transplantasi jantung sebaiknya ditentukan oleh tim medis multidisiplin. Sebagian besar calon penerima transplantasi telah mengalami gagal jantung kronis selama beberapa tahun, tetapi individu tertentu dengan gagal jantung akut bisa saja layak mendapat transplantasi sebagai satu-satunya pilihan untuk memperpanjang kelangsungan hidup.
Sejumlah faktor dapat mengecualikan seseorang dari menerima transplantasi jantung. Hal ini umumnya sebagai akibat adanya peningkatan risiko kematian terkait operasi atau penurunan kemungkinan pemulihan setelah operasi. Contoh dari kondisi ini adalah kanker aktif, diabetes, obesitas, infeksi, penyalahgunaan zat, dan ketidakmampuan untuk mengikuti rencana terapi dan pemantauan pasca operasi.
Prosedur
Transplantasi jantung dilakukan dengan membuat sayatan pada sternum pasien. Selama tindakan, akan digunakan cardiopulmonary bypass yang menggantikan fungsi jantung dan paru pasien. Jantung donor diangkat oleh tim bedah setelah penilaian lengkap untuk memastikan fungsinya memadai. Setelah itu, ahli bedah menghubungkan jantung donor ke pembuluh darah utama resipien.
Penentuan waktu melakukan prosedur pada donor dan resipien sangat penting untuk meminimalisir waktu iskemik allograft dan waktu cardiopulmonary bypass resipien.
Pemantauan Pasien
Meskipun terapi imunosupresi telah menurunkan insiden reaksi penolakan akut, dokter tetap perlu melakukan pengawasan. Hal ini utamanya penting pada periode awal pasca transplantasi.
Komplikasi jangka panjang yang perlu dipantau mencakup vaskulopati allograft jantung, disfungsi ginjal, dan peningkatan insidensi keganasan.[2,5,6-8]