Farmakologi Etil Klorida
Farmakologi etil klorida adalah sebagai anestetik lokal yang diberikan secara topikal. Etil klorida bekerja dengan menurunkan suhu jaringan sehingga menyebabkan saraf perifer menjadi tidak peka.
Farmakodinamik
Etil klorida menghambat konduksi saraf di dekat tempat pemberian dengan menargetkan ujung saraf bebas di dermis atau mukosa. Penurunan suhu jaringan akibat pemberian etil klorida akan menyebabkan insensitivitas pada ujung saraf perifer dan efek anestesi lokal. Hal ini membuat etil klorida sesuai untuk digunakan dalam manajemen nyeri prosedural pada anak.
Konduksi impuls saraf terhambat karena penurunan permeabilitas membran sel saraf terhadap ion natrium. Perubahan permeabilitas ini mengurangi depolarisasi dan meningkatkan ambang rangsangan sampai kemampuan untuk menghasilkan potensi aksi hilang.[2,4,7]
Farmakokinetik
Etil klorida dapat diabsorpsi dengan cepat melalui kulit, dan onset kerjanya dalam 1 menit. Etil klorida mengalami deklorinasi pada proses metabolismenya, dan sebagian dieliminasi melalui pernapasan.
Absorpsi
Etil klorida dapat dengan mudah diabsorpsi melalui membran mukosa, paru, dan kulit. Faktor-faktor lain, yang memainkan peran penting dalam absorpsi adalah lokasi pemberian, yaitu awitan lebih cepat pada lokasi dengan stratum korneum tipis, serta vaskularisasi jaringan di area pemberian, luas permukaan, dan lama pemberian.
Onset kerja etil klorida adalah 1 menit setelah aplikasi. Penyemprotan etil klorida yang telalu lama pada kulit dapat mengakibatkan chemical frostbite.[2]
Metabolisme
Etil klorida tidak dimetabolisme secara signifikan. Studi yang ada menunjukkan adanya metabolisme oleh sitokrom P450 dan konjugasi dengan glutathione. Terdapat pula beberapa proses deklorinasi yang menunjukkan jalur metabolisme alternatif atau pemecahan senyawa secara nonenzimatik.[2,5]
Distribusi
Tidak terdapat data mengenai distribusi etil klorida dalam tubuh.
Eliminasi
Mayoritas etil klorida diekskresikan melalui ekshalasi pernapasan. Sebagian juga diekskresikan melalui urin, feses, dan keringat.[2]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra