Efek Samping dan Interaksi Obat Etil Klorida
Efek samping etil klorida dapat meliputi sensitisasi kulit, seperti ruam, gatal, bahkan anafilaksis. Perubahan pigmentasi kulit juga dapat terjadi akibat kulit membeku. Belum ada data interaksi obat dengan etil klorida yang teridentifikasi.
Efek Samping
Etil klorida hanya diindikasikan untuk pemakaian topikal. Terkadang, dapat terjadi reaksi sensitisasi pada kulit, seperti ruam, gatal, kemerahan pada kulit, bengkak, melepuh, angioedema, hingga anafilaksis. Selain itu, efek samping pada kulit lainnya dapat berupa rasa nyeri saat kulit yang beku mencair (thawing), serta terjadinya chemical frostbite jika penyemprotan dilakukan terlalu lama.
Paparan etil klorida jangka panjang diduga dapat menyebabkan kerusakan hepar atau ginjal. Efek samping pada hepar dapat bermanifestasi sebagai urin berwarna gelap, nyeri abdomen, tinja berwarna terang, dan ikterus. Pada ginjal, efek samping dapat berupa anuria, oliguria, dan hematuria.[1–4]
Inhalasi Etil Klorida
Inhalasi etil klorida dapat menyebabkan sensasi intoksikasi temporer, seperti rasa mabuk dan pusing. Pada kadar yang besar, pasien bisa mengalami inkoordinasi dan kehilangan kesadaran. Pasien juga bisa merasakan nyeri perut, iritasi mata, mual, dan muntah.
Inhalasi jangka panjang dapat menyebabkan gangguan neurologi seperti euforia, halusinasi, gangguan memori jangka pendek, ataxia, nistagmus, disartria, kejang, dan tidak sadarkan diri. Efek samping juga dapat terjadi pada sistem kardiovaskular, seperti munculnya aritmia, blok atrioventrikular (AV), bradiaritmia, fibrilasi ventrikel, bahkan asistol yang mengakibatkan henti jantung mendadak.[14,15]
Interaksi Obat
Belum terdapat data mengenai interaksi obat antara etil klorida dengan obat-obatan lainnya.
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra