Pendahuluan Etil Klorida
Etil klorida adalah obat anestesi lokal yang dapat digunakan untuk mengontrol rasa nyeri terkait injeksi, prosedur bedah minor, dan analgesik sementara pada cedera olahraga ringan. Etil klorida adalah agen vapocoolant atau pendingin kulit yang diindikasikan untuk pemberian topikal.[1,2]
Etil klorida yang diberikan dalam bentuk aerosol akan menguap dengan cepat dari permukaan kulit. Pemberian etil klorida akan menyebabkan pendinginan jaringan yang menghasilkan insensitivitas saraf perifer. Hal inilah yang menimbulkan efek anestesi lokal selama beberapa menit, sehingga sesuai untuk digunakan pada manajemen nyeri prosedural anak.[2–4]
Efek samping etil klorida, antara lain alergi pada kulit berupa kemerahan, bengkak, pengelupasan kulit, hinga reaksi berat seperti, angioedema dan anafilaksis. Penggunaan jangka panjang dilaporkan dapat menyebabkan gangguan fungsi hepar dan ginjal. Kontraindikasi penggunaan etil klorida adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas, serta jika pasien menderita porfiria.[3,5]
Peringatan penggunaan diberikan terkait efek vapocoolant dari etil klorida, yang dapat menyebabkan kulit rentan terkena infeksi dan penyembuhan luka yang lebih lama. Selain itu, sebaiknya area kulit di sekitar area terapi diolesi petrolatum agar menghindari pengelupasan kulit. Penggunaan etil klorida juga dapat merubah struktur histologi kulit jika akan dilakukan biopsi kulit.[3,6]
Pengawasan klinis diperlukan terhadap potensi penyalahgunaan etil klorida dengan cara diinhalasi. Inhalasi dapat menyebabkan terjadinya toksisitas etil klorida. Pada inhalasi akut, pasien dapat merasa mabuk, euforia, dan mengalami halusinasi. Inhalasi kronis dapat menyebabkan berbagai gejala neurologis, seperti ataxia, inkoordinasi otot, nistagmus, serta gejala kardiovaskular, misalnya aritmia, blok atrioventrikular (AV), fibrilasi ventrikel, bahkan henti jantung mendadak.[3,7]
[1–3]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Etil Klorida
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Anestetik[8] |
Subkelas | Anestetik lokal[8] |
Akses | Resep[8] |
Wanita hamil | Belum secara resmi ditetapkan ke dalam kategori kehamilan apapun oleh Food and Drug Administration[9] |
Wanita menyusui | Tidak ada data tentang ekskresi ke dalam air susu ibu[9] |
Anak-anak | Sesuai indikasi dan dosis[3] |
FDA | Approved[4] |
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra