Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Ritonavir general_alomedika 2024-02-20T10:49:31+07:00 2024-02-20T10:49:31+07:00
Ritonavir
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Ritonavir

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Konsumsi ritonavir berpotensi menimbulkan efek samping yang melibatkan berbagai sistem tubuh. Penggunaan bersama dengan obat lain perlu diperhatikan mengingat ritonavir memiliki interaksi dengan berbagai obat.[2,9]

Efek Samping

Efek samping yang paling sering terjadi pasca pemberian ritonavir, antara lain gejala gastrointestinal, seperti diare, mual, muntah, serta nyeri abdomen atas dan bawah. Efek samping lain yang juga sering ditemukan adalah ruam, astenia, dan gangguan neurologis, seperti parestesia pada ekstremitas atau sekitar lidah.[2,9]

Selain efek samping tersebut, ritonavir juga memiliki potensi untuk menimbulkan gangguan pada berbagai sistem tubuh, yaitu:

  • Mata: penglihatan kabur
  • Gastrointestinal: perdarahan, gastroesophageal reflux disease, dan flatulensi
  • Hepatobilier: peningkatan bilirubin dan hepatitis, peningkatan enzim hati
  • Sistem imun: urtikaria, edema wajah
  • Metabolisme dan nutrisi: edema, gout, hipertrigliserida, hiperkolestrolemia, resistensi insulin, lipodistrofi
  • Muskoskeletal: arthralgia, miopati, dan myalgia
  • Psikiatri: gangguan atensi, linglung
  • Renal: poliuria
  • Respirasi: batuk dan nyeri orofaringeal
  • Sistem saraf: disgeusia, pingsan, neuropati
  • Kulit: acne, pruritus
  • Pembuluh darah: hipertensi, flushing, hipotensi[2]

Interaksi Obat

Ritonavir dapat berinteraksi dengan obat lain dan menyebabkan peningkatan konsentrasi obat, penurunan konsentrasi obat, dan peningkatan risiko efek samping seperti hipotensi, aritmia, dan rhabdomiolisis.

Meningkatkan Konsentrasi Obat

Ritonavir dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi obat jika digunakan bersama berbagai obat lain. Contohnya adalah penggunaan ritonavir bersama dengan lidocaine, carbamazepine, ketoconazole, dan kolkisin; yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Interaksi Obat Ritonavir yang Meningkatkan Konsentrasi Obat

Golongan Obat Nama Obat
Protease inhibitor Amprenavir, atazanavir, darunavir, indinavir, saquinavir, tipranavir
Antagonis CCR5 Maraviroc
Analgesik Fentanyl, normeperidin
Antiaritmia

Lidocaine, meksiletin, disopiramid

Antineoplastik Dasatinib, nilotinib, vincristine, vinblastine
Antikoagulan Rivaroxaban
Antikonvulsan

Carbamazepine, clonazepam, ethosuximide

Antidepresan Nefazodone, sertraline, fluoxetine, amitriptyline, imipramine, desipramine, trazodon
Antiemetik Dronabinol
Antifungal

Ketoconazole, itraconazole

Antigout Kolkisin
Antibiotik Clarithromycin
Antipsikotik Perphenazine, risperidone, thiodazine, quetiapin
Obat kardiovaskular Metoprolol, timolol, diltiazem, nifedipine, verapamil, digoxin

Antagonis reseptor endothelin Bosentan
Anti hepatitis C

Simprevir
Inhibitor HMG-Coa reduktase

Atorvastatin, rosuvastatin

Imunosupresan

Siklosporin, tacrolimus, sirolimus

Steroid inhalasi atau intranasal Fluticasone, budesonide

Agonis reseptor beta-adrenoseptor Salmeterol
Inhibitor PDE5 Avanafil, sildenafil, tadalafil, vardenafil
Sedatif/hpnotik Busipron, klorazepat, diazepam, estazolam, flurazepam, zolpidem, midazolam parenteral
Steroid sistemik

Budesonide, dexamethasone, prednison

Stimulan Mefentamin

Menurunkan Konsentrasi Obat

Ritonavir dapat menyebabkan penurunan konsentrasi obat jika digunakan bersama beberapa obat lain. Misalnya jika ritonavir digunakan bersama methadone, phenytoin, dan teofilin; yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Interaksi Obat Ritonavir yang Menurunkan Konsentrasi Obat

Golongan Obat Nama Obat
Inhibitor integrase Raltegravir
Kontrasepsi oral atau patch

Etinil estradiol
Anestesi Meperidin
Antikonvulsan Divalproex, lamotrigine, phenytoin

Antidepresan Bupropion, hydroxybupropion
Antifungal Voriconazole
Antiparasit Atovaquone
Bronkodilator Teofilin

Peningkatan Risiko Efek Samping

Penggunaan ritonavir dengan alfuzosin HCl dapat menyebabkan hipotensi. Penggunaan bersama antiaritmia, seperti amiodarone, dronedaron, flekainid, propafenon, quinidine, atau cisapride dapat menyebabkan aritmia.

Penggunaan bersama dengan kolkisin dapat menyebabkan efek serius berupa gangguan ginjal dan hepar. Penggunaan bersama turunan ergot seperti dihidroergotamine dan ergotamine dapat menyebabkan toksisitas ergot, ditandai adanya vasospasme dan iskemia ekstremitas.

Penggunaan bersama simvastatin dan lovastatin dapat menyebabkan rhabdomiolisis.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

2. Food and Drugs Administration. Norvir (Ritonavir). Accessdata.fda.gov. 2017. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2017/209512lbl.pdf
9. Pascaš S, Krajnović T, Basile M, Dunđerović D, Cavalli E, Mangano K et al. Senescence as a main mechanism of Ritonavir and Ritonavir‐NO action against melanoma. Molecular Carcinogenesis. 2019;1-14.

Indikasi dan Dosis Ritonavir
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
    Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO
    Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO
  • Manifestasi Penyakit Kulit pada Pasien HIV/AIDS
    Manifestasi Penyakit Kulit pada Pasien HIV/AIDS

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Mei 2025, 20:49
HIV AIDS IO TB PARU, apa terapi yang tepat yang dapat diberikan?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien B20+TB Paru, dengan sesak napas, batuk 1 bulan, keluhan lain sakit kepala, teriak2 dan tidak bisa diajak berkomunikasi....
Anonymous
Dibalas 27 Mei 2025, 12:30
Tes HIV Non Reaktif , 5 bulan pasca berhubungan apakah sudah akurat ?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter, Izin bertanya dok, pasien melakukan Tes HIV dengan hasil Non Reaktif , di 5 bulan pasca berhubungan apakah sudah akurat ? Dan apakah perlu...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB berapa lama?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.