Pendahuluan Transplantasi Rambut
Transplantasi rambut merupakan tindakan restorasi rambut yang populer untuk penanganan kebotakan. Transplantasi rambut termasuk dalam prosedur estetik yang menggunakan teknik pemindahan unit folikuler (follicular unit transplantation atau FUT) dan ekstraksi unit folikuler (follicular unit extraction atau FUE). [1-3]
Seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi, dan media sosial yang banyak menampilkan visual, maka aspek estetik dan penampilan menjadi sangat penting bagi semua orang. Masalah kebotakan dapat menyebabkan gangguan kepercayaan diri.[4]
Alasan pasien menjalani transplantasi rambut seringkali karena aspek estetik. Jenis kebotakan yang paling sering membuat pasien menjalani prosedur transplantasi rambut adalah alopecia androgenetik pada laki-laki dan pada wanita. Tidak semua tipe kebotakan cocok untuk dilakukan transplantasi rambut.[1]
Berbagai cara dan modalitas medis untuk mengurangi kebotakan sudah berlangsung sejak lama, tetapi seringkali pasien merasa tidak puas dan tidak optimal. Selain itu, pasien juga merasa tidak efisien karena lamanya waktu terapi serta harus melakukan kunjungan berkala ke klinik.[4]
Transplantasi rambut dinilai menjadi solusi yang efektif dan memuaskan. Transplantasi rambut memiliki sejarah yang panjang. Eksperimen transplantasi rambut pertama kali dilakukan pada tahun 1822 oleh Dieffenbach pada burung. Sejak saat itu, transplantasi rambut terbagi menjadi dua grup besar.[1,4]
Grup pertama meneliti tentang peran autograft, sedangkan grup kedua meneliti tentang flap dan eksisi oleh ahli bedah. Dermatologi dari Jepang melakukan penelitian dengan menggunakan autograft kecil, yang terdiri dari folikel rambut, untuk koreksi alopesia sikatriks dan koreksi luka. Namun, tidak ada laporan mengenai teknik untuk alopecia androgenetik.[2]
Beberapa tahun kemudian, dr. Norman Orentreich yang sering dikenal sebagai bapak transplantasi rambut modern melakukan transplantasi rambut dengan lubang sebesar 4 mm untuk pemasangan graft. Sekitar tahun 2002, Rassman et al mendeskripsikan teknik follicular unit extraction (FUE) secara detail, dan mendeskripsikan fitur mikroskopik dari graft folikuler yang diambil dari lubang sebesar 1 mm.[2]
Sejak saat itu, FUE banyak dimodifikasi menjadi beberapa teknik, seperti prosedur FOX, FUSE (follicular unit separation extraction), teknik Wood’s, FIT (follicular isolation technique), dan IFGH (individual follicular group harvesting). Teknik-teknik tersebut sangat berkembang dan semakin populer untuk restorasi rambut, dan juga menarik perhatian pasien yang ingin melakukan prosedur transplantasi rambut.[1-3]